ANALISIS PERKREDITAN
TUGAS MAKALAH
DISUSUN GUNA MELENGKAPI
TUGAS MAKALAH MATA KULIAH
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
OLEH :
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN AJARAN 2018-2019
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN . Sholawat
serta salam kami panjatkan juga kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan
kepada jalan yang lurus.
Dalam makalah ini kami sangat
berterima kasih kepada pihak terkait, karenanya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada dosen Audit I kami
Ibu Afrida Yani, S.E.,M.M., karena berkatnya kami dapat belajar, memahami, dan
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini kami buat berdasarkan tugas yang di
berikan.Topik pada makalah kami ialah “
Analisis Perkreditan “. Kami berharap dapat mengambil pelajaran dari
makalah ini.
Akhirul kalam kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dalam kata sempurna. Karenanya kami mengharapkan saran dan
pendapat untuk makalah kami selanjutnya. Kami juga berharap agar makalah ini
dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Tangerang,
Oktober 2019
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................................ iii
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan.............................................................................................................. 2
1.5 Manfaat Penulisan............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kredit..................................................................................................................................... 3
2.1.1 Maksud dan Tujuan Kredit...................................................................................... 3
2.1.2 Jenis-Jenis Kredit..................................................................................................... 4
2.1.3 Perhitungan Kebutuhan Kredit.............................................................................. 9
2.2 Kebijakan Perkreditan..................................................................................................... 10
2.3 Analisis Perkreditan......................................................................................................... 13
2.3.1 5C.............................................................................................................................. 13
2.3.2 7C.............................................................................................................................. 14
2.3.3 Studi Kelayakan...................................................................................................... 15
2.4 Contoh Kasus................................................................................................................... 18
2.4.1 Gambaran Perusahaaan....................................................................................... 18
2.4.2 Analisis Kredit......................................................................................................... 19
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 31
Daftar Pustaka............................................................................................................................ 32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Kredit merupakan salah satu kegiatan dalam dunia perbankan
yang menghasilkan profit. Bank mendapatkan profit dari bunga kredit yang
diberikan untuk debitur. Kredit adalah asset terbesar dalam dunia perbankan.
Untuk itu kredit harus diawasi dimulai dari pengajuan, pemberian, pelaksanaan
hingga pelunasannya agar tidak terjadi kredit macet. Kredit tidak bisa
diberikan langsung kepada sembarang orang. Sebelum memberikan kredit kepada
calon debitur harus diperhatikan faktor-faktor serta dianalisis keuangannya
agar kredit yang dipinjamkan tidak menjadi kredit macet dan membuat sebuah bank
tidak bisa menjalani kewajibannya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
penganalisisan laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana
kategori perusahaan yang dapat dipinjamkan kredit oleh suatu bank.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
·
Apa yang dimaksud
dengan kredit ?
·
Apa saja kebijakan perkreditan di Indonesia ?
·
Bagaimana analisis
perkreditan ?
1.3
TUJUAN
Tujuan
makalah ini untuk lebih memahami Tentang Analisis perkreditan. Dan juga kami bertujuan
untuk melaksanaan tugas kelompok yang dosen saya berikan.
1.4
METODE
PENULISAN
Penyusun
mempergunakan metode observasi dan kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada
penelitian ini adalah : Studi kasus dan studi pustaka. Dalam metode ini penulis
membaca artikel dan buku yang terkait dengan penyusunan
makalah ini.
1.5
MANFAAT
PENULISAN
Memberikan
pembelajaran dalam hal analisis perkreditan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
KREDIT
Pengertian
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan dengan
jumlah bunga sebagai imbalan. Pengertian kredit sendiri mempunyai dimensi yang
beraneka ragam, dimulai dari arti “kredit” yang berasal dari bahasa Yunani
“credere” yang berarti “kepercayaan” karena itu dasar kredit adalah
kepercayaan. Dengan demikian seseorang memperoleh kredit pada dasarnya adalah
memperoleh kepercayaan.
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan
yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli
produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10
tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah "penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga". Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan
bunga tagihan.
Dalam arti luas, kredit merupakan kemampuan
untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.
Menurut UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam atara bank dengan pihak lain, yang
mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
2.1.1
Maksud Dan Tujuan Kredit
Pemberian
kredit adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah, dunia
usaha ataupun perorangan. Maksud dan tujuan kredit mencakup scope yang luas,ada
dua fungsi pokok yang saling berkaitan dengan kredit adalah
a.
Profitability,
yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diteguk
dari pemungutan bunga.
b.
Safety,
yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benarbenar
tercapai tanpa hambatan yang berarti.
Tujuan
kredit berarti tidak lepas dari falsafah yang dianut oleh suatu negara karena
pada dasarnya tujuan kredit didasarkan pada usaha untuk memperoleh keuntungan
sesuai dengan prinsip ekonomi yang dianut, seperti di negara-negara liberal di
mana dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya.
Pemberian
kredit yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan maka bank hanya boleh
meneruskan simpanan masyarakat kepada nasabahnya dalam bentuk kredit apabila
nasabah yang akan menerima kredit itu mampu dan mau mengembalikan kredit yang
telah diterimanya itu. Dari factor kemauan dan kemampuan tersebut, maka
tersimpul suatu unsur keamanan dan unsur keuntungan dari suatu kredit.
Penilaian
kredit, atau disebut juga analisis kredit, dilakukan oleh suatu tim atau bagian
dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit yang diajukan dengan
tujuan untuk menilai kondisi calon debitur. Analisa kredit ini dimaksudkan agar
pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah, memberikan
hasil, dan aman. Dengan adanya analisis kredit tersebut diharapkan resiko
default yang disebabkan ketidakmampuan debitur memenuhi kewajibannya sesuai
yang disepakati sebagaimana tertuang dalam perjanjian kredit dapat diperkecil.
Analisis kredit yang kurang akurat akan menyebabkan terjadinya kredit yang
bermasalah dan selanjutnya akan mempengaruhi kualitas portofolio kredit bank.
2.1.2
Jenis-Jenis Kredit
1. Jenis-jenis
kredit yang secara umum dapat diberikan oleh bank
a.
Pinjaman
Rekening Koran (PRK)
Adalah
pinjaman revolving jangka waktu (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank dengan
mempergunakan cek, bilyet giro atau alat perintah pembayaran lainnya. Tujuan
PRK adalah untuk membiayai modal kerja.
Perhitungan
bunga dilakukan secaha harian berdasarkan saldo akhir bulan, total bunga selama
satu bulan akan dibayar pada akhir bulan.
Rumus
Bunga =
Keteranga :
Bunga : bunga
pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu
Saldo : saldo debet
(0/s) tanggal yang bersangkutan
Rate : suku bunga per
tahun
b.
Pinjaman
Aksep
Pinjaman
AAksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun) yang
penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak
bank. Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja.
Setiap
akan mendropping dana, debitur harus menandatangani surat aksep (surat
pengakuan hutang), jumlah maksimum penarikan ditentukan oleh plafond limit yang
diberkan.
Perhitungan
bunga dilakukan sesuai dengan lamanya pemakaian dana oleh debitur.
Rumus
:
Bunga
=
Keteranga :
Bunga : bunga
pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu
Saldo : saldo debet
(0/s) tanggal yang bersangkutan
Rate : suku bunga per
tahun
Hari : jumlah hari
pemakaian dana
c.
Anjak
Piutang
Ada
fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum jatuh tempo)
dijual kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian persen.
Difasilitas
anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat :
·
Faktor,
yaitu pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang;
·
Client,
yaitu pihak yang menjual piutang;
·
Debitor,
ini merupakan pihak yang memiliki hutang kepada client dan merupakan objek
transaksi anjak piutang.
d.
Pinjaman
Sindikasi
Adalah
pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal dari beberapa bank atau
pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank. Pinjaman ini dapat merupakan
pinjaman investasi untuk membiayai suatu proyek (misalnya pembangunan hotel,
pusat pertokoan dan lain-lain) atau untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
Bank
yang tergabung dalam pinjaman sindikasi ini ada yang bertugas sebagai :
·
Lead
bank yaitu pihak yang menyediakan dana dalam porsi besar dalam sindikasi
tersebut dibandingkan dengan lainnya juga segabai pengelola kegiatan sindikasi
tersebut baik dalam hubungan dengan debitur maupun terhadap peserta sindikasi
lainnya.
·
Participant
bank yaitu bank yang menjadi anggota sindikasi dan bertugas hanya menyediakan
dana saja.
e.
Term
Loan
Adalah
pinjaman non revolving yang dipergunakn untuk membiayai investasi aktiva tetap
(alat yang tidak habis dipergunakan untuk satu siklus usaha). Pencairan dananya
dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai dana yang
ditarik. Pembayaran kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan grace perio,
pembayaran hanya mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok dan bunga
dimulai setelah grace period berakhir.
2. Menurut
jenis kredit yang dibiayai
a.
Kredit
modal kerja
Yaitu
kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi modal
kerjanya. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu
cycle usaha, hal ini kalau dilihat dalam neraca suatu perusahaan akan berupa
uang kas/ bank ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaan baik
persediaan barang jadi, persediaan bahan dalam proses, persediaan bahan baku.
Apabila dibicarakan modal kerja bersih maka perlu dikurangi lagi dengan current
liabilitiesnya.
b.
Kredit
investasi
Yaitu
kredit yang dikeluarkan oleh perbankan untuk pembelian barang-barang modal
yaitu tidak habis dalam satu cycle usaha, maksudnya proses dari pengeluaran
uang kas dan kembali menjadi uang kas tersebut akan memakan jangka waktu yang
cukup panjang setelah melalui beberapa kali perputaran. (Mulyono, 1993).
Misalnya
seorang debitur mendapatkan kredit untuk mendirikan pabrik, atau barang modal
lainnya. Uang kas yang dikeluarkan untuk membeli barang-barang modal tersebut
akan baru dapat terhimpun kembali setelah melalui proses depresiasi/ deplesi/
amortisasinya sesuai jangka waktu ekonomisnya (economical useful life) yamg
mana dana depresiasi yang berupa out of pocket cost tersebut dikumpulkan. Jadi
ada 2 ciri pokok dari kredit investasi yaitu: barang yang akan dibeli merupakan
barang-barang modal dan jangka waktunya cukup lama.
c.
Kredit
konsumsi (Personal Loan)
Bentuk
kredit yang diberikan kepada perorangan ini bukan dalam rangka untuk
mendapatkan laba tetapi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi.
3. Menurut
resiko pembiayaan
a.
Kredit
dari dana bank yang bersangkutan
Dasar
dari kredit ini diberikan atas dasar kemampuan dari bank yang bersangkutan
didalam mengumpulkan dana dari masyarakat yang menjadi nasabahnya baik berupa
giro, deposito maupun modal sendiri dan pinjaman-pinjaman lainnya.
b.
Kredit
dengan dana likuiditas Bank Indonesia
Sesuai
dengan fungsinya bank sebagai agent of development khususnya pada bank-bank
pemerintah, maka dalam pengembangan sektor-sektor perekonomian tertentu bank
sentral telah memberikan berbagai fasilitas penyediaan “Dana Likuiditas”.
c.
Kredit
kelolaan
Kredit
diperoleh Pemerintah Indonesia dari Luar Negri untuk membantu berbagai
pembiayaan pembangunan proyek-proyek swasta/ pemerintah yang diwujudkan dalam
bentuk bantuan kredit yang disalurkan melalui sistem perbankan.
4. Macam-macam
kredit menurut sifat penggunaannya
a.
Kredit
konsumtif
Yaitu
kredit yang digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi. Artinya uang
kredit akan habis digunakan untuk semua akan terpakai untuk memenuhi
kebutuhannya. Kredit ini tidak bernilai bila ditinjau dari segi utility uang.
b.
Kredit
produktif
Yaitu
kredit yang ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui kredit
produktif ini suatu utility uang dan barang dapat terlihat dengan nyata.
Tegasnya kredit ini digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi,
perdagangan, maupun investasi. Kredit produktif yang disediakan dalam rangka
menunjang program pembangunan antara lain : Kredit Investasi, Kredit Modal
Kerja Permanen (KMKP), Kredit Bimas / Inmas, Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit
Usaha Kecil (KUK).
5. Macam-macam
kredit menuurut keperluannya
a.
Kredit
produksi/ekspoitasi
Yaitu
kredit yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produksi baik peningkatan
kuantitatif maupun peningkatan kualitatif, Kredit ini disebut kredit
Eksploitasi karena bantuan modal kerja tersebut digunakan untuk menutup
biaya-biaya eksploitasi perusahaan secara luas.
b.
Kredit
perdagangan
Yaitu
kredit yang digunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya yang berarti
peningkatan dari suatu barang. Kredit perdagangan ini dapat terbagi dua yaitu
Kredit Perdagangan Dalam Negeri dan Kredit Perdagangan Luar Negeri atau lebih
dikenl dengan Kredit Ekspor dan Impor.
c.
Kredit
investasi
Yaitu
kredit yang diberikan bank untuk keperluan penambahan modal guna mengadakan
rehabilitasi, perluasan usaha ataupun mendirikan usaha proyek baru. Ciri dari
kredit ini adalah diperlukan untuk penanaman modal, mempunyai perencanaan yang
terarah dan matang, dan waktu penyelesaian kredit berjangka menengah dan
panjang.
6. Macam-macam
kredit menurut jangka waktu
Pembedaan
menurut jangka waktu di Indonesia, disesuaikan dengan pengertian menurut
peraturan Bank Indonesia, sebagai berikut :
a.
Kredit
Jangka Pendek; yaitu kredit untuk jangka waktu kurang dari pada 1 tahun.
b.
Kredit
Jangka Menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 2-4 tahun.
c.
Kredit
Jangka Panjang, yaitu kredit untuk waktu 5 tahun atau lebih.
2.1.3
Perhitungan Kebutuhan Kredit
Terkadang
sering kali nasabah mengajukan kredit dengan jumlah tertentu yang tidak sesuai
dengan kebutuhan yang sebenarnya. Tidak jarang pula bank menolak memberikan
jumlah yang diinginkan oleh nasabah dengan alas an memang jumlah yang
dibutuhkan melebihi dari yang diminta. Untuk itu, dalam hal memutuskan kredit
pihak perbankan memerlukan suatu perhitungan agar kebutuhan yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhan yang sesungguhnya. Alas an mengapa perlunya penilaian
kebutuhan suatu kredit, sebagai berikut :
1.
Agar
jumlah yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
2.
Agar
kebutuhan kredit sesuai dengan kemampuan nasabah untuk membayar angsuran
3.
Kebutuhan
kredit disesuaikan dengan jumlah nilai jaminan yang diberikan
4.
Sesuai
kebijakan bank dan kebijakan pemerintah
Untuk menentukan jumlah
kredit yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu;
1.
Nilai
jaminan
2.
Penghasilan
nasabah (gaji)
3.
Jumlah
biaya yang akan dikeluarkan nasabah untuk pembiayaan usahanya
4.
Studi
kelayakan
5.
Analisi
rasio
6.
Cara
lainnya
2.2
KEBIJAKAN PERKREDITAN
Menetapkan kebijaksanaan perkreditan terdapat
3 (tiga) asas pokok yang harus diperhatikan;
1.
Asas
Likuiditas
Suatu
asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya,
karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya
kepercayaan dari nasabahnya atau dari masyarakat luas.
2.
Asas
Solvabilitas
Usaha
pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan
dalam bentuk kredit.
3.
Asas
Rentabilitas
Sebagaimana
halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan akan memperoleh
laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan untuk
mengembangkan dirinya
Pertimbangan
dan Penilaian Dalam Pemberian Kredit
Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992
pasal 8 menjelaskan bahwa dalam memberikan kredit, Bank Umum wajib mempunyai
keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai
dangan yang diperjanjikan.
Maksud dari pasal tersebut bahwa kredit yang
diberikan oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam pelaksanaanya bank harus
memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi resiko
tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan
kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai bank. Untuk memperoleh
keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian
yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha
debitur.
Jaminan
dan Kelayakan Kredit
Jaminan kredit menurut bank, merupakan sumber
kedua pembayaran kembali kredit dan bunga yang tertunggak. Sumber pertama
pembayaran kembali kredit adalah dana intern perusahaan terutama keuntungan dan
dana penyusutan. Bila debitur gagal memenuhi kewajiban keuangannya kepada bank
dari sumber pembayaran pertama, maka harta mereka yang dijamin akan
dipergunakan sebagai gantinya.
Bank meluluskan permintaan kredit yang
diajukan oleh calon debitur tergantung dari hasil pertimbangan berikut ini;
1.
Faktor
Intern Bank
Sebelum
mengambil keputusan untuk meluluskan permintaan kredit (terutama dalam jumlah
besar) terlebih dahulu bank akan mameriksa kondisi intern operasi dan keuangan
dewasa ini, dua tiga tahun terakhir, serta prospek masa depan.
2.
Kredibilitas
Bank
akan lebih bersemangat dalam bekerja sama dengan investor, apabila mitra usaha
mereka dapat menunjukan kemampuan mengelola proyek yang akan dibangun dengan
bank.
3.
Prosepek
Masa Depan Proyek
Masa
depan sebuah proyek dapat diharapkan cerah, bila proyek tersebut dapat memenuhi
kriteria sebagai berikut;
·
Dikelola
oleh manajemen yang professional
·
Didukung
oleh sumber daya manusia yang dapat menjalankan operasi proyek dengan baik
·
Dapat
memproduksi barang atau jasa yang kompetitif
4.
Dapat
memasarkan hasil produksi tersebut secara menguntungkan
5.
Dapat
menghasilkan keuntungan layak
Sistem
Informasi Prosedur Memperoleh kredit
2.3
ANALISIS PERKREDITAN
Analisi
kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk
menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon
debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa
proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).
Dengan
adanya analisis kredit, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam
memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok)
beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah diperjanjikan bersama,misalnya
berdasarkan akad kredit yang dibuat berdasarkan notaries publik.
2.3.1.
5C
1. Character
Bank
mencari data tentang sifat-sifat pribadi, watak dan kejujuran dari pimpinan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya. Adapun beberapa
petunjuk bagi bank untuk mengetahui karakter nasabah adalah;
·
Mengenal
dari dekat;
·
Mengumpulkan
keterangan mengenai aktivitas calon debitur dalam perbankan;
·
Mengumpulkan
keterangan dan minta pendapat dari rekan-rekannya. pegawai dan saingannya mengenai
reputasi,kebiasaan pribadi,pergaulan social dan lain-lain.
2. Capacity
Ini
menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam
manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya. Untuk itu bank harus
memperhatikan:
·
Angka-angka
hasil produksi
·
Angka-angka
penjualan dan pembelian;
·
Perhitungan
laba rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya;
·
Data-data
finansial di waktu-waktu yang lalu, yang tercermin di dalam laporan keuangan
perusahaan sehingga akan dapat diukur kemampuan perusahaan calon penerima
kredit untuk melaksanakan rencana kerjanya di waktu yang akan datang dalam
hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut.
3. Capital
Ini
menunjukan posisi financial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh
rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi tangible net worth-nya. Bank
harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal
sendiri. Untuk itu bank harus:
·
Menganaliis
neraca selama sedikitnya 2 tahun terakhir;
·
Mengadakan
analisi rasio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dari
calon peminjam kredit
4. Collateral
Collateral berarti jaminan. Ini menunjukkan besarnya aktiva yang
akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. Untuk itu
bank harus:
·
meneliti
mengenai pemilikan jaminan tersebut;
·
Mengukur
stabilitas daripada nilainya;
·
Memperhatikan
kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relative singkat tanpa terlalu
mengurangi nilainya;
·
Memperhatikan
pengikatan barang yang benar-benar menjamin kepentingan bank, sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
5. Condition
of Economy
Bank
harus melihat kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sector usaha si
peminta kredit. Untuk itu bank harus memperhatikan;
·
Keadaan
ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon peminjam;
·
Kondisi
usaha calon peminjam, perbandingannya dengan usaha sejenis lainnya di daerah
dan lokasi lingkungannya;
·
Keadaaan
pemasaran dari hasil usaha calon peminjam;
·
Prospek
usaha di masa yang akan datang untuk kemungkinan bantuan kredit dari bank;
·
Kebijakan
pemerintah yang mempengaruhi terhadap prospek industry di mana perusahaan
pemohon kredit termasuk di dalamnya.
2.3.2.
7P
1. Personality
Merupakan
penilaian yang digunakan untuk mengetahui kepribadian si calon nasabah.
2. Purpose
Merupakan
penilaian yang digunakan untuk mengetahui kegunaan si calon nasabah memilih
mengambil kredit.
3. Party
Merupakan
penilaiam yang digunakan untuk mengetahui kemana akan disalurkan kredit.
4. Payment
Merupakan
penilaian yang digunakan untuk mengetahui cara nasabah.
5. Prospect
Penilaian
yang digunakan untuk menilai harapan ke depan terutama terhadap objek kredit
yang dibiayai.
6. Profitability
Penilaian
untuk melihat kredit yang dibiayai oleh bank akan memberikan keuntungan bagi
kedua belah pihak, baik bank ataupun nasabah.
7. Protection
Perlindungan
terhadap objek kredit yang dibiayai.
2.3.3.
Studi Kelayakan
1. Aspek Hukum
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk meneliti
ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh
bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.
Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek, sebagai
berikut;
·
Badan
usaha, meliputi Bentuk Usaha, nama badan usaha, pemegang saham, anggaran dasar
perusahaan, penanggung jawab perusahaan, status usaha, bidang usaga, dan
domisili.
·
Izin-izin
yang harus dimiliki, meliputi persetujuan prinsip,izin penggunaan tanah, izin
gangguan, izin bangunan, izin usaha perdagangan.
·
Perjanjian-perjanjian,
meiputi perjanjian dalam manajemen, perjanjian lisensi produk, perjanjian
penyediaan bahan bakum perjanjian dagang barang atau jasa, perjanjian
pengalihan saham.
2. Aspek Pasar dan Pemasaran
Analisi pada aspek ini bertujuan untuk meneliti
kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang di
produksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi
pemasaran apa yang digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar
perusahaan atau proyek dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif.
Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek sebagai berikut;
·
Luas
dan bentuk pasar;
·
Pangsa
pasar;
·
Saingan
usaha;
·
Rencana
pemasaran.
3. Aspek Keuangan
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan
dan kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan di
bidang keuangan.
Analisis meliputi berbagai sub aspek sebagai berikut;
·
Penilaian
data keuangan proyek;
·
Sumber
pembiayaan;
·
Kemampuan
proyek;
·
Penilaian
data keuangan perusahaan atau bisnis yang sudah beroprasi.
Rasio-rasio dalam analisis kredit antara
lain;
a. Likudity Ratio
Rasio
likuiditas, digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan;
·
Current
Ratio; aktiva lancar dibagi dengan pasiva lancar. Rasio ini
menggambarkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar (rata-rata 2,50 kali)
·
Cash
Ratio; kas ditambah sekuritas dibagi pasiva lancar. Rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutan yang segera dipenuhi dengan
kas dan sekuritas (rata-rata 1,00 kali)
b. Leverage Ratio
Adalah
rasio untuk mengukur seberapa jauh aktiva yang dibiayai dari hutang :
·
Debt
Ratio : total hutang dibagi dengan asset. Gambaran dari seluruh kebutuhan dana
yang dibiayai dengan hutang atau berapa modal sendiri dibanding dengan hutang
(rata-rata 33%)
·
Debt
to Equity : total hutang dibanding dengan equity. Setiap modal sendiri yang
menjamin seluruh hutang.
·
Times
Interest Earned : profit before taxes + interest charges disbanding dengan
interest charges.Rasio ini memberikan gambaran besarnya keuantungan untuk
menjamin pembayaran bunga hutang (rata-rata 8,00 kali)
c. Activity Ratio
Adalah
adalah rasio untuk mengukur seberapa jauh efektivitas perusahaan dalam
mengelola sumber-sumber keuangan:
·
ITO
( inventory turn over) : sales dibanding dengan inventory. Untuk mengetahui
dana yang tertanam dalam persediaan barang berputar dalam suatu periode
tertentu (rata-rata 9 kali)
·
A.C.P
: Receiveable dibandingkan dengan sales per day. Adalah rasio untuk mengetahui
lama penagihan piutang (rata-rata 20 hari)
·
Total
Asset Turn Over : Sales disbanding dengan Total Aset. Adalah rasio untuk
mengetahui perputaran dari seluruh kekayaan (rata-rata 2 kali)
·
Working
Capital Turn Over : Sales dibandingkan dengan Current assets dikurangi Current
Liabilities. Merupakan rasio untuk menunjukkan perputaran dari modal kerja
dalam 1 tahun.
d. Profitability Ratio
Adalah
rasio untuk menunjukkan hasil akhir yang dicapai manajemen dari setiap kebijakan dan keputusannya:
·
Profit
Margin Ratio : Profit after taxes dibanding sales. Rasio yang dapat
menggambarkan hasil yang dicapai oleh setiap kebijakan dan keputusan manajemen
(rata-rata 5%).
·
Return
on Assets : Net Profit After Taxes disbanding dengan total asset. Rasio yang
menunjukkan kemampuan modal yang ditanam secara keseluruhan untuk menghasilkan
keuntungan (rata-rata 10%).
·
Return
on Equity : Net Profit After Taxes dibanding Equity. Rasio yang dapat
menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan (rata-rata
15%).
4. Aspek Teknis
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai seberapa
jauh kemampuan pengelola proyek dalam mempersiapkan dan melaksanakan
pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya
kelak sebagai suatu business entity.
Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek sebagai berikut;
·
Lokasi
pabrik atau pemilihan loksai;
·
Bangunan
·
System
dan alat transportasi;
·
Peralatan
kantor;
·
Layout
bangunan
·
Bahan
baku dan bahan penolong;
·
Persediaan;
·
Proses
produksi;
·
Produksi
percobaan;
·
Pembuangan
sisa proses.
5. Aspek Ekonomi Sosial
Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai sejauh
mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value
added yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis.
Analisis ini meliputi sub-aspek sebagai berikut;
·
Kesempatan
kerja;
·
Penggunaan
bahan baku local;
·
Menghasilkan
devisa;
·
Penghematan
devisa;
·
Penerimaan
pajak bagi negara;
·
Subsidi
dari negara;
·
Tax
holiday
·
Backward
and forward integration;
·
Pemerataan
usaha versus konglomerasi;
·
Dampang
lingkungan.
6. Aspek Organisasi dan Manajemennya
Analisis aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan
kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan dalam
menjalankan bisnisnya.
Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek sebagai berikut;
·
Struktur
organisasi;
·
Uraikan
tugas
·
System
prosedur
·
Kebutuhan
tenaga kerja
·
Evaluasi
pribadi pengusaha
2.4
CONTOH KASUS
2.4.1 Gambaran
perusahaan
Profil Perusahaan
·
Nama perusahaan :
CV. Mitra Informa
·
Alamat Perusahaan :
Jl. Tanah Sereal XVIII, Jakarta Barat
·
Tanggal Berdiri :
15-12-2004
·
Jenis usaha :
Supplier alat-alat tambang
CV.
Mitra Informa merupakan supplier alat-alat tambang yang sudah berdiri 10 tahun
lamanya. Dapat dilihat dari laporan keuangan 2 tahun terakhir bahwa terjadi
peningkatan laba dari tahun sebelumnya. CV. Mitra Informa mempunyai banyak
pelanggan yang sudah bekerjasama dengan mereka saat ini. CV. Mitra Informa
merupakan usaha yang pengurusnya semua dilakukan oleh keluarga bapak HM Drajat
Susunan pengurus
2.4.2
Analisis
Kredit
Dengan adanya pengajuan kredit, nasabah yang bersangkutan
yaitu :
Nama
: HM DRAJAT
Alamat : Tangerang, Jalan Sawo Raya No. 18, Rukun Tetangga
01, Rukun Warga 24, Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas.
Yang membuka usahanya dengan :
Nama : CV. Mitra Informa
Alamat : Jl. Tanah Sereal
XVIII, Jakarta Barat
Mengajukan kredit sebesar Rp. 100.000.000 dengan agunan
sertifikat tanah yang terdapat di daerah PERUM 1 TANGERANG dengan luas ± 140 m2 dengan jumlah harga kisaran Rp.
850.000.000.
Analisa kredit 5C :
1. Character
Berdasarkan penilaian pada saat
interview dengan calon debitur, dapat dilihat dari sikap dan tingkah lakunya
yang tenang dan sabar dalam menjawab dengan seksama semua pertanyaan yang
diajukan mengenai usaha yang beliau lakukan tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Selain itu dari data-data dan informasi tentang perusahaan dapat diperoleh
dengan mudah dan dapat dibuktikan kebenaran dari data-data dan informasi yang
diberikan oleh calon debitur. Dari pengamatan yang telah dilakukan terhadap
calon debitur dengan lingkungannya, dapat dikatakan bahwa karakter calon
debitur di lingkungan sekitarnya dikenal sebagai orang yang bertanggung jawab,
tidak suka berfoya-foya, ramah, giat bekerja dan baik kepada semua orang. Sang
calon debitur mempunyai keluarga dengan 3 anak yang harus dibiayai dan kondisi
keluarga calon debitur semuanya dalam keadaan sehat. Menurut hasil BI Checking
Kolektibilitas kredit dalam 2 tahun terakhir adalah lancer.
2. Capacity
Kapasitas calon debitur dianggap
mampu ketika mengajukan kredit ini. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan calon
debitur dalam mengelola usahanya dengan baik dan telah berjalan selama 10
tahun. Selain itu calon debitur dianggap mampu kapasitasnya karena telah
melakukan peminjaman kredit sebelumnya dan usahanya terus mengalami
perkembangan sampai saat ini.
3. Capital
Dilihat dari laporan laba rugi yang
ditunjukkan oleh calon debitur. Dapat dilihat bahwa calon debitur mempunyai
penghasilan yang cukup dan mengalami perkembangan dalam laba yang dihasilkan
selama 10 tahun ini. Selain itu dari data yang diketahui bahwa usaha yang
dijalankan ini merupakan usaha yang dilakukan oleh keluarga calon debitur
sendiri. Beliau dapat mengelola usaha ini dengan baik bersama anggota
keluarganya sehingga usahanya mengalami perkembangan dan mempunyai banyak
pelanggan yang saat ini bekerjasama dengan beliau.
4. Collateral
Jaminan yang diberikan calon debitur
adalah sertifikat tanah seluas 140 m2 yang berada di perum 1 Tangerang yang
mempunyai nilai pasar Rp. 850.000.000,-
5. Condition of economy
Kondisi perekonomian sangat ini
masih relatif stabil. Keadaan sistem keuangan Indonesia masih aman dan tidak
mengganggu perkembangan dan pertumbuhan usaha.
Dengan ini dilakukannya beberapa
analisa yang telah kami laksanakan kepada calon debitur maka di dapatkan dengan
hasil sebagai berikut;
1. Analisa Kualitatif
Setelah dilakukan wawancara dan
pengumpulan data terhadap calon debitur, dapat disimpulkan bahwa calon debitur
memiliki karakteristik dan sifat yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya sehingga calon debitur bisa dipercaya untuk diberikan
kredit dan mampu untuk melunasi kredit yang telah diberikan dengan tepat dalam
waktu yang telah disepakati bersama. Kredit yang diajukan oleh calon debitur
merupakan kredit modal kerja dimana kredit yang nantinya akan diberikan dapat
digunakan untuk mengembangkan usaha menjadi lebih baik sehingga dapat
menjangkau pangsa pasar yang lebih luas dan membuat kualitas usaha menjadi
lebih baik lagi.
Calon
debitur juga memiliki kemampuan untuk dapat melunasi kredit yang akan diberikan
dengan cara bersungguh – sungguh untuk membesarkan usahanya ke dalam lingkup
yang lebih luas, hal ini terlihat dari banyaknya tender yang ia ikuti dan
banyaknya perusahaan besar yang sudah bekerja sama dengannya .
Dari data yang kami peroleh dari
bank lain calon debitur ini pernah mengajukan kredit dan dari data tersebut
kami melihat bahwa calon debitur dapat melunasi kredit yang telah diberikan
oleh bank dengan tepat waktu.
2. Analisa Kuantitatif
Analisis ini dapat dilaksanakan
melihat dari laporan keuangan tahunan . Data yang telah kami dapat merupakan
data yang akurat, berikut ini data laporan tahunan CV. Mitra Informa.
CV. MITRA
INFORMA
NERACA
Per 31
desember tahun 2014 dan tahun 2013
|
2014
|
2013
|
AKTIVA
|
|
|
AKTIVA LANCAR
|
|
|
Kas dan bank
|
Rp.
123.530.000
|
Rp.
106.629.102
|
Piutang dagang
|
Rp.
29.000.000
|
Rp.
52.500.000
|
Piutang
lain-lain
|
Rp.
20.000.000
|
Rp.
15.000.000
|
Pajak dibayar
dimuka
|
Rp. -
|
Rp. -
|
Pekerjaan
dalam proses
|
Rp. -
|
Rp. -
|
Persedian barang
|
Rp. -
|
Rp. -
|
Jumlah aktiva lancar
|
Rp. 172.530.000
|
Rp. 168.129.102
|
|
|
|
AKTIVA
TETAP
|
|
|
Kendaraan
|
Rp.
9.000.000
|
Rp.
9.000.000
|
Peralatan dan mesin
|
Rp. -
|
Rp. -
|
Inventaris kantor
|
Rp.
2.900.000
|
Rp.
2.900.000
|
Hak pendirian
|
Rp. -
|
Rp. -
|
Jumlah nilai perolehan
|
Rp.
11.900.000
|
Rp.
11.900.000
|
Akumulasi penyusutan
|
(Rp.
11.900.000)
|
(Rp.
11.900.000)
|
Nilai buku aktiva tetap
|
Rp. -
|
Rp. -
|
Jumlah aktiva
|
Rp. 172.530.000
|
Rp. 168.129.102
|
|
|
|
PASIVA
|
|
|
Kewajiban
lancar
|
|
|
Hutang usaha
|
Rp.
50.000.000
|
Rp.
75.000.000
|
Hutang lain-lain
|
Rp.
12.500.000
|
|
Hutang pajak
|
Rp.
3.135.400
|
Rp.
438.312
|
Jumlah Kewajiban lancar
|
Rp. 65.635.400
|
Rp. 75.
438.312
|
Hutang jangka panjang
|
Rp. -
|
Rp. -
|
|
|
|
MODAL
|
|
|
Modal disetor
|
Rp. 75.000.000
|
Rp. 75.000.000
|
Laba tahun berjalan
|
Rp. 25.930.600
|
Rp. 11.516.790
|
Laba tahun lalu
|
Rp. 5.964.000
|
Rp. 6.174.000
|
Jumlah modal
|
Rp. 106.894.600
|
Rp. 92.690.790
|
Jumlah
passive
|
Rp. 172.530.000
|
Rp. 168.129.102
|
CV. MITRA
INFORMA
LAPORAN LABA/RUGI
Untuk tahun yang berakhir pada 31 desember 2014 dan 2013
|
2014
|
2013
|
Penjualan
bersih
|
Rp.
313.540.000
|
Rp. 1.223.789.000
|
Harga
pokok penjualan
|
Rp.
188.124.000
|
Rp. 1.089.172.210
|
Laba bruto
usaha
|
Rp.
125.416.000
|
Rp.
134.616.790
|
|
|
|
BIAYA USAHA
|
|
|
Biaya
transportasi
|
Rp. 17.500.000
|
Rp. 24.000.000
|
Gaji
karyawan
|
Rp. 60.000.000
|
Rp. 55.200.000
|
Biaya
telepon,listrik & air
|
Rp. 8.200.000
|
Rp. 12.500.000
|
Pemakaian
alat tulis
|
Rp. 2.400.000
|
Rp. 8.650.000
|
Biaya
penyusutan aktiva
|
-
|
-
|
Biaya
pemeliharaan kendaraan
|
Rp. 8.250.000
|
Rp. 22.750.000
|
Jumlah biaya usaha
|
Rp. 96.350.000
|
Rp. 123.100.000
|
Laba usaha sebelum pajak
|
Rp.
29.066.000
|
Rp. 11.516.790
|
Pajak penghasilan PP 46 Pph pasal 4 ayat (2)
|
Rp. 3.135.400
|
-
|
Laba bersih setelah pajak
|
Rp. 25.930.600
|
-
|
·
Rasio Likuiditas
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
1.
Current Ratio = Current Asset .
Current Liabilities
2014 = Rp. 172.530.000
= 2.6286
Rp.
65.635.400
2013 = Rp. 168.129.102
= 2.2286
Rp. 75.
438.312
Current Ratio mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana dapat
diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan dapat
menjamin hutang lancarnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang
perusahaan kepada kreditor.
Tahun 2013 sampai 2014, CV. Mitra informa mengalami kenaikan
yang cukup baik pada current ratio.
Terlihat setiap tahunnya jumlah hutang lancar selalu menurun , sebaliknya
jumlah asset lancar selalu meningkat setiap tahunnya. tahun 2013 hingga 2014 current ratio CV. Mitra informa
dapat dikatakan baik.
2. Acid Test Ratio =
Current Assets – Inventory
Current
Liabilities
2014 = Rp.
172.530.000 – 0 = 2.6286
Rp.
65.635.400
2013 = Rp. 168.129.102– 0
= 2.2286
Rp. 75. 438.312
Acid Test Ratio merupakan ukuran kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan
persediaan, karena persediaan memerlukan waktu yang relatif lama untuk
direalisir menjadi kas. Jika current
ratio tinggi tetapi acid test ratio
rendah, menunjukan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan.
Tahun 2013 hingga tahun 2014 menunjukan bahwa acid test ratio yang dimiliki oleh CV Mitra Informa semakin meningkat. Hal itu dikarenakan jumlah asset
lancar yang dimiliki selalu meningkat
·
Rasio Solvabilitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang.
1. Debt Ratio = Total Debt
.
Total Assets
2014 = Rp.
65.635.400 = 0.38 kali
Rp. 172.530.000
2013 = Rp. 75.
438.312 = 0,44 kali
Rp. 168.129.102
Debt Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pinjaman
dari pihak kreditur, apabila rasionya relatif tinggi berarti kurang baik.
Karena apabila terjadi likuidasi perusahaan akan sulit untuk menutupi
hutang-hutangnya oleh asset yang dimilikinya.
Mulai tahun 2013 hingga
tahun 2014 debt ratio yang dimiliki
oleh CV. Mitra Informa semakin membaik, hal itu disebabkan karena
total pinjaman semakin menurun dan total asset yang selalu meningkat setiap
tahunnya.
2.
DER = TOTAL KEWAJIBAN .
MODAL SENDIRI
2014
= Rp. 65.635.400 . = 0.614
Kali
Rp. 106.894.600
2013
= Rp. 75. 438.312 =0.814 kali
Rp. 92.690.790
Debt Ratio mengukur seberapa jauh
perusahaan dibiayai oleh pinjaman dari pihak kreditur, apabila rasionya relatif
tinggi berarti kurang baik. Karena apabila terjadi likuidasi perusahaan akan
sulit untuk menutupi hutang-hutangnya oleh asset yang dimilikinya
Mulai
tahun 2013 hingga tahun 2014 debt ratio
yang dimiliki oleh CV.Mitra Informa semakin membaik, hal itu disebabkan karena
total pinjaman semakin menurun dan jumlah modal sendiri yang selalu meningkat
setiap tahunnya
·
Rasio Aktivitas
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas
perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
1. Total Asset Turnover
= Sales
.
Total Asset
2014 =
Rp.
313.540.000 = 1.82
kali
Rp. 172.530.000
2013 =
Rp.
1.223.789.000 = 7.3 kali
Rp. 168.129.102
Rasio
ini mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan untuk menghasilkan
penjualan. Rasio yang rendah menunujukan bahwa perusahaan tidak beroperasi pada
volume yang memadai bagi kapasitas investasinya. Semakin tinggi rasio maka
semakin efisiensi.
2. Fixed Asset Turnover
= Sales .
Net Plant and Equipment
2014
= Rp. 313.540.000
= 0
0
2013 = Rp. 1.223.789.000 = 0
0
Rasio ini mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap atau
perputaran aktiva tetap. Rasio yang rendah menunjukan bahwa tidak ada
pergerakan dalam penggunaan aktiva.
3. Accounts Receivable
Turnover = Annual
Credit Sales .
Account Receivable
2014 =
Rp. 313.540.000 =
6.3987 kali
Rp. 49.000.000
2013 =
Rp. 1.223.789.000 =18.1302
kali
Rp. 67.500.000
Accounts Receivable Turnover memberikan analisa mengenai
beberapa kali tiap tahunnya dana yang tertanam pada piutang berputar dari
bentuk piutang berbentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi.
Semakin tinggi rasio maka menunjukan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
rendah, sebaliknya apabila rasio rendah maka terdapat over investment pada
piutang.
3.
Average Collection Period = Account Receivable
Annual
credit sales/365 days
2014 = Rp.
49.000.000 . = 56,2607 days
Rp. 313.540.000/360
days
2013 = Rp.
67.500.000 . = 19.8563 days
Rp. 1.223.789.000/360 days
Average Collection Period digunakan
sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas aktiva lancar yang
berbentuk piutang jangka pendek.
5.
Perputaran hutang dagang = COGS .
HUTANG
DAGANG
2014
= Rp. 188.124.000 x 360 =1354.5kali
Rp. 50.000.000
2013
= Rp. 1.089.172.210 x 360 =5228
kali
Rp. 75.000.000
Atau
Periode pembayaran hutang dagang = HUTANG DAGANG
COGS
2014
= Rp. 50.000.000 x 360 = 96
HARI
Rp.
188.124.000
2013
= Rp. 75.000.000
x 360 = 25 HARI
Rp. 1.089.172.210
Rasio ini menunjukan bahwa
perusahaan akan membayar hutang dagangnya 96 hari pada tahun 2014 dan 25 hari
pada tahun 2013 .
·
Rasio Profitabilitas
Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan.
1. Gross Profit Margin = Gross
Profits
Sales
2014=
Rp.
125.416.000 = 40%
Rp. 313.540.000
2013=
Rp.
134.616.790 =11%
Rp. 1.223.789.000
Rasio
ini mengukur tingkat profitabilitas produk sebelum dibebani oleh biaya-biaya
yang lain. Perubahan rasio laba kotor bisa saja terjadi karena perubahan dalam
kebijaksanaan penjualan, misalnya tingkat potongan atau adanya produk baru.
Dari data
diatas dapat dikatakan bahwa atas setiap Rp. 1 penjualan yang dilakukan perusahaan memperoleh laba kotor sebesar 40%
pada tahun 2014 dan 11% pada tahun 2013
2. Net Profit Margin (NPM) = Net
Income
Sales
2014= Rp. 25.930.600 = 8.3 %
Rp.
313.540.000
2013=
Rp. 11.516.790 =0.94%
Rp.
1.223.789.000
Rasio
ini mengukur hasil akhir dari kegiatan operasi perusahaan. Selisih laba bersih
dengan rasio laba usaha dapat mencerminkan berapa beban yan ditanggung
perusahaan untuk biaya-biaya non operasional.
Net profit margin CV.Mitra Informa pada tahun 2007 hingga 2011
mengalami selalu kenaikan setiap
tahunnya. Disebabkan oleh net income yang selalu meningkat.
1.
Return on investment = Net Income
total aktiva
2014= Rp. 25.930.600 = 15%
Rp. 172.530.000
2013= Rp. 11.516.790 = 6.8 %
Rp. 168.129.102
Rasio ini menunjukan bahwa atas setiap Rp. 1 yang diinvestasikan, maka
akan diperoleh laba sebesar 15% pada tahun 2014 dan 6.8% pada tahun 2013.
2.
Return on Asset = Net Income .
Modal
sendiri
2014=
Rp. 25.930.600
= 24.25%
Rp. 106.894.600
2013=
Rp. 11.516.790 = 12.42%
Rp. 92.690.790
Dari
analisis rasio diatas dapat disimpulkan CV. Mitra Informa memiliki rasio-rasio
yang cukup baik sehingga calon debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi
kredit dan agunan jika diberikan
1.Rasio liquiditas
|
2014
|
2013
|
Current rasio
|
2.6
|
2.2
|
Quick rasio
|
2.6
|
2.2
|
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
|
2014
|
2013
|
Debt ratio
|
0.38
|
0.45
|
Debt to equity ratio
|
0.614 kali
|
0.814 kali
|
3. Rasio aktivitas
|
2014
|
2013
|
Total asset turnover
|
1.82 kali
|
7.3 kali
|
Fixed asset turnover
|
6.4 kali
|
18.13 kali
|
Account receivable turnover
|
6.3987 kali
|
18.1302 kali
|
Average Collection Period
|
56,2607 days
|
19.8563 days
|
Perputaran hutang dagang
|
1354.5 kali (96 HARI)
|
5228 kali (25 HARI)
|
4. Rasio profitabilitas
|
2014
|
2013
|
Gross profit margin
|
40%
|
11%
|
Net profit margin
|
8.3%
|
0.94%
|
Return on investment
|
15%
|
6.8%
|
Return on asset
|
24.25%
|
12.42%
|
Analisis
Collateral
Analisis Collateral merupakan
analisa mengenai jaminan yang diberikan oleh calon debitur kepada pihak bank.
Calon debitur memberikan jaminannya berupa sertifikat tanah yang berada di
daerah PERUM 1 dengan luas sekitar 140
M2, dan menurut hasil penilaian Appraisal Independen dengan harga pasar
setempat sekitar Rp 850.000.000,- dan karena agunan dalam fix asset Tanah dan
bangunan yang di tempati, maka appraisal memberikan nilai likuid 70% dari Nilai
Pasar berikut rinciannya :
Nilai pasar Agunan = Rp
850.000.000,- x 70% = Rp. 595.000.000,-
Jadi Nilai likuid agunan adalah
Rp 595.000.000,-
Nilai
Kredit yang di ajukan oleh calon Debitur adalah Rp. 100.000.000,-(dibawah nilai
likuid Agunan) maka dalam Analilis Collateral kami menilai Calon Debitur layak mendapatkan Pinjaman.
Apabila calon debitur mengajukan
plafond kredit sebesar Rp 100.000.000 dengan bunga efektif kredit sebesar 12%
dan dengan jangka waktu 1 tahun atau 12 bulan dan dimulai dari juni 2015 maka
angsuran per bulan yang akan dibayarkan oleh calon debitur adalah
Tabel Angsuran
Periode
|
Angsuran
Bunga
|
Angsuran
Pokok
|
Total
Angsuran
|
Sisa
pinjaman
|
May
2015
|
0
|
0
|
0
|
Rp
100.000.000,00
|
Jun
2015
|
Rp
1.000.000,00
|
Rp
7.884.878,87
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
92.115.121,13
|
Jul
2015
|
Rp
921.151,21
|
Rp
7.963.727,66
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
84.151.393,48
|
Aug
2015
|
Rp
841.513,93
|
Rp
8.043.364,93
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
76.108.028,54
|
Sep
2015
|
Rp
761.080,29
|
Rp
8.123.798,58
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
67.984.229,96
|
Oct
2015
|
Rp
679.842,30
|
Rp
8.205.036,57
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
59.779.193,39
|
Nov
2015
|
Rp
597.791,93
|
Rp
8.287.086,93
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
51.492.106,46
|
Dec
2015
|
Rp
514.921,06
|
Rp
8.369.957,80
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
43.122.148,65
|
Jan
2016
|
Rp
431.221,49
|
Rp
8.453.657,38
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
34.668.491,27
|
Feb
2016
|
Rp
346.684,91
|
Rp
8.538.193,96
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
26.130.297,32
|
Mar
2016
|
Rp
261.302,97
|
Rp
8.623.575,89
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
17.506.721,42
|
Apr
2016
|
Rp
175.067,21
|
Rp
8.709.811,65
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
8.796.909,77
|
May
2016
|
Rp
87.969,10
|
Rp
8.796.909,77
|
Rp
8.884.878,87
|
Rp
0,00
|
Total
|
Rp
6.618.546,41
|
Rp
100.000.000,00
|
Rp
106.618.546,41
|
|
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kredit adalah adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat disamakan dengan itu, berdasarkan kesepakatan pinjam meminjam antara
pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melaksanakan
dengan jumlah bunga sebagai imbalan. Pemberian kredit adalah untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat, pemerintah, dunia usaha ataupun perorangan. Maksud
dan tujuan kredit mencakup scope yang luas,ada dua fungsi pokok yang saling
berkaitan dengan kredit adalah Profitability dan safety. Analisi kredit atau
penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau
menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit
sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan
dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).
Dari
penilaian terhadap aspek financial ataupun nonfinansial kiranya sudah mencakup
tujuan daripada penilaian terhadap pertimbangan pemberian kredit, yaitu kita
mengetahui sampai di mana kemampuan perusahaan pemohon kredit di dalam;
·
Melaksanakan
operasinya pada masa yang akan datang
·
Menyediakan
kebutuhan modal kerja
·
Memenuhi
kewajiban finansialnya
·
Menciptakan
atau memperoleh laba
Seberapa jauh analisis atau
penilaian aspek keuangan ini akan tergantung kepada besar kecilnya risiko yang
dihadapi oleh bank. Jika risiko sedemikian besarnya maka pihak bank dapat
mengadakan penilaian lebih luas dan teliti bahkan kalau perlu sampai pada
penilaian teknis misalnya proses teknologinya.
DAFTAR PUSTAKA
modul analisis laporan keuangan universitas pamulang
2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar