MAKALAH
ANALISIS TITIK IMPAS
DOSEN
Oleh :
Kelompok 12
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan makalah materi
mata kuliah Pengantar Bisnis yang berjudul “BREAK EVEN POINT” tepat pada
waktunya.
Makalah ini berisi uraian mengenai Break Even Point mulai dari
Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas) ,Jenis Biaya Berdasarkan Break Even
(Titik Impas), Cara Menentukan Break Even Point (BEP)/Titik Impas,dan
Keterbatasan Analisis Break Even Point. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu selaku Dosen kami dalam pembelajaran mata kuliah Pengantar
Bisnis,dan juga kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Harapan terdalam kami, semoga penyusunan makalah ini bisa
bermanfaat bagi kita semua serta menjadi tambahan informasi mengenai “ BREAK
EVEN POINT”bagi para pembaca.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, dengan hati yang terbuka kritik serta saran
yang konstruktif guna kesempurnaan tugas makalah ini. Demikian makalah ini kami
susun,apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan banyak terdapat
kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga bermanfaat.
Termakasih .
Tangerang,18
Oktober 2019
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu
merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka
tentunya akan mengeluarkan biaya produsi, maka dengan analisis titik impas dapat
diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak
menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang
bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan.
Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh
terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya,sehingga dengan penentuan titik
impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan jumlah harga yang pada
penjualan. Analisis break even point sering digunakan dalam hal yang
lainmisalnya dalam analisis laporan keuangan.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimanakah
Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)?
2. Bagaimanakah Jenis
Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas) ?
3. Bagaimanakah Cara
Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas ?
4. Bagaimana
Keterbatasan Analisis Break Even Point ?
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Berdasarkan rumusan
masalah diatas dapat disimpulkan tujuan dari penulisan adalah sebagai berikut :
1. Memahami Manfaat
Analisis Break Even (Titik Impas).
2. Memahami Jenis Biaya
Berdasarkan Break Even (Titik Impas).
3. Memahami Cara
Menentukan Break Even Point (BEP).
4. Memahami
Keterbatasan Analisis Break Even Point.
1.4 MANFAAT
Manfaat dalam
pembuatan makalah ini agar pembaca bisa mengetahui dan menambah wawasan pembaca
yang menegenai materi yang telah dibuat. Setelah membaca makalah ini pembaca
diharapkan dapat menambah pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manfaat Analisis Break Even (Titik
Impas)
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan
tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau
kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk
menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita
kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan
melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya,
dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu.
Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan
mengenaihal-hal sebagai berikut:
a. Jumlah penjualan
minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan
yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c. Seberapa
jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
D. Untuk mengetahui
bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap
keuntungan yang diperoleh.
2.2 Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik
Impas).
Biaya yang dikeluarkan
perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Variabel Cost
(biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai
dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya
variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan
dengan penjualan dalam unit.
2. Fixed Cost (biaya
tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak
terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function
of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh
biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini
tetap dikeluarkan.
3. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel
dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya
yang tergolong jenis ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman
dimana komisi bagi
Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 43
salesman ini tetap
unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
2.3 Menentukan Break Even Point
(BEP) / Titik Impas
• Mathematical Approach
BEP-Rupiah
= Total Fixed
Cost
x Harga jual / unit
Harga jual per unit - variable
cost
BEP-Unit
= Fixed Cost
Harga Jual – Variabel Cost
BEP untuk produk ganda
= FC/ [(1-v/c)xWi]
Keterangan :
Biaya Tetap(FC) adalah
biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang berproduksi seperti
biaya gaji karyawan, biaya penyusutan peratalan usaha, biaya asuransi. Dll.
Biaya Variable (VC)
adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah
produksi. Misalnya bahan baku, bahan bakar, biaya listrik dll.
Harga per unit adalah
harga jual barang atau jasa yang dihasilkan.
Biaya Variable per
unit adalah total biaya variable dibagi dengan jumlah unit yang di produksi
atau dengan kata lain biaya rata-rata per unit.
Margin Kontribusi per
unit adalah selisih harga jual per unit dengan biaya variable per unit.
Wi: presentasi dari
total penjualan (Rp) tiap produk, disebut bobot kontribusi margin.
1.
Contoh 1
Fixed Cost suatu toko
sepatu : Rp.500.000,-
Variable
cost Rp.10.000 / unit
Harga jual
Rp. 20.000 / unit
Maka BEP per unitnya
adalah
BEP
= Fixed Cost
Harga Jual – Variabel Cost
BEP
= Rp.500.000
20.000 – 10.000
= 50 unit
Artinya perusahaan
perlu menjual 50 unit sepasang sepatu agar terjadi break even point. Pada
pejualan unit ke 51, maka toko itu mulai memperoleh keuntungan.
Contoh BEP untuk
menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi BEP :
Total Fixed Cost
__________________________________
x Harga jual / unit
Harga jual per unit -
variable cost
Dengan menggunakan
contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus diterima agar
terjadi BEP adalah
Rp.500.00
x Rp.20.000 = Rp.1.000.000,
20.000 – 10.000
2.
Contoh 2
Sebuah perusahaan yang
diberi nama “Usaha Maju” memiliki data-data biaya dan rencana produksi seperti
berikut ini :
a.
Biaya Tetap sebulan adalah sebesar Rp.140juta yaitu terdiri dari :
biaya gaji pegawai +
pemilik = Rp.75,000,000
biaya penyusutan mobil
kijang = Rp. 1,500,000
biaya asuransi
kesehatan
= Rp.15,000,000
biaya sewa gedung
kantor
= Rp.18,500,000
biaya sewa
pabrik
= Rp.30,000,000
b.
Biaya variable per unit Rp. 75,000.00 yaitu terdiri dari :
biaya bahan
baku
= Rp.35,000
biaya tenaga
kerja langsung =
Rp.25,000
biaya
lain
= Rp.15,000
c.
Harga Jual per Unit Rp.95,000.
Sekarang mari kita
hitung berapa tingkat BEP usaha tersebut baik dalam unit maupun dalam
rupiah :
BEP unit adalah
= Biaya Tetap / (harga
per unit – biaya variable per unit)
= Rp.140juta /
(Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.140juta /
Rp.20,000
= 7,000 unit
BEP Rupiah adalah
= Total Fixed
Cost
x Harga jual / unit
Harga jual per unit - variable
cost
=Rp.140
juta
x Rp. 95.000
Rp.95.000
– Rp.75.000
= Rp.140
juta x Rp. 95.000
Rp.
20.000
= Rp 665.000.000
Penjelasan perhitungan
BEP :
Untuk dapat beroperasi
dalam kondisi BEP yaitu laba nol, perusahaan Usaha Maju harus dapat
menghasilkan produk sebanyak 7,000 unit dengan harga Rp.95,000 unit, maka
jumlah penjualannya akan menjadi Rp.665.000.000
Aplikasi BEP untuk
penghitungan target laba.
Dengan mengetahui
kapan perusahaan melewati tingkat BEP, maka anda sebagai manager atau pemilik
Usaha Maju Terus akan dapat menghitung berapa minimal penjualan untuk
mendapatkan laba yang anda targetkan, yaitu dengan cara menambahkan laba yang
ditargetkan tersebut dengan biaya tetap yang anda miliki.
Misalkan target laba
anda sebulan adalah Rp.75 juta, maka minimal penjualan yang anda harus capai
adalah sebagai berikut :
BEP –
Laba = (Biaya Tetap + Target Laba) / (Harga per unit –
Biaya Variable/ unit)
= (Rp.140juta +
Rp.75juta) / (Rp.95,000 – Rp.75,000)
= Rp.215juta /
Rp.20,000
= 10,750 unit
Mari kita buktikan
perhitungan tersebut diatas, apakah benar dengan menjual sebanyak 10,750 unit
Usaha Maju Terus akan mendapatkan laba sebesar Rp.75,000,000.
A . Penjualan
Rp.1.021.250.000
B. Dikurangi:
1. biaya tetap
Rp. 140.000.000
2. biaya variabel
(10.750xRp.75.000)
Rp. 806.250.000
Total biaya
Rp. 946250000
C. Laba/Rugi
Rp. 75.000.000
Kesimpulan : Terbukti.
• Graphical Approach
Secara grafis titik
break even ditentukan oleh persilangan antara garis total revenue dan garis
total cost.
2.4 Keterbatasan Analisis Break Even Point
Analisis break even
dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama
periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga
jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi
titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan.
Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai
limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
• Fixed cost haruslah
konstan selama periode atau range of out put tertentu
Laboratorium
Pengembangan Akuntansi 45
•
Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
• Sales price perunit
tidak berubah dalam periode tertentu
• Sales mix adalah
konstan
Berdasarkan
limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah
apabila:
1. Perubahan FC,
terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi,
dimana perubahan ini di tandai dengan
naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi
kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
2. Perubahan pada
variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini
akan menentukan bagaimana miringnya garis
total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
3. Perubahan dalam
sales price per unit
Perubahan ini akan
mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit
pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan
menggeser kebawah atau sebaliknya.
4. Terjadinya
perubahan dalam sales mix
Apabila suatu
perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau
perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap.
Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan
produk B tetap maka BEP pun akan berubah.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik
atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinyan tidak memperoleh keuntungan
dan tidak menderita kerugian. Tujuan dari analisis break event point yaitu
untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan
akan mencapai laba tertentu.
Analisis Break Even Point secara umum dapat memberikan informasi
kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya,
dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjulalan tertentu.
Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik
break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini dapat
dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik
turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.
B. Saran
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam
produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain
(sales mix) haruslah tetap. Karena keadaan ini dapat dipertahankan apabila
biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan
biaya akan mempengaruhi titik break even.
Jadi,Tujuan dari analisis break event point yaitu untuk
mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan akan
mencapai laba tertentu.
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Apabila ada terdapat kesalahan kami mohon dapat
memaafkan dan memakluminya, TERIMAKASIH.
DAFTAR PUSTAKA
Amelncakia.2013.
Manfaat analisis break even point. Tersedia pada: blogspot.com. Diakses
pada 04 November 2014 pukul 20.00
Elearning.2012.jenis
biaya berdasarkan break even point.Tersedia pada:gunadarma.com. Diakses pada 04
November 2014
Shelmi.2009. Cara
menentukan break even point. Tersedia pada: wordprees.com. Diakses pada 04
November 2014
Arintazman.2012.
Keterbatasan analisis break even point. Tersedia pada:
blogspot.com. Diakses pada 04 November 2014 pukul 20.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar