Kamis, 31 Oktober 2019

Makalah Analisis Perkreditan


ANALISIS PERKREDITAN
TUGAS MAKALAH
DISUSUN GUNA MELENGKAPI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
OLEH :


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN AJARAN 2018-2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN . Sholawat serta salam kami panjatkan juga kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada jalan yang lurus.
            Dalam makalah ini kami sangat berterima kasih kepada pihak terkait, karenanya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada dosen Audit I kami Ibu Afrida Yani, S.E.,M.M., karena berkatnya kami dapat belajar, memahami, dan menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang di berikan.Topik pada makalah kami ialah “ Analisis Perkreditan “. Kami berharap dapat mengambil pelajaran dari makalah ini.
            Akhirul kalam kami menyadari bahwa makalah ini jauh dalam kata sempurna. Karenanya kami mengharapkan saran dan pendapat untuk makalah kami selanjutnya. Kami juga berharap agar makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Tangerang,   Oktober 2019


         Tim Penyusun




DAFTAR ISI


Kata Pengantar............................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang.................................................................................................................... 2
1.2    Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
1.3    Tujuan................................................................................................................................... 2
1.4    Metode Penulisan.............................................................................................................. 2
1.5    Manfaat Penulisan............................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1    Kredit..................................................................................................................................... 3
          2.1.1 Maksud dan Tujuan Kredit...................................................................................... 3
          2.1.2 Jenis-Jenis Kredit..................................................................................................... 4
          2.1.3 Perhitungan Kebutuhan Kredit.............................................................................. 9
2.2    Kebijakan Perkreditan..................................................................................................... 10
2.3    Analisis Perkreditan......................................................................................................... 13
          2.3.1 5C.............................................................................................................................. 13
          2.3.2 7C.............................................................................................................................. 14
          2.3.3 Studi Kelayakan...................................................................................................... 15
2.4    Contoh Kasus................................................................................................................... 18
          2.4.1 Gambaran Perusahaaan....................................................................................... 18
          2.4.2 Analisis Kredit......................................................................................................... 19

BAB III Penutup
3.1    Kesimpulan....................................................................................................................... 31
Daftar Pustaka............................................................................................................................ 32

























BAB I
PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG

Kredit merupakan salah satu kegiatan dalam dunia perbankan yang menghasilkan profit. Bank mendapatkan profit dari bunga kredit yang diberikan untuk debitur. Kredit adalah asset terbesar dalam dunia perbankan. Untuk itu kredit harus diawasi dimulai dari pengajuan, pemberian, pelaksanaan hingga pelunasannya agar tidak terjadi kredit macet. Kredit tidak bisa diberikan langsung kepada sembarang orang. Sebelum memberikan kredit kepada calon debitur harus diperhatikan faktor-faktor serta dianalisis keuangannya agar kredit yang dipinjamkan tidak menjadi kredit macet dan membuat sebuah bank tidak bisa menjalani kewajibannya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penganalisisan laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana kategori perusahaan yang dapat dipinjamkan kredit oleh suatu bank.

1.2       RUMUSAN MASALAH

·         Apa yang dimaksud dengan kredit ?
·         Apa  saja kebijakan perkreditan di Indonesia ?
·         Bagaimana analisis perkreditan ?

1.3       TUJUAN

Tujuan makalah ini untuk lebih memahami Tentang Analisis perkreditan. Dan juga kami bertujuan untuk melaksanaan tugas kelompok yang dosen saya berikan.

1.4       METODE PENULISAN

Penyusun mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah : Studi kasus dan studi pustaka. Dalam metode ini penulis membaca artikel dan buku yang terkait dengan penyusunan makalah ini.

1.5       MANFAAT PENULISAN

Memberikan pembelajaran dalam hal analisis perkreditan.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1               KREDIT

Pengertian
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Pengertian kredit sendiri mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti “kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti “kepercayaan” karena itu dasar kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian seseorang memperoleh kredit pada dasarnya adalah memperoleh kepercayaan.
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah "penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga". Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.
Dalam arti luas, kredit merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Menurut UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam atara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

2.1.1             Maksud Dan Tujuan Kredit
Pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah, dunia usaha ataupun perorangan. Maksud dan tujuan kredit mencakup scope yang luas,ada dua fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah
a.    Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diteguk dari pemungutan bunga.
b.    Safety, yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benarbenar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

Tujuan kredit berarti tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh suatu negara karena pada dasarnya tujuan kredit didasarkan pada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut, seperti di negara-negara liberal di mana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Pemberian kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan maka bank hanya boleh meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit apabila nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang telah diterimanya itu. Dari factor kemauan dan kemampuan tersebut, maka tersimpul suatu unsur keamanan dan unsur keuntungan dari suatu kredit.
Penilaian kredit, atau disebut juga analisis kredit, dilakukan oleh suatu tim atau bagian dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit yang diajukan dengan tujuan untuk menilai kondisi calon debitur. Analisa kredit ini dimaksudkan agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah, memberikan hasil, dan aman. Dengan adanya analisis kredit tersebut diharapkan resiko default yang disebabkan ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya sesuai yang disepakati sebagaimana tertuang dalam perjanjian kredit dapat diperkecil. Analisis kredit yang kurang akurat akan menyebabkan terjadinya kredit yang bermasalah dan selanjutnya akan mempengaruhi kualitas portofolio kredit bank.

2.1.2             Jenis-Jenis Kredit
Jenis kredit dibagi menjadi ;
1.    Jenis-jenis kredit yang secara umum dapat diberikan oleh bank
a.    Pinjaman Rekening Koran (PRK)
Adalah pinjaman revolving jangka waktu (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank dengan mempergunakan cek, bilyet giro atau alat perintah pembayaran lainnya. Tujuan PRK adalah untuk membiayai modal kerja.
Perhitungan bunga dilakukan secaha harian berdasarkan saldo akhir bulan, total bunga selama satu bulan akan dibayar pada akhir bulan.
Rumus Bunga = 
Keteranga :
Bunga : bunga pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu
Saldo : saldo debet (0/s) tanggal yang bersangkutan
Rate : suku bunga per tahun

b.    Pinjaman Aksep
Pinjaman AAksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank. Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja.
Setiap akan mendropping dana, debitur harus menandatangani surat aksep (surat pengakuan hutang), jumlah maksimum penarikan ditentukan oleh plafond limit yang diberkan.
Perhitungan bunga dilakukan sesuai dengan lamanya pemakaian dana oleh debitur.
Rumus :
Bunga =
Keteranga :
Bunga : bunga pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu
Saldo : saldo debet (0/s) tanggal yang bersangkutan
Rate : suku bunga per tahun
Hari : jumlah hari pemakaian dana

c.    Anjak Piutang
Ada fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum jatuh tempo) dijual kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian persen.
Difasilitas anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat :
·         Faktor, yaitu pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang;
·         Client, yaitu pihak yang menjual piutang;
·         Debitor, ini merupakan pihak yang memiliki hutang kepada client dan merupakan objek transaksi anjak piutang.

d.    Pinjaman Sindikasi
Adalah pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal dari beberapa bank atau pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank. Pinjaman ini dapat merupakan pinjaman investasi untuk membiayai suatu proyek (misalnya pembangunan hotel, pusat pertokoan dan lain-lain) atau untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
Bank yang tergabung dalam pinjaman sindikasi ini ada yang bertugas sebagai :
·         Lead bank yaitu pihak yang menyediakan dana dalam porsi besar dalam sindikasi tersebut dibandingkan dengan lainnya juga segabai pengelola kegiatan sindikasi tersebut baik dalam hubungan dengan debitur maupun terhadap peserta sindikasi lainnya.
·         Participant bank yaitu bank yang menjadi anggota sindikasi dan bertugas hanya menyediakan dana saja.

e.    Term Loan
Adalah pinjaman non revolving yang dipergunakn untuk membiayai investasi aktiva tetap (alat yang tidak habis dipergunakan untuk satu siklus usaha). Pencairan dananya dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai dana yang ditarik. Pembayaran kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan grace perio, pembayaran hanya mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok dan bunga dimulai setelah grace period berakhir.

2.    Menurut jenis kredit yang dibiayai
a.    Kredit modal kerja
Yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi modal kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu cycle usaha, hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu perusahaan akan berupa uang kas/ bank ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan bahan dalam proses, persediaan bahan baku. Apabila dibicarakan modal kerja bersih maka perlu dikurangi lagi dengan current liabilitiesnya.

b.    Kredit investasi
Yaitu kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang modal yaitu tidak habis dalam satu cycle usaha, maksudnya proses dari pengeluaran uang kas dan kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan jangka waktu yang cukup panjang setelah melalui beberapa kali perputaran. (Mulyono, 1993).
Misalnya seorang debitur mendapatkan kredit untuk mendirikan pabrik, atau barang modal lainnya. Uang kas yang dikeluarkan untuk membeli barang-barang modal tersebut akan baru dapat terhimpun kembali setelah melalui proses depresiasi/ deplesi/ amortisasinya sesuai jangka waktu ekonomisnya (economical useful life) yamg mana dana depresiasi yang berupa out of pocket cost tersebut dikumpulkan. Jadi ada 2 ciri pokok dari kredit investasi yaitu: barang yang akan dibeli merupakan barang-barang modal dan jangka waktunya cukup lama.

c.    Kredit konsumsi (Personal Loan)
Bentuk kredit yang diberikan kepada perorangan ini bukan dalam rangka untuk mendapatkan laba tetapi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi.


3.    Menurut resiko pembiayaan
a.    Kredit dari dana bank yang bersangkutan
Dasar dari kredit ini diberikan atas dasar kemampuan dari bank yang bersangkutan didalam mengumpulkan dana dari masyarakat yang menjadi nasabahnya baik berupa giro, deposito maupun modal sendiri dan pinjaman-pinjaman lainnya.

b.    Kredit dengan dana likuiditas Bank Indonesia
Sesuai dengan fungsinya bank sebagai agent of development khususnya pada bank-bank pemerintah, maka dalam pengembangan sektor-sektor perekonomian tertentu bank sentral telah memberikan berbagai fasilitas penyediaan “Dana Likuiditas”.


c.    Kredit kelolaan
Kredit diperoleh Pemerintah Indonesia dari Luar Negri untuk membantu berbagai pembiayaan pembangunan proyek-proyek swasta/ pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk bantuan kredit yang disalurkan melalui sistem perbankan.

4.    Macam-macam kredit menurut sifat penggunaannya
a.    Kredit konsumtif
Yaitu kredit yang digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi. Artinya uang kredit akan habis digunakan untuk semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Kredit ini tidak bernilai bila ditinjau dari segi utility uang.

b.    Kredit produktif
Yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui kredit produktif ini suatu utility uang dan barang dapat terlihat dengan nyata. Tegasnya kredit ini digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Kredit produktif yang disediakan dalam rangka menunjang program pembangunan antara lain : Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP), Kredit Bimas / Inmas, Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Kecil (KUK).

5.    Macam-macam kredit menuurut keperluannya
a.    Kredit produksi/ekspoitasi
Yaitu kredit yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun peningkatan kualitatif, Kredit ini disebut kredit Eksploitasi karena bantuan modal kerja tersebut digunakan untuk menutup biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas.

b.    Kredit perdagangan
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya yang berarti peningkatan dari suatu barang. Kredit perdagangan ini dapat terbagi dua yaitu Kredit Perdagangan Dalam Negeri dan Kredit Perdagangan Luar Negeri atau lebih dikenl dengan Kredit Ekspor dan Impor.


c.    Kredit investasi
Yaitu kredit yang diberikan bank untuk keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha ataupun mendirikan usaha proyek baru. Ciri dari kredit ini adalah diperlukan untuk penanaman modal, mempunyai perencanaan yang terarah dan matang, dan waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan panjang.

6.    Macam-macam kredit menurut jangka waktu
Pembedaan menurut jangka waktu di Indonesia, disesuaikan dengan pengertian menurut peraturan Bank Indonesia, sebagai berikut :
a.    Kredit Jangka Pendek; yaitu kredit untuk jangka waktu kurang dari pada 1 tahun.
b.    Kredit Jangka Menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 2-4 tahun.
c.    Kredit Jangka Panjang, yaitu kredit untuk waktu 5 tahun atau lebih.

2.1.3             Perhitungan Kebutuhan Kredit
Terkadang sering kali nasabah mengajukan kredit dengan jumlah tertentu yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya. Tidak jarang pula bank menolak memberikan jumlah yang diinginkan oleh nasabah dengan alas an memang jumlah yang dibutuhkan melebihi dari yang diminta. Untuk itu, dalam hal memutuskan kredit pihak perbankan memerlukan suatu perhitungan agar kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Alas an mengapa perlunya penilaian kebutuhan suatu kredit, sebagai berikut :
1.    Agar jumlah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
2.    Agar kebutuhan kredit sesuai dengan kemampuan nasabah untuk membayar angsuran
3.    Kebutuhan kredit disesuaikan dengan jumlah nilai jaminan yang diberikan
4.    Sesuai kebijakan bank dan kebijakan pemerintah
Untuk menentukan jumlah kredit yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu;
1.    Nilai jaminan
2.    Penghasilan nasabah (gaji)
3.    Jumlah biaya yang akan dikeluarkan nasabah untuk pembiayaan usahanya
4.    Studi kelayakan
5.    Analisi rasio
6.    Cara lainnya


2.2               KEBIJAKAN PERKREDITAN

Menetapkan kebijaksanaan perkreditan terdapat 3 (tiga) asas pokok yang harus diperhatikan;
1.    Asas Likuiditas
Suatu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari nasabahnya atau dari masyarakat luas.

2.    Asas Solvabilitas
Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit.

3.    Asas Rentabilitas
Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan akan memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan untuk mengembangkan dirinya

Pertimbangan dan Penilaian Dalam Pemberian Kredit
Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 pasal 8 menjelaskan bahwa dalam memberikan kredit, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dangan yang diperjanjikan.
Maksud dari pasal tersebut bahwa kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaanya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha debitur.



Jaminan dan Kelayakan Kredit
Jaminan kredit menurut bank, merupakan sumber kedua pembayaran kembali kredit dan bunga yang tertunggak. Sumber pertama pembayaran kembali kredit adalah dana intern perusahaan terutama keuntungan dan dana penyusutan. Bila debitur gagal memenuhi kewajiban keuangannya kepada bank dari sumber pembayaran pertama, maka harta mereka yang dijamin akan dipergunakan sebagai gantinya.
Bank meluluskan permintaan kredit yang diajukan oleh calon debitur tergantung dari hasil pertimbangan berikut ini;
1.    Faktor Intern Bank
Sebelum mengambil keputusan untuk meluluskan permintaan kredit (terutama dalam jumlah besar) terlebih dahulu bank akan mameriksa kondisi intern operasi dan keuangan dewasa ini, dua tiga tahun terakhir, serta prospek masa depan.

2.    Kredibilitas
Bank akan lebih bersemangat dalam bekerja sama dengan investor, apabila mitra usaha mereka dapat menunjukan kemampuan mengelola proyek yang akan dibangun dengan bank.

3.    Prosepek Masa Depan Proyek
Masa depan sebuah proyek dapat diharapkan cerah, bila proyek tersebut dapat memenuhi kriteria sebagai berikut;
·         Dikelola oleh manajemen yang professional
·         Didukung oleh sumber daya manusia yang dapat menjalankan operasi proyek dengan baik
·         Dapat memproduksi barang atau jasa yang kompetitif

4.    Dapat memasarkan hasil produksi tersebut secara menguntungkan
5.    Dapat menghasilkan keuntungan layak













Sistem Informasi Prosedur Memperoleh kredit

2.3               ANALISIS PERKREDITAN
Analisi kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).
Dengan adanya analisis kredit, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok) beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah diperjanjikan bersama,misalnya berdasarkan akad kredit yang dibuat berdasarkan notaries publik.

2.3.1.            5C
1.    Character
Bank mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun beberapa petunjuk bagi bank untuk mengetahui karakter nasabah adalah;
·         Mengenal dari dekat;
·         Mengumpulkan keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan;
·         Mengumpulkan keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya. pegawai dan saingannya mengenai reputasi,kebiasaan pribadi,pergaulan social dan lain-lain.

2.    Capacity
Ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu bank harus memperhatikan:
·         Angka-angka hasil produksi
·         Angka-angka penjualan dan pembelian;
·         Perhitungan laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya;
·         Data-data finansial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon penerima kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya di waktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.

3.    Capital
Ini menunjukan posisi financial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi tangible net worth-nya. Bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri. Untuk itu bank harus:
·         Menganaliis neraca selama sedikitnya 2 tahun terakhir;
·         Mengadakan analisi rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dari calon peminjam kredit

4.    Collateral
Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Untuk itu bank harus:
·         meneliti mengenai pemilikan jaminan tersebut;
·         Mengukur stabilitas daripada nilainya;
·         Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relative singkat tanpa terlalu mengurangi nilainya;
·         Memperhatikan pengikatan barang yang benar-benar menjamin kepentingan bank, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

5.    Condition of Economy
Bank harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sector usaha si peminta kredit. Untuk itu bank harus memperhatikan;
·         Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam;
·         Kondisi usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di daerah dan lokasi lingkungannya;
·         Keadaaan pemasaran dari hasil usaha calon peminjam;
·         Prospek usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari bank;
·         Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industry di mana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya.

2.3.2.           7P
1.    Personality
Merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui kepribadian si calon nasabah.

2.    Purpose
Merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui kegunaan si calon nasabah memilih mengambil kredit.

3.    Party
Merupakan penilaiam yang digunakan untuk mengetahui kemana akan disalurkan kredit.

4.    Payment
Merupakan penilaian yang digunakan untuk mengetahui cara nasabah.

5.    Prospect
Penilaian yang digunakan untuk menilai harapan ke depan terutama terhadap objek kredit yang dibiayai.

6.    Profitability
Penilaian untuk melihat kredit yang dibiayai oleh bank akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik bank ataupun nasabah.

7.    Protection
Perlindungan terhadap objek kredit yang dibiayai.


2.3.3.           Studi Kelayakan

1.    Aspek Hukum
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk meneliti ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.
Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek, sebagai berikut;
·         Badan usaha, meliputi Bentuk Usaha, nama badan usaha, pemegang saham, anggaran dasar perusahaan, penanggung jawab perusahaan, status usaha, bidang usaga, dan domisili.
·         Izin-izin yang harus dimiliki, meliputi persetujuan prinsip,izin penggunaan tanah, izin gangguan, izin bangunan, izin usaha perdagangan.
·         Perjanjian-perjanjian, meiputi perjanjian dalam manajemen, perjanjian lisensi produk, perjanjian penyediaan bahan bakum perjanjian dagang barang atau jasa, perjanjian pengalihan saham.

2.    Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisi pada aspek ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang di produksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar perusahaan atau proyek dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif.


Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek sebagai berikut;
·         Luas dan bentuk pasar;
·         Pangsa pasar;
·         Saingan usaha;
·         Rencana pemasaran.

3.    Aspek Keuangan
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan di bidang keuangan.
Analisis meliputi berbagai sub aspek sebagai berikut;
·         Penilaian data keuangan proyek;
·         Sumber pembiayaan;
·         Kemampuan proyek;
·         Penilaian data keuangan perusahaan atau bisnis yang sudah beroprasi.
Rasio-rasio dalam analisis kredit antara lain;
a.    Likudity Ratio
Rasio likuiditas, digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan;
·         Current Ratio; aktiva lancar dibagi dengan pasiva lancar. Rasio ini menggambarkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar (rata-rata 2,50 kali)
·         Cash Ratio; kas ditambah sekuritas dibagi pasiva lancar. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutan yang segera dipenuhi dengan kas dan sekuritas (rata-rata 1,00 kali)

b.    Leverage Ratio
Adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva yang dibiayai dari hutang :
·         Debt Ratio : total hutang dibagi dengan asset. Gambaran dari seluruh kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang atau berapa modal sendiri dibanding dengan hutang (rata-rata 33%)
·         Debt to Equity : total hutang dibanding dengan equity. Setiap modal sendiri yang menjamin seluruh hutang.
·         Times Interest Earned : profit before taxes + interest charges disbanding dengan interest charges.Rasio ini memberikan gambaran besarnya keuantungan untuk menjamin pembayaran bunga hutang (rata-rata 8,00 kali)



c.    Activity Ratio
Adalah adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber keuangan:
·         ITO ( inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory. Untuk mengetahui dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam suatu periode tertentu (rata-rata 9 kali)
·         A.C.P : Receiveable dibandingkan dengan sales per day. Adalah rasio untuk mengetahui lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari)
·         Total Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total Aset. Adalah rasio untuk mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata 2 kali)
·         Working Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current assets dikurangi Current Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan perputaran dari modal kerja dalam 1 tahun.

d.    Profitability Ratio
Adalah rasio untuk menunjukkan hasil akhir yang dicapai manajemen    dari setiap kebijakan dan keputusannya:
·         Profit Margin Ratio : Profit after taxes dibanding sales. Rasio yang dapat menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan dan keputusan manajemen (rata-rata 5%).
·         Return on Assets : Net Profit After Taxes disbanding dengan total asset. Rasio yang menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara keseluruhan untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata 10%).
·         Return on Equity : Net Profit After Taxes dibanding Equity. Rasio yang dapat menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata 15%).

4.    Aspek Teknis
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak sebagai suatu business entity.
Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek sebagai berikut;
·         Lokasi pabrik atau pemilihan loksai;
·         Bangunan
·         System dan alat transportasi;
·         Peralatan kantor;
·         Layout bangunan
·         Bahan baku dan bahan penolong;
·         Persediaan;
·         Proses produksi;
·         Produksi percobaan;
·         Pembuangan sisa proses.

5.    Aspek Ekonomi Sosial
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis.
Analisis ini meliputi sub-aspek sebagai berikut;
·         Kesempatan kerja;
·         Penggunaan bahan baku local;
·         Menghasilkan devisa;
·         Penghematan devisa;
·         Penerimaan pajak bagi negara;
·         Subsidi dari negara;
·         Tax holiday
·         Backward and forward integration;
·         Pemerataan usaha versus konglomerasi;
·         Dampang lingkungan.

6.    Aspek Organisasi dan Manajemennya
Analisis aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek sebagai berikut;
·         Struktur organisasi;
·         Uraikan tugas
·         System prosedur
·         Kebutuhan tenaga kerja
·         Evaluasi pribadi pengusaha

2.4               CONTOH KASUS

2.4.1     Gambaran perusahaan

Profil Perusahaan

·         Nama perusahaan          : CV. Mitra Informa
·         Alamat Perusahaan        : Jl. Tanah Sereal XVIII, Jakarta Barat
·         Tanggal Berdiri                : 15-12-2004
·         Jenis usaha                     : Supplier alat-alat tambang

CV. Mitra Informa merupakan supplier alat-alat tambang yang sudah berdiri 10 tahun lamanya. Dapat dilihat dari laporan keuangan 2 tahun terakhir bahwa terjadi peningkatan laba dari tahun sebelumnya. CV. Mitra Informa mempunyai banyak pelanggan yang sudah bekerjasama dengan mereka saat ini. CV. Mitra Informa merupakan usaha yang pengurusnya semua dilakukan oleh keluarga bapak HM Drajat

Susunan pengurus


2.4.2     Analisis Kredit

Dengan adanya pengajuan kredit, nasabah yang bersangkutan yaitu :
Nama            : HM DRAJAT
Alamat               : Tangerang, Jalan Sawo Raya No. 18, Rukun Tetangga 01, Rukun Warga 24, Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas.
Yang membuka usahanya dengan :
Nama             :  CV. Mitra Informa
Alamat            :  Jl. Tanah Sereal XVIII, Jakarta Barat

Mengajukan kredit sebesar Rp. 100.000.000 dengan agunan sertifikat tanah yang terdapat di daerah PERUM 1  TANGERANG dengan luas  ± 140 m2 dengan jumlah harga kisaran Rp. 850.000.000.




Analisa kredit 5C :

1.    Character
Berdasarkan penilaian pada saat interview dengan calon debitur, dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya yang tenang dan sabar dalam menjawab dengan seksama semua pertanyaan yang diajukan mengenai usaha yang beliau lakukan tanpa ada yang ditutup-tutupi. Selain itu dari data-data dan informasi tentang perusahaan dapat diperoleh dengan mudah dan dapat dibuktikan kebenaran dari data-data dan informasi yang diberikan oleh calon debitur. Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap calon debitur dengan lingkungannya, dapat dikatakan bahwa karakter calon debitur di lingkungan sekitarnya dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab, tidak suka berfoya-foya, ramah, giat bekerja dan baik kepada semua orang. Sang calon debitur mempunyai keluarga dengan 3 anak yang harus dibiayai dan kondisi keluarga calon debitur semuanya dalam keadaan sehat. Menurut hasil BI Checking Kolektibilitas kredit dalam 2 tahun terakhir adalah lancer.
2.    Capacity
Kapasitas calon debitur dianggap mampu ketika mengajukan kredit ini. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya dengan baik dan telah berjalan selama 10 tahun. Selain itu calon debitur dianggap mampu kapasitasnya karena telah melakukan peminjaman kredit sebelumnya dan usahanya terus mengalami perkembangan sampai saat ini.

3.    Capital
Dilihat dari laporan laba rugi yang ditunjukkan oleh calon debitur. Dapat dilihat bahwa calon debitur mempunyai penghasilan yang cukup dan mengalami perkembangan dalam laba yang dihasilkan selama 10 tahun ini. Selain itu dari data yang diketahui bahwa usaha yang dijalankan ini merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga calon debitur sendiri. Beliau dapat mengelola usaha ini dengan baik bersama anggota keluarganya sehingga usahanya mengalami perkembangan dan mempunyai banyak pelanggan yang saat ini bekerjasama dengan beliau.

4.    Collateral
Jaminan yang diberikan calon debitur adalah sertifikat tanah seluas 140 m2 yang berada di perum 1 Tangerang yang mempunyai nilai pasar Rp. 850.000.000,-

5.    Condition of economy
Kondisi perekonomian sangat ini masih relatif stabil. Keadaan sistem keuangan Indonesia masih aman dan tidak mengganggu perkembangan dan pertumbuhan usaha.

Dengan ini dilakukannya beberapa analisa yang telah kami laksanakan kepada calon debitur maka di dapatkan dengan hasil sebagai berikut;
1.    Analisa Kualitatif
Setelah dilakukan wawancara dan pengumpulan data terhadap calon debitur, dapat disimpulkan bahwa calon debitur memiliki karakteristik dan sifat yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sehingga calon debitur bisa dipercaya untuk diberikan kredit dan mampu untuk melunasi kredit yang telah diberikan dengan tepat dalam waktu yang telah disepakati bersama. Kredit yang diajukan oleh calon debitur merupakan kredit modal kerja dimana kredit yang nantinya akan diberikan dapat digunakan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih baik sehingga dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dan membuat kualitas usaha menjadi lebih baik lagi.
            Calon debitur juga memiliki kemampuan untuk dapat melunasi kredit yang akan diberikan dengan cara bersungguh – sungguh untuk membesarkan usahanya ke dalam lingkup yang lebih luas, hal ini terlihat dari banyaknya tender yang ia ikuti dan banyaknya perusahaan besar yang sudah bekerja sama dengannya .
Dari data yang kami peroleh dari bank lain calon debitur ini pernah mengajukan kredit dan dari data tersebut kami melihat bahwa calon debitur dapat melunasi kredit yang telah diberikan oleh bank dengan tepat waktu.

2.    Analisa Kuantitatif
Analisis ini dapat dilaksanakan melihat dari laporan keuangan tahunan . Data yang telah kami dapat merupakan data yang akurat, berikut ini data laporan tahunan CV. Mitra Informa.

CV. MITRA INFORMA
NERACA
Per 31 desember tahun 2014 dan tahun 2013

2014
2013
AKTIVA


AKTIVA LANCAR


Kas dan bank
   Rp.  123.530.000
   Rp.  106.629.102
Piutang dagang
   Rp.    29.000.000
   Rp.    52.500.000
Piutang lain-lain
   Rp.    20.000.000
   Rp.    15.000.000
Pajak dibayar dimuka
   Rp.                   -
   Rp.                   -
Pekerjaan dalam proses
   Rp.                   -
   Rp.                   -
Persedian barang
   Rp.                   -
   Rp.                   -
Jumlah aktiva lancar
   Rp.  172.530.000
   Rp.  168.129.102



AKTIVA TETAP


Kendaraan
   Rp.    9.000.000
   Rp.    9.000.000
Peralatan dan mesin
   Rp.                   -
   Rp.                   -
Inventaris kantor
   Rp.    2.900.000
   Rp.    2.900.000
Hak pendirian
   Rp.                   -
   Rp.                   -
Jumlah nilai perolehan
   Rp.    11.900.000
   Rp.    11.900.000
 Akumulasi penyusutan
  (Rp.    11.900.000)
  (Rp.    11.900.000)
Nilai buku aktiva tetap
   Rp.                       -
   Rp.                       -
Jumlah aktiva
   Rp.    172.530.000
   Rp.  168.129.102



PASIVA


Kewajiban lancar


Hutang usaha
   Rp.    50.000.000
   Rp.    75.000.000
Hutang lain-lain
   Rp.    12.500.000

Hutang pajak
   Rp.      3.135.400
   Rp.         438.312
Jumlah Kewajiban lancar
   Rp.    65.635.400
   Rp.    75. 438.312
Hutang jangka panjang
   Rp.                   -
   Rp.                   -



MODAL


Modal disetor
Rp.    75.000.000
Rp.    75.000.000
Laba tahun berjalan
Rp.    25.930.600
Rp.    11.516.790
Laba tahun lalu
Rp.           5.964.000
Rp.           6.174.000
Jumlah modal
Rp.    106.894.600
Rp.       92.690.790
Jumlah passive
Rp.    172.530.000
Rp.    168.129.102





CV.  MITRA INFORMA
LAPORAN LABA/RUGI
Untuk tahun yang berakhir pada 31 desember  2014 dan 2013



2014
2013
Penjualan bersih
Rp. 313.540.000
Rp.    1.223.789.000
Harga pokok penjualan
Rp. 188.124.000
Rp.    1.089.172.210
Laba bruto usaha
Rp.  125.416.000
Rp.       134.616.790



BIAYA USAHA


Biaya transportasi
Rp.    17.500.000
Rp.    24.000.000
Gaji karyawan
Rp.    60.000.000
Rp.    55.200.000
Biaya telepon,listrik & air
Rp.      8.200.000
Rp.    12.500.000
Pemakaian alat tulis
Rp.       2.400.000
Rp.       8.650.000
Biaya penyusutan aktiva
-
-
Biaya pemeliharaan kendaraan
Rp.       8.250.000
Rp.    22.750.000
Jumlah biaya usaha
Rp.    96.350.000
Rp.    123.100.000
Laba usaha sebelum pajak
Rp.    29.066.000
Rp.    11.516.790
Pajak penghasilan PP 46 Pph pasal 4 ayat (2)
Rp.       3.135.400
-
Laba bersih setelah pajak
Rp.    25.930.600
-

·         Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

1.      Current Ratio   =         Current Asset     .
                                         Current Liabilities 
              2014   =        Rp.  172.530.000   =  2.6286
                                   Rp.  65.635.400          
  2013   =        Rp.  168.129.102  = 2.2286
                                               Rp.    75. 438.312 
  Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditor.
Tahun 2013 sampai 2014, CV. Mitra informa mengalami kenaikan yang cukup baik pada current ratio. Terlihat setiap tahunnya jumlah hutang lancar selalu menurun , sebaliknya jumlah asset lancar selalu meningkat setiap tahunnya. tahun 2013  hingga 2014 current ratio CV. Mitra informa dapat dikatakan baik.
2.          Acid Test Ratio =  Current Assets – Inventory
                                                                          Current Liabilities
2014     =    Rp.  172.530.000  – 0   = 2.6286
                                  Rp.    65.635.400         
2013    =     Rp.  168.129.102– 0  = 2.2286
                                  Rp.    75. 438.312  
Acid Test Ratio merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi kas. Jika current ratio tinggi tetapi acid test ratio rendah, menunjukan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
Tahun 2013 hingga tahun 2014 menunjukan bahwa acid test ratio yang dimiliki oleh CV Mitra Informa semakin meningkat. Hal itu dikarenakan jumlah asset lancar yang dimiliki selalu meningkat






·         Rasio Solvabilitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang.

1.    Debt Ratio =          Total Debt   .
                               Total Assets
2014   =    Rp.    65.635.400      = 0.38 kali
                              Rp.    172.530.000 
             
2013   =     Rp.    75. 438.312    = 0,44 kali
                                Rp.  168.129.102 
Debt Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pinjaman dari pihak kreditur, apabila rasionya relatif tinggi berarti kurang baik. Karena apabila terjadi likuidasi perusahaan akan sulit untuk menutupi hutang-hutangnya oleh asset yang dimilikinya.
Mulai tahun 2013 hingga tahun 2014 debt ratio yang dimiliki oleh CV. Mitra Informa semakin membaik, hal itu disebabkan karena total pinjaman semakin menurun dan total asset yang selalu meningkat setiap tahunnya.
2.     DER =           TOTAL KEWAJIBAN   .
                                   MODAL SENDIRI
2014 =            Rp.    65.635.400  . = 0.614 Kali
                                 Rp.  106.894.600
2013 =            Rp.    75. 438.312     =0.814 kali
                                   Rp.     92.690.790
Debt Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pinjaman dari pihak kreditur, apabila rasionya relatif tinggi berarti kurang baik. Karena apabila terjadi likuidasi perusahaan akan sulit untuk menutupi hutang-hutangnya oleh asset yang dimilikinya
Mulai tahun 2013 hingga tahun 2014 debt ratio yang dimiliki oleh CV.Mitra Informa semakin membaik, hal itu disebabkan karena total pinjaman semakin menurun dan jumlah modal sendiri yang selalu meningkat setiap tahunnya
·         Rasio Aktivitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.

1.    Total Asset Turnover  =          Sales     .
                                              Total Asset
2014 =      Rp. 313.540.000             = 1.82 kali
                        Rp.    172.530.000 

2013 =     Rp.    1.223.789.000      = 7.3 kali
                            Rp.  168.129.102              
Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan untuk menghasilkan penjualan. Rasio yang rendah menunujukan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Semakin tinggi rasio maka semakin efisiensi.
2.    Fixed Asset Turnover   =                    Sales               .
                                                    Net Plant and Equipment
2014          =     Rp. 313.540.000  = 0              
      0
2013   =  Rp.  1.223.789.000 = 0
                                                   0              
Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap atau perputaran aktiva tetap. Rasio yang rendah menunjukan bahwa tidak ada pergerakan dalam penggunaan aktiva.
3. Accounts Receivable Turnover =     Annual Credit Sales .
                                                                     Account Receivable

                    2014 =                    Rp. 313.540.000       =  6.3987 kali
                                        Rp.   49.000.000          
                    2013 =                 Rp.    1.223.789.000     =18.1302  kali
                                        Rp.    67.500.000       

Accounts Receivable Turnover memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam pada piutang berputar dari bentuk piutang berbentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi. Semakin tinggi rasio maka menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya apabila rasio rendah maka terdapat over investment pada piutang.
3.    Average Collection Period =          Account Receivable
                                                        Annual credit sales/365 days
2014 =              Rp.    49.000.000           . = 56,2607 days
                       Rp. 313.540.000/360 days
2013 =               Rp.    67.500.000             . = 19.8563 days
                      Rp.    1.223.789.000/360 days
Average Collection Period digunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka pendek.
5.    Perputaran hutang dagang =               COGS             .
                                                        HUTANG DAGANG
2014 =            Rp. 188.124.000  x 360 =1354.5kali
                                     Rp.   50.000.000             
2013 =            Rp.    1.089.172.210  x 360 =5228 kali
                                     Rp.    75.000.000                        
Atau
Periode pembayaran hutang dagang  = HUTANG DAGANG
                                                                     COGS
2014 =            Rp.    50.000.000  x 360 = 96 HARI
                                     Rp. 188.124.000             
2013 =            Rp.    75.000.000  x 360 = 25 HARI
                                     Rp.    1.089.172.210      
Rasio ini menunjukan bahwa perusahaan akan membayar hutang dagangnya 96 hari pada tahun 2014 dan 25 hari pada tahun 2013 .

·         Rasio Profitabilitas
Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
1. Gross Profit Margin   =  Gross Profits
                                                        Sales
2014=  Rp.  125.416.000   = 40%
               Rp. 313.540.000
2013=    Rp. 134.616.790  =11%
Rp. 1.223.789.000
Rasio ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya yang lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru.
        Dari data diatas dapat dikatakan bahwa atas setiap Rp. 1 penjualan yang dilakukan  perusahaan memperoleh laba kotor sebesar 40% pada tahun 2014 dan 11% pada tahun 2013
2. Net Profit Margin (NPM)     =   Net Income
                                                        Sales
                    2014=     Rp. 25.930.600     = 8.3 %
                      Rp. 313.540.000
                    2013=      Rp. 11.516.790        =0.94%
                      Rp. 1.223.789.000
Rasio ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba bersih dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung perusahaan untuk biaya-biaya non operasional.
Net profit margin CV.Mitra Informa pada tahun 2007 hingga 2011 mengalami  selalu kenaikan setiap tahunnya. Disebabkan oleh net income yang selalu meningkat.

1.      Return on investment =   Net Income
                                                          total aktiva
                    2014=      Rp. 25.930.600         = 15%
                      Rp.    172.530.000  

                        2013=     Rp. 11.516.790       = 6.8 %
                      Rp.  168.129.102
Rasio ini menunjukan bahwa  atas setiap Rp. 1 yang diinvestasikan, maka akan diperoleh laba sebesar 15% pada tahun 2014 dan 6.8% pada tahun 2013.
2.      Return on Asset  =    Net Income  .
                                   Modal sendiri
2014=      Rp. 25.930.600       = 24.25%
                      Rp.   106.894.600
2013=      Rp. 11.516.790      = 12.42%
                      Rp.    92.690.790


Dari analisis rasio diatas dapat disimpulkan CV. Mitra Informa memiliki rasio-rasio yang cukup baik sehingga calon debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit dan agunan jika diberikan

1.Rasio liquiditas


2014
2013
Current rasio
2.6
2.2
Quick rasio
2.6
2.2

2.    Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) 

2014
2013
Debt ratio
0.38
0.45
Debt to equity ratio
0.614 kali
0.814 kali

3.    Rasio aktivitas


2014
2013
Total asset turnover
1.82 kali
7.3 kali
Fixed asset turnover
6.4 kali
18.13  kali
Account receivable turnover
6.3987 kali
18.1302  kali
Average Collection Period
56,2607 days 
19.8563 days
Perputaran hutang dagang
1354.5 kali (96 HARI)
5228 kali (25 HARI)

4.    Rasio profitabilitas


2014
2013
Gross profit margin
40%
11%
Net profit margin
8.3%
0.94%
Return on investment
15%
6.8%
Return on asset
24.25%
12.42%

Analisis Collateral

Analisis Collateral merupakan analisa mengenai jaminan yang diberikan oleh calon debitur kepada pihak bank. Calon debitur memberikan jaminannya berupa sertifikat tanah yang berada di daerah PERUM  1 dengan luas sekitar 140 M2, dan menurut hasil penilaian Appraisal Independen dengan harga pasar setempat sekitar Rp 850.000.000,- dan karena agunan dalam fix asset Tanah dan bangunan yang di tempati, maka appraisal memberikan nilai likuid 70% dari Nilai Pasar berikut rinciannya :

Nilai pasar Agunan = Rp 850.000.000,- x 70% = Rp. 595.000.000,-

Jadi Nilai likuid agunan adalah Rp  595.000.000,-

      Nilai Kredit yang di ajukan oleh calon Debitur adalah Rp. 100.000.000,-(dibawah nilai likuid Agunan) maka dalam Analilis Collateral kami menilai  Calon Debitur layak mendapatkan Pinjaman.
Apabila calon debitur mengajukan plafond kredit sebesar Rp 100.000.000 dengan bunga efektif kredit sebesar 12% dan dengan jangka waktu 1 tahun atau 12 bulan dan dimulai dari juni 2015 maka angsuran per bulan yang akan dibayarkan oleh calon debitur adalah


Tabel Angsuran
Periode
Angsuran Bunga
Angsuran Pokok
Total Angsuran
Sisa pinjaman
May 2015
0
0
0
Rp 100.000.000,00
Jun 2015
Rp 1.000.000,00
Rp 7.884.878,87
Rp 8.884.878,87
Rp 92.115.121,13
Jul 2015
Rp 921.151,21
Rp 7.963.727,66
Rp 8.884.878,87
Rp 84.151.393,48
Aug 2015
Rp 841.513,93
Rp 8.043.364,93
Rp 8.884.878,87
Rp 76.108.028,54
Sep 2015
Rp 761.080,29
Rp 8.123.798,58
Rp 8.884.878,87
Rp 67.984.229,96
Oct 2015
Rp 679.842,30
Rp 8.205.036,57
Rp 8.884.878,87
Rp 59.779.193,39
Nov 2015
Rp 597.791,93
Rp 8.287.086,93
Rp 8.884.878,87
Rp 51.492.106,46
Dec 2015
Rp 514.921,06
Rp 8.369.957,80
Rp 8.884.878,87
Rp 43.122.148,65
Jan 2016
Rp 431.221,49
Rp 8.453.657,38
Rp 8.884.878,87
Rp 34.668.491,27
Feb 2016
Rp 346.684,91
Rp 8.538.193,96
Rp 8.884.878,87
Rp 26.130.297,32
Mar 2016
Rp 261.302,97
Rp 8.623.575,89
Rp 8.884.878,87
Rp 17.506.721,42
Apr 2016
Rp 175.067,21
Rp 8.709.811,65
Rp 8.884.878,87
Rp 8.796.909,77
May 2016
Rp 87.969,10
Rp 8.796.909,77
Rp 8.884.878,87
Rp 0,00
Total
Rp 6.618.546,41
Rp 100.000.000,00
Rp 106.618.546,41





BAB III
PENUTUP


3.1   KESIMPULAN

Kredit adalah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Pemberian kredit adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah, dunia usaha ataupun perorangan. Maksud dan tujuan kredit mencakup scope yang luas,ada dua fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah Profitability dan safety. Analisi kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).
Dari penilaian terhadap aspek financial ataupun nonfinansial kiranya sudah mencakup tujuan daripada penilaian terhadap pertimbangan pemberian kredit, yaitu kita mengetahui sampai di mana kemampuan perusahaan pemohon kredit di dalam;
·         Melaksanakan operasinya pada masa yang akan datang
·         Menyediakan kebutuhan modal kerja
·         Memenuhi kewajiban finansialnya
·         Menciptakan atau memperoleh laba
Seberapa jauh analisis atau penilaian aspek keuangan ini akan tergantung kepada besar kecilnya risiko yang dihadapi oleh bank. Jika risiko sedemikian besarnya maka pihak bank dapat mengadakan penilaian lebih luas dan teliti bahkan kalau perlu sampai pada penilaian teknis misalnya proses teknologinya.








DAFTAR PUSTAKA


modul analisis laporan keuangan universitas pamulang 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar