RASIO KEUANGAN BANK
Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan
Dosen Pengampu :
OLEH :
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PAMULANG
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul ”Rasio Keuangan Bank”.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Analisis
Laporan Keuangan”.
Penulis menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan, baik dari segi materi dan teknis penulisan. Oleh
karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang tentunya bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.
Tangerang Selatan, Oktober
2019
Penulis
Daftar Isi
Halaman
|
|||
HALAMAN JUDUL
…………………………………………………
|
i
|
||
KATA PENGANTAR
……………………………………………….
|
ii
|
||
DAFTAR ISI
………………………………………………………….
|
iii
|
||
BAB I
|
PENDAHULUAN
|
||
1.1
|
Latar Belakang ………….…………………………...
|
1
|
|
1.2
|
Rumusan Masalah ...…………………………............
|
2
|
|
1.3
|
Tujuan ………….…………………………................
|
2
|
|
1.4
|
Manfaat ………….…………………………..............
|
3
|
|
BAB II
|
PEMBAHASAN
|
||
2.1
|
Rasio Keuangan ……..…………………...................
|
4
|
|
2.2
|
Rasio Keuangan Bank …,,,,,,,……………………….
|
6
|
|
2.3
|
Tujuan Rasio Keuangan
Bank ………………………
|
7
|
|
2.4
|
Manfaat Rasio Keuangan
Bank ……………..............
|
7
|
|
2.5
|
Jenis-Jenis Rasio
Keuangan Bank ………………......
|
8
|
|
2.6
|
Penerapan Rasio
Keuangan Bank ……………..…….
|
12
|
|
BAB III
|
PENUTUP
|
||
3.1
|
Jenis Penelitian
…………………………...................
|
25
|
|
DAFTAR PUSTAKA …………………………..................................
|
26
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus
kas). Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis
laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara
suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa
berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari
suatu periode ke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan
neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu
perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan
meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk
memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan
interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang
sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio
sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya
rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Salah
satu rasio laporan keuangan adalah rasio laporan keuangan bank. Rasio laporan
keuangan bank adalah rasio yang digunakan
untuk menilai kinerja usaha bank dalam suatu periode akuntansi, akan tetapi
disini rasio yang digunakan lebih bersifat kompleks daripada rasio-rasio yang
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan nonbank pada umumnya. Risiko yang
dihadapai bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan nonbank sehingga beberapa
rasio dikhususkan untuk memperhatikan rasio ini. Pengolahan laporan keuangan dibuat sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan dalam hai ini
menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang berlaku. Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan
kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat. Adalah
sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan
haruslah sama.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa itu rasio keuangan bank?
2. Apa saja jenis jenis rasio keuangan bank?
3. Seperti apa penerapan rasio keuangan bank pada
contoh kasus?
1.3 Tujuan
Dapat membantu proses pengambilan keputusan laporan
keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat mencerminkan baik
buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusanpun bisa
menjadi lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan.
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui beberapa permasalahan yang ada
sebagai berikut
1. Mengetahui rasio keuangan bank
2. Mengetahui jenis jenis rasio keuangan bank
3. Mengetahui penerapan rasio keuangan bank pada
contoh kasus
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rasio Keuangan
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat
pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus
kas). Rasio Keuangan adalah suatu indikator
yang digunakan sebagai media analisa secara lebih mendalam terhadap sebab
terjadinya suatu masalah. Rasio keuangan sangat membantu dalam upaya analisa
hubungan matematis antara berbagai penjumlahan dalam bentuk rates, prosentase
(%), atau proporsi yang sederhana. Berikut adalah pengertian rasio keuangan
menurut para ahli :
1)
Van Horne dan Wachowizs
(1997:133)
“Indeks yang menghubungkan dua angka
akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”
2)
Bambang Riyanto
(2001:329)
“Rasio keuangan
adalah ukuran yang digunakan dalam interpretasi dan analisis laporan finansial
suatu perusahaan. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan
dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskanh
hubungan antara dua macam data finansial.”
3)
S. Munawir (2007:65)
“Suatu metode
analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau
laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.”
4)
Weston (1995:225)
“Analisis rasio
keuangan memberikan kerangka hubungan antar pos-pos neraca dan perhitungan laba
rugi, memungkinkan seseorang menelusuri sejarah suatu perusahaan dan menilai
posisi keuangannya saat ini, serta memungkinkan bagi manajer keuangan
memperkirakan reaksi kreditur atau investor terhadap keadaan keuangan
perusahaan dan dengan demikian dapat mancari cara-cara yang tepat untuk
mendapatkan dana.”
5)
Agus Sartono (2001:113)
“Dasar untuk menilai
dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan. Disamping itu, analisa rasio
keuangan juga dapat dipergunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan
pengendalian keuangan.”
6)
Bambang Riyanto
(2001:329)
penganalisa finansial
dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya
dengan 2 macam cara pembandingan, yaitu:
·
Pembandingan present
ratio dengan rasio-rasio semacam di waktu-waktu yang lalu (rasio historis)
dari perusahaan yang sama.
·
Pembandingan antara
rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari
perusahaan-perusahaan atau industri lain yang sejenis (rasio rata-rata atau
rasio industri).
2.2 Rasio Keuangan Bank
Rasio Keuangan
Bank adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui kesehatan bank dan
mengetahui kondisi keuangan bank dilihat dari laporan keuangan yang disajikan
oleh bank secara periodik. Dalam laporan keuangan yang dibuat bank
menggambarkan kinerja bank selama periode tertentu. Pengolahan laporan keuangan
dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Analisis yang digunakan
dalam hai ini menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai dengan standar yang
berlaku.
Rasio bank merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai kinerja usaha bank dalam suatu periode akuntansi, akan
tetapi disini rasio yang digunakan lebih bersifat kompleks daripada rasio-rasio
yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan nonbank pada umumnya. Risiko
yang dihadapai bank jauh lebih besar ketimbang perusahaan nonbank sehingga
beberapa rasio dikhususkan untuk memperhatikan rasio ini.
Sama seperti perusahaan nonbank, untuk
mengetahui kondisi keuangan suatu bank dapat dilihat dari laporan keuangan yang
disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus
menggambarkan kinerja bank selama periode bersangkutan dimana informasi
tersebut sangat dibutuhkan oleh pemilik, manajemen, pemerintah, dan masyarakat
sebagai nasabah guna mengetahui kondisi bank pada waktu tertentu yang dibuat
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.3 Tujuan Rasio Keuangan Bank
Dalam buku Laporan Keuangan menurut
Jumingan (2006:243) dikatakan bahwa rasio keuangan bank memiliki beberapa
tujuan, yaitu:
1)
Untuk mengetahui
kemampuan kecukupan modal bank dalam mendukung kegiatan bank secara efisien.
2)
Untuk mengukur
kemampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek.
3)
Untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan profit melalui operasi bank.
4)
Untuk mengukur
kemampuan bank dalam menyanggah risiko dari aktivitas operasi.
5)
Untuk mengetahui
kinerja manajemen dalam menggunakan semua assets secara efisien.
2.4 Manfaat Rasio Keuangan Bank
1)
Perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank.
2)
Diagnosis
terhadap masalah manajerial, operasional, dan masalah lainnya.
3)
Mengurangi
ketidakpastian yang sulit dihindari dan sering ditemui dalam proses pengambilan
keputusan.
4)
Pertimbangan
awal dalam pemilihan investasi.
5)
Mengukur
tingkat keberhasilan manajemen bank.
2.5 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Bank
1)
Rasio Likuiditas
Rasio ini
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Dengan catatan semakin besar rasio likuiditas maka semakin likuid. Perhitungan
rasio likuiditas dengan cara:
a)
Quick Ratio
Quick Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya pada para deposan (pemilik giro,
tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh bank.
Rumus
:
QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100%
b)
Investing
Policy Ratio
Investing
Policy Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi
surat-surat berharga yang dimilikinya.
Rumus
:
IPR = (Securities) / (Total deposit) x 100%
c)
Banking
Ratio
Banking
Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan
membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimilki.
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin rendah tingkat likuiditas
bank karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit makin kecil,
begitupun sebaliknya.
Rumus
:
BR = (Total Loans) / (total deposit) x 100%
d) Assets to Loan Ratio
Assets
to Loan Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang
disalurkan dengan harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio
menunjukan makin rendahnya tingkat likuiditas bank.
Rumus :
ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
e)
Cash
Ratio
Cash
Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank
tersebut.
Rumus
:
CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%
2)
Rasio Solvabilitas
Rasio ini
digunakan mengukur kemempuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatan
bank atau alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat efisiensi pihak
manajemen bank. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan cara :
a)
Primary
Ratio
Primary Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur apakah permodalan yang dimiliki bank sudah memadai atau sejauh mana
penurunan yang terjadi dalam total asset masuk dapat ditutupi oleh capital
equity.
Rumus : PR = (Equity capital) / (total assets) x
100%
b)
Risk
Assets Ratio
Risk Assets Ratio adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemungkinan penurunan risk assets.
Rumus
:RAR = (Equity caital) / (total assets – cash assets – securities) x 100%
c)
Secondary
Risk Ratio
Secondary Risk Ratio adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur penurunan asset yang mempunyai resiko lebih tinggi.
Rumus : SRR = (Equity capital) / (Secondary risk
assets) 100%
d)
Capital
Ratio
Capital Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama
resiko yang terjadi karena ada kegagalan dalam menagih bunga bank.
Rumus : CR = (equity capital + reserve for
loan losses) / (total loans) x 100%
3)
Rasio Rentalbilitas (pofitabiitas usaha)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Perhitungan rasio
ini dilakukan dengan cara:
a)
Gross
Profit Margin
Gross Profit Margin adalah rasio yang
digunakan untuk mengetahui presentasi laba dan kegiatan usaha murni dari bank
setelah dikurangi biaya-biaya
Rumus : GPM = (operating income – operating
expense) / (operating income) x 100%
b)
Net
Profit Margin
Net Profit Margi adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokok bank.
Rumus : NPM = (net income) / (operating income) x
100%
c)
Return
Equity Capital atau ROE
Return Equity Capital atau ROE adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola capital yang ada
untuk mendapatkan net income.
Rumus : ROE = (net income) / (equity income) x 100%
d)
Return
on Total Assets
Return on Total Assets adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola assets. Ada 2 cara yang
dihitung antara lain:
·
Gross
Yield on Total Assets : mengukur kemampuan manajemen bank menghasilkan income
dari pengelolaan asset.
Rumus
: GRTA = (operating income) / (total
assets) x 100%
·
Net
Income Total Assets : mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
profitabilitas dan manajerial efisiensi secara overall.
Rumus
:NITA = (net income) / (total assets) x 100%
e)
Rate
Return on Loans
Rate Return on Loans adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kamampuan manajemen bank dalam mengelola kegiatan
pengkreditannya.
Rumus : RRL = (interest income) / (total loans) x
100%
2.6
Penerapan Rasio Keuangan Bank (Contoh Kasus)
Laporan Keuangan Bank (laporan laba-rugi):
PT. BANK ABC
LAPORAN LABA-RUGI
PER 31 DESEMBER 2009 (dalam jutaan rupiah)
Pendapatan dan
Beban Operasional
|
|||
Pendapatan Bunga
|
|||
a. Hasil
Bunga
|
456.000
|
||
b. Provisi
& Komisi Kredit
|
48.000
|
||
Jumah Pendapatan Bunga
|
504.000
|
||
Beban Bunga
|
|||
a. Beban
bunga
|
255.000
|
||
b. Beban
lain-lain
|
21.000
|
||
Jumlah Beban Bunga
|
(276.000)
|
||
Pendapatan Bunga Bersih
|
228.000
|
||
Pendapatan
Operasional Lainnya
|
|||
Provisi dan
komisi selain kredit
|
27.000
|
||
Pendapatan Valas
|
690.000
|
||
Pendapatan
lainnya
|
16.500
|
||
Jumlah pendapatan operasional lainnya
|
733.500
|
||
Beban
Operasional lainnya
|
|||
Beban
Administrasi & umum
|
59.250
|
||
Beban personalia
|
213.750
|
||
Beban
operasional valas
|
225.000
|
||
Beban penyisihan
aktiva produktif
|
159.000
|
||
Beban lainnya
|
9.000
|
||
Jumlah beban operasional lainnya
|
(666.000)
|
||
Pendapatan/beban operasional bersih
|
295.500
|
||
Pendapatan dan
Beban non Operasional
|
|||
Pendapatan non
operasional
|
37.500
|
||
Beban non
operasional
|
(30.600)
|
||
Pendapatan non
operasinal/Beban non operasional
|
6.900
|
||
Laba-Rugi
sebelum pajak
|
302.400
|
||
Taksiran pajak
penghasilan perusahaan/bank
|
(86.400)
|
||
Laba-Rugi tahun
berjalan
|
216.000
|
Laporan
Keuangan Bank (neraca)
PT. BANK ABC
NERACA
PER 31 DESEMBER 2009 (dalam jutaan rupiah)
AKTIVA
|
|||
Kas
|
136.800
|
||
Rekening giro
pada BI
|
961.200
|
||
Rekening giro
pada BU (bank-bank lain)
|
330.000
|
||
Wesel, cek dan
tagihan lainnya
|
14.250
|
||
Efek-efek (surab
berharga)
|
240.000
|
||
Deposito
berjangka
|
450.000
|
||
Pinjaman yang
diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp)
|
3.750.000
|
||
Aktiva dalam
Valas
|
|||
Likuid
|
990.000
|
||
Pinjaman yang diberikan
|
1.620.000
|
||
Lainnya
|
1.200.000
|
||
Penyertaan
|
15.750
|
||
Inventaris
|
132.000
|
||
Rupa-rupa
|
180.000
|
||
Jumlah AKTIVA
|
10.020.000
|
||
PASIVA
|
|||
Kewajiban
|
|||
Rekening giro
|
2.506.500
|
||
Tabungan
|
450.750
|
||
Deposito
berjangka
|
1.021.500
|
||
Kewajiban yang
segera dibayar lainnya
|
122.250
|
||
Pinjaman yang
diterima
|
1.530.000
|
||
Setoran jaminan
|
42.000
|
||
Kewajiban dalam
Valas :
|
|||
Segera dapat
dibayar
|
2.176.500
|
||
Lainnya
|
1.215.750
|
||
Rupa-rupa
|
150.000
|
||
Jumlah Kewajiban
|
9.215.250
|
||
Modal
|
|||
Modal disetor
|
2.250
|
||
Dana
setoran modal
|
195.000
|
||
Cadangan umum
|
42.000
|
||
Cadangan lainnya
|
285.000
|
||
Sisa laba tahun
lalu
|
64.500
|
||
Laba tahun
berjalan
|
216.000
|
||
Total Modal
|
804.750
|
||
Jumlah PASIVA
|
10.020.000
|
Dari Laporan Keuangan diatas hitunglah kesehatan bank menurut anaisis CAMEL (capital, assets, management, earning dan liquidity)!
1.
Aspek Capital (permodalan)
Tingkat
kecukupan modal dinyatakan dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy
ratio). Hal ini diukur dengan 2 cara yaitu:
a.
Membandingkan modal dengan dana-dana pihak ketiga
b.
Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Catatan:
standar BI CAR minimal 8% dikatakan Bank sehat
Jawab dengan cara Membandingkan modal dengan
dana-dana pihak ketiga
Rumus
: CAR = (Modal dan Cadangan) / (Giro + Deposito + Tabungan) x 100%
Catatan
: Bank dikatakan sehat apabila hasil =10%
CAR
= (804.750) / (2.506.500 + 1.021.500 + 450.750) x 100%
CAR
= (804.750 / 3.978.750) x 100%
CAR
= 20,22%
Jawab
dengan Membandingkan modal dengan aktiva beresiko
Rumus
:CAR = (total Modal) / (Aktiva) x 100%
Catatan
: CAR minimal 8% dikatakan bank sehat
CAR
= ( 804.750) / (122.250 + 1.530.000 + 42.000 + 2.176.500 +
1.215.750 + 150.000) x 100%
CAR =
(804.750) / (5.236.500) x 100%
CAR =
15,36 %
2.
Aspek Assets Quality (kualitas
aset)
Perhitungan
ini dilakukan dengan cara :
Assets
to Loan Ratio ( mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang
dimiliki bank)
Catatan:
semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditas bank.
Rumus
:ALR = (Total Loans) / (Total Assets) x 100%
Total
Loans :
Pinjaman
yang diberikan (dalam mata uang dlm
Negeri/Rp) Rp. 3.750.000
Pinjaman yang
diberikan Valas Rp.
1.620.000
Jawab:
ALR
= (3.750.000 + 1.620.000) / (10.020.000) x 100%
ALR
= 53,59%
3.
Aspek Management
Dalam
hal ini aspek yang dinilai adalah manajemen permodalan, manajemen
kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen
likuiditas. Perhitungannya sebagai berikut:
a.
Return
Equity Capital atau ROE (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengeola
capital yang ada untuk mendapatkan net income.
Rumus :
ROE = (net income) / (equity income) x 100%
Jawab:
Net
Income = laba sebelum pajak – PPh
ROE
= (216.000) / (804.750) x 100%
ROE
= 26,84%
b. Gross Yield on Total Assets (mengukur kemampuan
manajemen bank menghasilkan income dari pengelolaan asset)
Rumus
: GRTA = (operating income) / (total
assets) x 100%
Jawab
:
Operating
income :
Jumlah
Pendapatan Bunga
Rp. 504.000
Jumlah
Pendapatan Operasi
ainnya
Rp. 733.500
GRTA
= (504.000 + 733.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA
= (1.237.500) / (10.020.000) x 100%
GRTA
= 12,35%
c. Net Income Total Assets (mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial secara overall).
Rumus
: NITA = (net income) / (total
assets) x 100%
Jawab:
NITA
= (216.000) / (10.020.000) x 100%
NITA
= 2, 15%
d. Rate Return on Loans (mengukur kamampuan manajemen
bank mengelola kredit bank)
Rumus
: RRL = (interest income) / (total
loans) x 100%
Jawab:
Interest
income: Hasil Bunga + prvoisi & komisi kredit = 456.000 + 48.000 = 504.000
RRL
= (504.000) / (3.750.000 + 1.620.000) x 100%
RRL
= (504.000) /(5.370.000) x 100%
RRL
= 9,38%
e. Interest
Margin on Earning Assets (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan
biaya-biaya)
Rumus
: IMEA = (interest income – interest
expense) / (earning assets) x 100%
Jawab:
Interest
Expense = Beban bunga + beban2 lain = 255.000 + 21.000 = 276.000
Earning
Assets :
Efek-efek
(surab
berharga)
240.000
Deposito
berjangka 450.000
Pinjaman
yang diberikan (dalam mata uang dlm Negeri/Rp)
3.750.000
Pinjaman
yang
diberikan
1.620.000
Penyertaan 15.000
= 6.075.750
IMEA
= (504.000 – 6.075.750) / (6.075.750) x 100%
IMEA
= 3,75%
f. Interest Margin on Loans
Rumus:
IML = (Interest income – Interest expense) / (total loans) x 100%
Jawab:
IML
= (504.000 – 276.000) / (5.370.000) x 100%
IML
= 4,24%
g. Leverage
Multiplier (mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola asetnya, dalam
hal ini adanya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan aktiva bank)
Rumus
: LM = (total Assets) / (total
equity) x 1 kali
Jawab:
LM
= (10.020.000) / (804.750) x 1 kali
LM
= 12,451 kali
h. Assets Utilization ( mengukur sejauh mana kemempuan
manajemen bank mengelola asset dalam rangka menghasilkan operating income
dan non-operating income)
Rumus
: AU = (operating income + non
operating income) / (total asset) x 100%
Operating income :
Jumlah Pendapatan
Bunga
Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi
ainnya
Rp. 733.500
Non operating income : 37.500
AU
= (504.000 + 733.500 + 37.500) / (10.020.000) x 100%
AU
= 12,72%
4.
Aspek Earning (Rentabilitas)
a.
Gross Profit Margin (mengukur presentasi laba dari kegiatan usaha murni
bank setelah dikurangi biaya-biaya)
Rumus : GPM = (operating income – operating
expense) / (operating income) x 100%
Operating
income :
Jumlah
Pendapatan
Bunga
Rp. 504.000
Jumlah Pendapatan Operasi
ainnya
Rp. 733.500 = 1.237.500
Operating expenses = Total beban bunga + total
beban operasinal lainya
Operating expenses = 276.000 + 666.000 = 942.000
GPM
= (
1.237.500 – 942.000) / (1.237.500) x 100%
GPM
= (295.500) / (1.237.500) x 100%
GPM
= 23,87%
b.
Net Profit Margin (mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net income dari
kegiatan operasi pokok bank)
Rumus
: NPM = (net income) / (operating
income) x 100%
Jawab:
NPM
= (216.000) / (1.237.500) x 100%
NPM
= 17,45%
5.
Aspek Luquidity
- Quick Ratio
Rumus :
QR = (Cash asset) / (Total Deposit) x 100%
Cash Assets:
Kas 136.800
Rekening giro pada
BI
961.200
Rekening giro pada
BU
330.000
Aktiva likuid dalam
valas
990.000 = 2.418.000
Deposito = Giro + tabungan + deposito berjangka
Deposito = 2.506.500 + 450.750 + 1.021.500 =
3.978.750
QR = (2.418.000) / (3.978.750) x 100%
QR = 60,77%
- . Cash Ratio
Rumus :
CR = (liquid assets) / (short term borrowing) x 100%
Liquid assets:
Kas 136.800
Rekening giro pada
BI
961.200
Rekening giro pada
BU
330.000
Aktiva likuid dalam
valas
990.000 = 2.418.000
Short term borrowing:
Rekening
Giro
2.506.500
Kewajiban yang segera dibayar lainnya (Rp)
122.250
Kewajiban
yang segera harus dibayar (valas) 2.176.500 =
4.805.250
Jawab:
CR = (2.418.000) / (4.805.250) x 100%
CR = 50,31%
BAB III
PENUTUP
3.1`Kesimpulan
Rasio biasa
digunakan dalam hal untuk mengukur kinerja keuangan bank. Rasio keiuangan ini
sangat berguna bagi pihak dalam dan luar perusahaan untuk mengetahui
dan menilai keadaan keuangan perusahaan di masalalu, saat ini dan
kemungkinannya dimasa yang akan datang. Para pemegang saham dan calon pemegang
saham menaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan, baik yang sekarang
maupun kemungkinan di masa yang akan datang. Jenis rasio yang digunakan
yaitu: rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio likuiditas.
DAFTAR PUSTAKA
Jumingat.
2006. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta : Bumi Aksara
Kasmir.
2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta
: Raja Grafindo
Munawir.
2014. Analisa Laporan Keuangan.
Yogyakarta : Liberty
Tidak ada komentar:
Posting Komentar