Kamis, 31 Oktober 2019

Makalah Profitabilitas



BAB I
1.1  LATAR BELAKANG
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba (keuntungan) dalam waktu tertentu. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para pemegang saham juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka akan semakin tinggi juga permintaan sahamnya.
Profitabilitas yang semakin baik, akan membuat investor menjadi semakin percaya untuk kemudian menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Pada gilirannya, profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yag dilakukan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.
Dalam kegiatan operasional perusahaan, profit merupakan elemen penting dalam menjamin kelangsungan perusahaan. Dengan adanya kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Pengguna semua sumber daya tersebut memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangkan dengan beban pokok penjualan dan beban-beban lainnya.
Penggunaan profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan bertujuan untuk (1) mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, (2) menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, (3) menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, dan (4) mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

1.2  TUJUAN PENULISAN
1.2.1                  Mendefinisikan Pengertian Analisis Rasio Profitabilitas
1.2.2                  Menjelaskan Tujuan dan Manfaat Analisis Rasio Profitabilitas
1.2.3                  Mengetahui Jenis – Jenis Analisis Rasio Profitabilitas


BAB II
2.1 PENGERTIAN ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
2.1.1 Pengertian Menurut Para Ahli
Menurut R. Agus Sartono (2010:122) menyatakan bahwa : Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Menurut Kasmir (2011:196) , menyatakan bahwa : Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Menurut Susan Irawati (2006:58), menyatakan bahwa : Rasio keuntungan atau profitability ratios adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.
2.1.2 Pengertian Analisis Rasio Profitabilitas Menurut Kami
            Dari pengertian para ahli diatas, bisa disimpulkan bahwa analisis rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi kinerja perusahaan.
2.2 TUJUAN DAN MANFAAT ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
            Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak di luar perusahaan, terutama pihak - pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
2.2.1 Tujuan Analisis Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2011:197) , yang menyatakan bahwa :   Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi peusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:
1.        Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
2.        Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3.        Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4.        Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5.        Untuk mengukur produtivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.  



2.2.2 Manfaat Analisis Rasio Profitabilitas
Manfaat dari rasio profitabilitas :
1.      Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.
2.      Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3.      Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4.      Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5.      Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.  

2.3 JENIS – JENIS ANALISIS RASIO PROFITABILITAS
Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis jenis akuntansi keuangan antara lain:
1.      Profit Margin (Rasio Profit Margin)
Profit Margin on Sales atau Rasio Profit Margin Merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara menggunakan rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih.
Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin menurut Kasmir (2013: 199) yaitu :
A.    Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa. Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional. Jika sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam melakukan kegiatan operasional. Rumus perhitungan laba kotor sebagai berikut.

Gross Profit Margin = (Laba Kotor : Total Pendapatan) x 100%

Contoh :
Laba kotor perusahaan PT Megah Sejahtera Rp. 48.000.000
Total pendapatan perusahaan : Rp. 55.000.000
Maka Gross Profit Margin perusahaan PT Megah Sejahtera adalah
= (Rp. 48.000.000 : Rp. 55.000.000) x 100% = 87%
B.     Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)
Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.
Net Profit Margin = (Laba bersih setelah pajak : penjualan) x 100%

Contoh :
Pendapatan penjualan bersih (Net Sales) Rp. 27.063.310.000.000
Laba bersih setelah pajak (Net Profit After Tax) Rp.2.064.650.000.000
Margin Laba bersih (Net Profit Margin)               = ???
Jawab :
Net Profit Margin = laba bersih setelah pajak : penjualan
= (Rp. 2.064.650.000.000 : Rp. 27.063.310.000.000) x 100%
= 7,63%

2.      Return On Investment (ROI)
Return On Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasi.
            Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.
            Rumus yang digunakan untuk mencaro ROI adalah sebagai berikut:
ROI = ((Laba Atas Investasi – Investasi Awal) : Investasi) x 100%

            Contoh :
Perusahaan Maju Bersama melakukan investasi sebesar Rp. 500.000.000 kepada sebuah usaha penjualan produk kendaraan. Perusahaan Maju Bersama ternyata mendapatkan penjualan sebesar 1000 unit kendaraan. Dan dari penjualan tersebut perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 600.000.000.
Diketahui :      Keuntungan (laba) investasi sebesar Rp. 100.000.000
                                    Mondal (investasi) awal Rp. 500.000.000,-


Jadi perhitungannya sebagai berikut :
ROI = ((Rp. 600.000.000 – Rp. 500.000.000) : Rp. 500.000.000) x 100%
ROI = (Rp. 100.000.000 : Rp. 500.000.000) x 100%
ROI = 20%
Jadi diperoleh ROI nya sebesar 20%
3.      Return On Equity (ROE)
Hasil pengembalian ekuitas atau Return On Equity atau Rentabilitas Modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efesiensi modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
            Rumus untuk mencari Return On Equity dapat digunakan sebagai berikut :
ROE = (Laba bersih setelah pajak : Ekuitas pemegang saham) x 100%

Contoh :
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan per tanggal 31 Desember 2017, PT Megah Sejahtera yang bergerak di sektor konstruksi memiliki laba bersih setelah pajak sebesar Rp. 500.000.000. total ekuitas pemegang saham adalah sebanyak Rp. 800.000.000. berapa rasio pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE) PT Megah Sejahtera ?

Jawab :
ROE = Laba bersih setelah pajak : Ekuitas pemegang saham
ROE = (Rp. 500.000.000 : Rp.800.000.000) x 100%
ROE = 62,5%

4.      Return On Sales ( ROS)
Return On Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya – biaya variable produksi seperti upah pekerja, bahan baku, dan lain – lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin operasional (Operasional Margin) atau margin pendapatan operasional (Operating Income Margin)
            Berikut rumus untuk menghitung Return On Sales (ROS) :
ROS = (Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%

Contoh :
PT Megah Sejahtera menghasilkan laba sebelum pajak dan bunga sebesar Rp.100.000.000 sedangkan penjualan adalah sebesar Rp.1.500.000.000. berapakah ROS atau tingkat pengembalian penjualan PT Megah Sejahtera ??
Jawab :
ROS = (Laba Sebelum Pajak dan Bunga : Penjualan) x 100%
ROS = (Rp.100.000.000 : Rp.1.500.000.000) x 100% = 6,7 %

5.      Return On Assets (ROA)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai presentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset sehingga efesiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari presentase rasio ini. Rumus dari Return On Assets sebagai berikut :
ROA = (Laba Bersih : Total Aset) x 100%

Contoh :
Dengan memakai data laporan keuangan. Diketahui Laba bersih perusahaan sebesar Rp.180.000.000 dan total aset Rp.20.000.000 maka hitunglah ROA perusahaan!
Jawab :
ROA = Laba bersih : Total Aset x 100%
ROA = Rp.180.000.000 : Rp.20.000.000
ROA = 9%

6.        Earning Per Share (EPS)
Earning per Share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan, manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat memperhatikan Earning Per Share  karena menjadi indicator keberhasilan perusahaan. Rumus Earning Per Share sebagai berikut :
EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen / Jumlah Saham Biasa yang Beredar
Contoh:
Perusahaan Setia Merdeka mempunyai saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar pada tahun 2017, Laba bersih setelah pajak adalah Rp1 miliar. Perusahaan Setia Merdeka kemudian memutuskan untuk membagikan 10% dividen atau sekitar Rp100 juta kepada pemegang sahamnya. Berapakah Earning Per Share (EPS) atau Laba per lembar sahamnya ?
Jawab :
Laba per Saham (EPS) =  (Laba Bersih setelah Pajak – Dividen) : Jumlah Saham yang Beredar
Laba per Saham (EPS) =  (1.000.000.000 – Rp100.000.000) : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900.000.000 : 1.000.000
Laba per Saham (EPS) = 900,- 
Jadi Laba per Saham atau Earning per Share (EPS) PT Setia Merdeka adalah sebesar Rp900.



2.4 STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
PT ABC
Laporan Posisi Keuangan
(dalam rupiah)
Keterangan / Tahun
2012
2013
Aset


Aset Lancar


- Kas
3.000
2.500
-Surat Berharga
2.000
1.000
-Piutang Dagang
4.500
6.000
-Persediaan Barang
16.000
17.000
Jumlah Aset Lancar
25.500
26.500
Asset Tidak Lancar


-Tanah
15.000
10.000
-Bangunan
40.000
30.000
-Kendaraan
20.000
18.000
-Peralatan kantor
7.000
9.000
Jumlah aset tidak lancar
82.000
67.000
Total Aset
107.500
93.500
Liabilitas


Liabilitas Jangka Pendek


-Utang dagang
10.000
15.000
-Utang wesel
2.000
6.000
Jumlah utang lancar
17.000
21.000
Liabilitas jangka panjang


-Utang bank
10.000
5.000
-Utang obligasi
30.000
25.000
Jumlah Liabilitas Tidak Lancar
40.000
30.000
Jumlah Liabilitas
57.000
51.000
Ekuitas


-Modal
30.000
25.000
-Agio saham biasa
3.000
2.500
-Laba ditahan
17.500
15.000
Jumlah Ekuitas
50.500
42.500
Total Liabilitas Dan Ekuitas
107.500
93.500

PT ABC
Laporan Laba/Rugi
(dalam rupiah)
Keterangan/Tahun
2012
2013
Penjualan Bersih
160.000
135.000
     Hpp
110.000
95.000
Laba Kotor
50.000
40.000
     Beban Operasi
30.000
25.000
Laba Operasi
20.000
15.000
     Beban Bunga
6.000
5.000
Laba Sebelum Pajak
14.000
10.000
     Beban Pajak
5.600
4.000
Laba Bersih
8.400
6.000

PEMBAHASAN
Adapun rasio profitabilitas yang akan dipakai adalah :
1.      Gross Profit Margin
Gross Profit Margin = Laba Kotor : Total Pendapatan x 100%
Di Tahun 2012            = Rp.50.000 : Rp.160.000 x100%
                                    = 31,25%
Di Tahun 2013            = Rp.40.000 : Rp.135.000 x 100%
                                    = 29,6%
Artinya bahwa setiap Rp1,- (satu rupiah) di tahun 2012 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp0,3125. Semakin tinggi profitabilitasnya berarti semakin baik. Tetapi pada penghitungan Gross Profit Margin, sangat dipengaruhi oleh HPP, sebab semakin besar HPP, maka akan semakin kecil Gross Profit Margin yang dihasilkan. Dan perusahaan ini ditahun berikutnya mengalami penurunan seperti halnya di laporan laba ruginya.
2.      Net Profit Margin
Net Profit Margin = Laba setelah pajak : Penjualan x 100%
Di Tahun 2012            = Rp.8.400 : Rp.160.000 x 100%
                                    = 5,25%
Di Tahun 2013            = Rp.6.000 : Rp.135.000 x 100%
                                    = 4,4%
Artinya memang perusahaan mengalami penurunan penjualan dari periode ini. Dikarenakan gross profit margin nya juga menurun. Apabila Gross Profit Margin selama suatu periode tidak berubah, sedangkan Net Profit Marginnya mengalami penurunan, berarti biaya meningkat relatif besar dibanding dengan peningkatan penjualan.
3.      ROA ( Return on Assets)
Return on Assets = Laba setelah pajak (EAT) : Total Aktiva x 100%
2012                = Rp.8.400 : Rp.107.500 x 100%
                        = 7,8%
2013                = Rp.6.000 : Rp. 93.500 x 100%
                        = 6,4%
Artinya menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan, berarti dengan Rp1000,- aktiva akan menghasilkan laba bersih setelah pajak Rp78 atau dengan Rp1,- menghasilkan laba bersih (EAT) Rp0,078,-
4.      ROS ( Return on Sales)
Return on Sales = Laba sebelum pajak dan bunga : penjualan x 100%
2012                = Rp.30.000 : Rp.160.000 x 100%
                        = 18,75%
2013                = Rp.25.000 : Rp.135.000 x 100%
                        = 18,5%
Artinya tingkat keuntungan yang diperoleh PT ABC di tahun 2012 dari setiap rupiahnya menghasilkan 0,01875 dan mengalami penurunan di periode berikutnya.


















BAB III
1.1    KESIMPULAN
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mencapai laba. Jenis-jenis rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan standar akuntansi keuangan.











DAFTAR PUSTAKA