Kamis, 31 Oktober 2019

Makalah Rasio Keuangan Bank


RASIO KEUANGAN BANK

Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengampu :










OLEH :

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2019

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul ”Rasio Keuangan Bank”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Analisis Laporan Keuangan”.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi materi dan teknis penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang tentunya bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.
                                                            Tangerang Selatan,       Oktober  2019


                                                     Penulis



Daftar Isi



Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………
i
KATA PENGANTAR ……………………………………………….
ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….
iii
BAB I
PENDAHULUAN


1.1
Latar Belakang ………….…………………………...
1

1.2
Rumusan Masalah ...…………………………............
2

1.3
Tujuan ………….…………………………................
2

1.4
Manfaat ………….…………………………..............
3
BAB II
PEMBAHASAN


2.1
Rasio Keuangan  ……..…………………...................
4

2.2
Rasio Keuangan Bank …,,,,,,,……………………….
6

2.3
Tujuan Rasio Keuangan Bank ………………………
7

2.4
Manfaat Rasio Keuangan Bank ……………..............
7

2.5
Jenis-Jenis Rasio Keuangan Bank ………………......
8

2.6
Penerapan Rasio Keuangan Bank ……………..…….
12
BAB III
PENUTUP


3.1
Jenis Penelitian …………………………...................
25
DAFTAR PUSTAKA …………………………..................................
26




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca,  laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Salah satu rasio laporan keuangan adalah rasio laporan keuangan bank. Rasio laporan keuangan bank adalah rasio yang digunakan untuk menilai kinerja usaha bank dalam suatu periode akuntansi, akan tetapi disini rasio yang digunakan lebih bersifat kompleks daripada rasio-rasio yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan nonbank pada umumnya. Risiko yang dihadapai bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan nonbank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk memperhatikan rasio ini. Pengolahan laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan dalam hai ini menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

1.2 Rumusan masalah
1.      Apa itu rasio keuangan bank?
2.      Apa saja jenis jenis rasio keuangan bank?
3.      Seperti apa penerapan rasio keuangan bank pada contoh kasus?

1.3 Tujuan
Dapat membantu proses pengambilan keputusan laporan keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat mencerminkan baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusanpun bisa menjadi lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan.

1.4 Manfaat
Untuk mengetahui beberapa permasalahan yang ada sebagai berikut
1.      Mengetahui rasio keuangan bank
2.      Mengetahui jenis jenis rasio keuangan bank
3.      Mengetahui  penerapan rasio keuangan bank pada contoh kasus















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Rasio Keuangan
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca,  laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio Keuangan adalah suatu indikator yang digunakan sebagai media analisa secara lebih mendalam terhadap sebab terjadinya suatu masalah. Rasio keuangan sangat membantu dalam upaya analisa hubungan matematis antara berbagai penjumlahan dalam bentuk rates, prosentase (%), atau proporsi yang sederhana. Berikut adalah pengertian rasio keuangan menurut para ahli :
1)        Van Horne dan Wachowizs (1997:133)
“Indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”
2)             Bambang Riyanto (2001:329)
“Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial suatu perusahaan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskanh hubungan antara dua macam data finansial.”



3)        S. Munawir (2007:65)
“Suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.”
4)        Weston  (1995:225)
“Analisis rasio keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-pos neraca dan perhitungan laba rugi, memungkinkan seseorang menelusuri sejarah suatu perusahaan dan menilai posisi keuangannya saat ini, serta memungkinkan bagi manajer keuangan memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan keuangan perusahaan dan dengan demikian dapat mancari cara-cara yang tepat untuk mendapatkan dana.”
5)        Agus Sartono (2001:113)
“Dasar untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan. Disamping itu, analisa rasio keuangan juga dapat dipergunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan pengendalian keuangan.”
6)        Bambang Riyanto (2001:329)
penganalisa finansial dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu:
·         Pembandingan present ratio dengan rasio-rasio semacam di waktu-waktu yang lalu (rasio historis) dari perusahaan yang sama.
·         Pembandingan antara rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan-perusahaan atau industri lain yang sejenis (rasio rata-rata atau rasio industri).
2.2 Rasio Keuangan Bank
Rasio Keuangan Bank adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui kesehatan bank dan mengetahui kondisi keuangan bank dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Dalam laporan keuangan yang dibuat bank menggambarkan kinerja bank selama periode tertentu. Pengolahan laporan keuangan dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan dalam hai ini menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku.
Rasio bank merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kinerja usaha bank dalam suatu periode akuntansi, akan tetapi disini rasio yang digunakan lebih bersifat kompleks daripada rasio-rasio yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan nonbank pada umumnya. Risiko yang dihadapai bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan nonbank sehingga beberapa rasio dikhususkan untuk memperhatikan rasio ini.
Sama seperti perusahaan nonbank, untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode bersangkutan dimana informasi  tersebut sangat dibutuhkan oleh pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat sebagai nasabah guna mengetahui kondisi bank pada waktu tertentu yang dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.


2.3 Tujuan Rasio Keuangan Bank
Dalam buku Laporan Keuangan menurut Jumingan (2006:243) dikatakan bahwa rasio keuangan bank memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1)        Untuk mengetahui kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien.
2)        Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek.
3)        Untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank.
4)        Untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko dari aktivitas operasi.
5)        Untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua assets secara efisien.

2.4 Manfaat Rasio Keuangan Bank
1)        Perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank.
2)        Diagnosis terhadap masalah manajerial, operasional, dan masalah lainnya.
3)        Mengurangi ketidakpastian yang sulit dihindari dan sering ditemui dalam proses pengambilan keputusan.
4)        Pertimbangan awal dalam pemilihan investasi.
5)        Mengukur tingkat keberhasilan manajemen bank.


2.5 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Bank
1)        Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan rasio likuiditas dengan cara:
a)        Quick Ratio
Quick Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan (pemilik giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.
Rumus :                QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100% 

b)        Investing Policy Ratio
Investing Policy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.
Rumus :                IPR = (Securities) / (Total deposit) x 100%

c)        Banking Ratio
Banking Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki. Semakin  tinggi rasio ini,  maka semakin rendah tingkat likuiditas bank karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit makin kecil, begitupun sebaliknya.
Rumus :                BR = (Total Loans) / (total deposit) x 100%

d)       Assets to Loan Ratio
Assets to Loan Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio menunjukan makin rendahnya tingkat likuiditas bank.
Rumus :                ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%

e)        Cash Ratio
Cash Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut.
Rumus :                CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%

2)        Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan mengukur kemempuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat efisiensi pihak manajemen bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
a)        Primary Ratio
Primary Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki bank sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital equity.
Rumus : PR = (Equity capital) / (total assets) x 100%

b)        Risk Assets Ratio
Risk Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rumus :RAR = (Equity caital) / (total assets – cash assets – securities) x 100%

c)        Secondary Risk Ratio
Secondary Risk Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur penurunan asset yang mempunyai resiko lebih tinggi.
Rumus : SRR = (Equity capital) / (Secondary risk assets)  100%

d)       Capital Ratio
Capital Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih bunga bank.
Rumus :  CR = (equity capital + reserve for loan losses) / (total loans) x 100%

3)        Rasio Rentalbilitas (pofitabiitas usaha)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara:


a)        Gross  Profit Margin
Gross  Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui presentasi laba dan kegiatan usaha murni dari bank setelah dikurangi biaya-biaya
Rumus : GPM = (operating income – operating expense) / (operating income) x 100%

b)        Net Profit Margin
Net Profit Margi adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank.
Rumus  :  NPM = (net income) / (operating income) x 100%

c)        Return Equity Capital atau ROE
Return Equity Capital atau ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income.
Rumus : ROE = (net income) / (equity income) x 100%

d)       Return on Total Assets
Return on Total Assets adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola assets. Ada 2 cara yang dihitung antara lain:
·         Gross Yield on Total Assets : mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan income dari pengelolaan asset.
Rumus :        GRTA = (operating income) / (total assets) x 100%

·         Net Income Total Assets : mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall.
Rumus :NITA = (net income) / (total assets) x 100%

e)        Rate Return on Loans
Rate Return on Loans adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kamampuan manajemen bank dalam mengelola kegiatan pengkreditannya.
Rumus  :  RRL = (interest income) / (total loans) x 100%

2.6 Penerapan Rasio Keuangan Bank (Contoh Kasus)
Laporan Keuangan Bank (laporan laba-rugi):
PT. BANK ABC
LAPORAN LABA-RUGI
PER 31 DESEMBER 2009 (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan dan Beban Operasional

Pendapatan Bunga

a.         Hasil Bunga
456.000


b.        Provisi & Komisi Kredit
48.000


       Jumah Pendapatan Bunga

504.000

Beban Bunga



a.         Beban bunga
255.000


b.        Beban lain-lain
21.000


        Jumlah Beban Bunga

(276.000)

        Pendapatan Bunga Bersih

228.000

Pendapatan Operasional Lainnya



Provisi dan komisi selain kredit
27.000


Pendapatan Valas
690.000


Pendapatan lainnya
16.500


               Jumlah pendapatan operasional lainnya

733.500

Beban Operasional lainnya



Beban Administrasi & umum
59.250


Beban personalia
213.750


Beban operasional valas
225.000


Beban penyisihan aktiva produktif
159.000


Beban lainnya
9.000


               Jumlah beban operasional lainnya

(666.000)

               Pendapatan/beban operasional bersih

295.500
Pendapatan dan Beban non Operasional



Pendapatan non operasional
37.500


Beban non operasional
(30.600)


Pendapatan non operasinal/Beban non operasional

6.900

Laba-Rugi sebelum pajak

302.400

Taksiran pajak penghasilan perusahaan/bank

(86.400)

Laba-Rugi tahun berjalan

216.000

Laporan Keuangan Bank (neraca)
PT. BANK ABC
NERACA
PER 31 DESEMBER 2009 (dalam jutaan rupiah)
AKTIVA

Kas
136.800


Rekening giro pada BI
961.200


Rekening giro pada BU (bank-bank lain)
330.000


Wesel, cek dan tagihan lainnya
14.250


Efek-efek (surab berharga)
240.000


Deposito berjangka
450.000


Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp)
3.750.000


Aktiva dalam Valas



 Likuid
990.000


 Pinjaman yang diberikan
1.620.000


 Lainnya
1.200.000


Penyertaan
15.750


Inventaris
132.000


Rupa-rupa
180.000


            Jumlah AKTIVA

10.020.000




PASIVA


Kewajiban



Rekening giro
2.506.500


Tabungan
450.750


Deposito berjangka
1.021.500


Kewajiban yang segera dibayar lainnya
122.250


Pinjaman yang diterima
1.530.000


Setoran jaminan
42.000


Kewajiban dalam Valas :



    Segera dapat dibayar
2.176.500


    Lainnya
1.215.750


Rupa-rupa
150.000


             Jumlah Kewajiban

9.215.250




Modal



 Modal disetor
2.250


Dana setoran modal
195.000


Cadangan umum
42.000


Cadangan lainnya
285.000


Sisa laba tahun lalu
64.500


Laba tahun berjalan
216.000


         Total Modal

804.750

          Jumlah PASIVA

10.020.000


Dari Laporan Keuangan diatas hitunglah kesehatan bank menurut anaisis CAMEL (capital, assets, management, earning dan liquidity)!

1.      Aspek Capital (permodalan)
Tingkat kecukupan modal dinyatakan dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio). Hal ini diukur dengan 2 cara yaitu:
a.         Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
b.         Membandingkan modal dengan aktiva beresiko

Catatan: standar BI CAR minimal 8% dikatakan Bank sehat
Jawab dengan cara Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
Rumus : CAR = (Modal dan Cadangan) / (Giro + Deposito + Tabungan) x 100%
Catatan : Bank dikatakan sehat apabila hasil =10%

CAR        = (804.750) / (2.506.500 + 1.021.500 + 450.750) x 100%
CAR        = (804.750 / 3.978.750) x 100%
CAR        = 20,22%

Jawab dengan Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Rumus :CAR = (total Modal) / (Aktiva) x 100%
Catatan : CAR minimal 8% dikatakan bank sehat

CAR     = ( 804.750) / (122.250 + 1.530.000 + 42.000 + 2.176.500 + 1.215.750 + 150.000) x 100%
CAR     = (804.750) / (5.236.500) x 100%
CAR     = 15,36 %
2.        Aspek Assets Quality (kualitas aset)
Perhitungan ini dilakukan dengan cara :
Assets to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang dimiliki bank)
Catatan: semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus :ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
Total Loans :
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp)         Rp. 3.750.000
Pinjaman yang diberikan Valas                                                        Rp. 1.620.000

Jawab:
ALR        = (3.750.000 + 1.620.000) / (10.020.000) x 100%
ALR        = 53,59%

3.           Aspek Management
Dalam hal ini aspek yang dinilai adalah  manajemen permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas. Perhitungannya sebagai berikut:
a.    Return Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada untuk mendapatkan net income.
Rumus :        ROE = (net income) / (equity income) x 100%
Jawab:

Net Income     = laba sebelum pajak – PPh
ROE                = (216.000) / (804.750) x 100%
ROE                = 26,84%

b.   Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan income dari pengelolaan asset)
Rumus :        GRTA = (operating income) / (total assets) x 100%
Jawab :
Operating income :
Jumlah Pendapatan Bunga                                          Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi ainnya                            Rp. 733.500

GRTA             =  (504.000 + 733.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA             = (1.237.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA             = 12,35%

c.  Net Income Total Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial secara overall).
Rumus :        NITA = (net income) / (total assets) x 100%   
Jawab:

NITA              = (216.000) / (10.020.000) x 100%
NITA              = 2, 15%

d.   Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen bank mengelola kredit bank)
Rumus :        RRL = (interest income) / (total loans) x 100%
Jawab:

Interest income: Hasil Bunga + prvoisi & komisi kredit = 456.000 + 48.000 = 504.000

RRL = (504.000) / (3.750.000 + 1.620.000) x 100%
RRL = (504.000) /(5.370.000) x 100%
RRL = 9,38%

e. Interest Margin on Earning Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya-biaya)
Rumus :        IMEA = (interest income – interest expense) / (earning assets) x 100%
Jawab:

Interest Expense = Beban bunga + beban2 lain = 255.000 + 21.000 = 276.000

Earning Assets :
Efek-efek (surab berharga)                                                                     240.000
Deposito berjangka                                                                                 450.000
Pinjaman yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp)                 3.750.000
Pinjaman yang diberikan                                                                        1.620.000
Penyertaan                                                                                               15.000        = 6.075.750

IMEA             = (504.000 – 6.075.750) / (6.075.750) x 100%
IMEA             = 3,75%

f.       Interest Margin on Loans
Rumus:                         IML = (Interest income – Interest expense) / (total loans) x 100%
Jawab:

IML                = (504.000 – 276.000) / (5.370.000) x 100%
IML                = 4,24%

g. Leverage Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam hal ini adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank)
Rumus :        LM = (total Assets) / (total equity) x 1 kali


Jawab:

LM                  = (10.020.000) / (804.750) x 1 kali
LM                  = 12,451 kali

h.    Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan manajemen bank mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating  income dan non-operating income)
Rumus :        AU = (operating income + non operating income) / (total asset) x 100%

Operating income :
Jumlah Pendapatan Bunga                               Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi ainnya                 Rp. 733.500

Non operating income : 37.500

AU                  = (504.000 + 733.500 + 37.500) / (10.020.000) x 100%
AU                  = 12,72%

4.                  Aspek Earning (Rentabilitas)
a. Gross  Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni bank setelah dikurangi biaya-biaya)

Rumus : GPM = (operating income – operating expense) / (operating income) x 100%

Operating income :
Jumlah Pendapatan Bunga                                          Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi ainnya                 Rp. 733.500   =  1.237.500


Operating expenses = Total beban bunga + total beban operasinal lainya
Operating expenses = 276.000 + 666.000 = 942.000
GPM              = ( 1.237.500 – 942.000) / (1.237.500) x 100%
GPM              = (295.500) / (1.237.500) x 100%
GPM              = 23,87%

b. Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank)
Rumus :        NPM = (net income) / (operating income) x 100%
Jawab:

NPM              = (216.000) / (1.237.500) x 100%
NPM              = 17,45%

5.                  Aspek Luquidity
  • Quick Ratio
Rumus :        QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100%

Cash Assets:
Kas                                                                          136.800
Rekening giro pada BI                                            961.200
Rekening giro pada BU                                          330.000
Aktiva likuid dalam valas                                       990.000  = 2.418.000

Deposito = Giro + tabungan + deposito berjangka
Deposito = 2.506.500 + 450.750 + 1.021.500 = 3.978.750

QR  = (2.418.000) / (3.978.750) x 100%
QR  = 60,77%
  • .      Cash Ratio
Rumus :        CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%

Liquid assets:
Kas                                                                          136.800
Rekening giro pada BI                                            961.200
Rekening giro pada BU                                          330.000
Aktiva likuid dalam valas                                       990.000  = 2.418.000

Short term borrowing:
Rekening Giro                                                                 2.506.500
Kewajiban yang segera dibayar lainnya (Rp)                    122.250
Kewajiban yang segera harus dibayar (valas)                 2.176.500  = 4.805.250
          
Jawab:

CR   = (2.418.000) / (4.805.250) x 100%
CR   = 50,31%





BAB III
PENUTUP
3.1`Kesimpulan
Rasio biasa digunakan dalam hal untuk mengukur kinerja keuangan bank. Rasio keiuangan ini sangat berguna bagi pihak dalam dan luar perusahaan untuk mengetahui dan menilai keadaan keuangan perusahaan di masalalu, saat ini dan kemungkinannya dimasa yang akan datang. Para pemegang saham dan calon pemegang saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang maupun kemungkinan di masa yang akan datang. Jenis rasio yang digunakan yaitu: rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas.


DAFTAR PUSTAKA
Jumingat. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo
Munawir. 2014. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty

Tidak ada komentar:

Posting Komentar