METODE
PERHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
Makalah
Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro
Dosen
pengampu : Mohamad Safi’i
Oleh;
Kelompok v
Arifin 2016121776
Aulia Choirunisya 2016121709
Danar Rianto 2016121806
Adit
Aulia Choirunisya 2016121709
Danar Rianto 2016121806
Adit
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur hanya bagi Allah
SWT, Tuhan pengatur semesta alam, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas
rahmat dan karunia-Nya, serta atas bantuan semua pihak dan pribadi-pribadi yang
berhati mulia, makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun atas tingginya rasa tanggung jawab penulis terhadap kewajiban, dan didalam makalah ini, penulis akan penganalisis tentang “ Metodi Perhitungan Domestik Bruto(PDB)”. .
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan keritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makalah ini disusun atas tingginya rasa tanggung jawab penulis terhadap kewajiban, dan didalam makalah ini, penulis akan penganalisis tentang “ Metodi Perhitungan Domestik Bruto(PDB)”. .
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi penyajian maupun materinya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan keritik dari semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Pada
kesempatan ini,sekalipun sulit bagi penulis untuk mengungkapkan satu
persatu,namun tanpa mengurangi yang lain ,tak terbendung getar-getar perasaan
yang lahir dari lubuk hati yang paling dalam untuk menyampaikan rasa
terimakasih khususnya kepada yang terhormat Bapak Muhamad Sofiana selaku
pemberi materi,yang telah menjadi bagian dalam penyelesaian proses pembuatan
makalah ini. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya.
Penulis
berharap semoga makalah ini akan memberikan manfaat,khususnya bagi penulis
sendiri, serta bagi semuanya. Amin.
Pamulang, Januari 2017
(penulis)
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar BelakangPENDAHULUAN
Salah satu indicator teleh terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah
nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu
periode tertentusebab, besarnya output nasional dapat menunjukkan
beberapa hal penting dalam sebuah perekonomian.
Yang pertama,
besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien
sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal,
uang, dan kemampuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Secara umum, makin besar pendapatan nasional suatu Negara, semakin baik
efisiensi alokasi sumber daya ekonominya.
Yang kedua,
besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang produktivitas dan
tingkat kemakmuran suatu Negara. Alat ukur yang disepakati tentang tingkat
kemakmuran adalah output nasional perkapita.nilai output perkapita
diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah penduduk
pada tahun yang bersangkutan. Jika angka output perkapita makin besar , tingkat
kemakmuran dianggap makin tinggi. Sementara itu alat ukur tentang produktivitas
rata-rata adalah output pertenaga kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi
produktivitas tenaga kerja.
Yang ketiga,
besarnya output nasional meripakan gambaran awal tentang masalah-masalah
structural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagian besar
output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian
tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. Jika sebagin besar
output nasional berasal dari sector pertanian (ekstraktif), maka perekonomian
tersebut berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur produksi. Dalam arti
perekonomian harus segera memodernisasikan diri, dengan memperkuat
industrinya, agar ada keseimbangan kontribusi antara sector pertanian yang
dianggap sebagai sector ekonomi tradisional dengan sector industry yang dianggap
sebagai sector ekonomi modern.
Itulah
sebabnya perhitungan pendapatan nasional, yang lebih dikenal sebagai pendapatan
nasional, merupakan pokok pembahasan awal dalam teori ekonomi makro. Tanpa
memiliki pemahaman yang benar tentang konsep pendapatan nasional, kita tidak
akan melakukan diskusi/pembahasan tentang model-modl ekonomi makro. Apalagi
tentang analisis kebijakanny. Istilah yang paling sering dipakai untuk
pendapatan nasional adalah produk domestic bruto (PDB) atau gross domestic
product (GDP). Istilah tersebut merujuk pada pengertian :
“nilai
barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah
perekonomian dalam satu periode (kurun waktu) dengan menggunakan
factor-faktor produksi yang berada (berlokasi) dalam perekonomian tersebut”
Tercakup
dalam definisi diatas adalah :
- Produk dan jasa akhir, dalam pengertian barang dan jasa yang dihitung dalam PDB adalah barang dan jasa yang digunakan pemaki terakhir (untuk konsumsi).
- Harga pasar, yang menunjukan bahwa nilai output nasional tersebut dihitung berdasarkan tingkat harga yang berlaku pada periode yang bersangkutan.
- Factor-faktor produksi yang berlokasi di Negara yang bersangkutan, dalam arti perhitungan PDB tidak mempertimbangkan asal factor produksi (milik perekonomian atau milik asing) yang digunakan dalam menghasilkan output.
Mungkin yang
jadi pertanyaan adalah bagaimana cara menghitungnya dan masalah –masalah apa
yang timbul dari cara penghitungan tersebut. Mengingat kegiatan yang dianalisis
dalam teori ekonomi makro lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan teori
ekonomi makro, maka ada dua langkah yang harus dilakukan sebelum mampu
menghitung PDB. Langkah pertama adalah pemahaman tentang siklus aliran
pendapatan dan pengeluaran dalam konteks makro. Langkah kedua adalah bagaimana
(lewat pasar-pasar apa saja) para pelaku ekonomi berinteraksi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini , yaitu :
- Sejarah pendapatan nasional
- Pengertian pendapatan nasional
- Konsep pendapatan nasional
- Factor yang mempengaruhi pendapatan nasional
- Perhitungan pendapatan nasional
- Pendekatan dalam perhitungan pendapatan nasional (y)
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini , yaitu :
- Untuk mengetahui Sejarah dari pendapatan nasional
- Untuk mengetahui Pengertian dari pendapatan nasional
- Untuk mengetahui Konsep-konsep apa saja yang terdapat dalam pendapatan nasional
- Untuk mengetahui Factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pendapatan nasional
- Untuk mengetahui bagaimana cara Perhitungan pendapatan nasional
- Untuk mengetahui Pendekatan-pendekatan apa saja yang termasuk dalam perhitungan pendapatan nasional (y)
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan nasional
adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam
suatu negara selama satu tahun. Salah satu indikator penting untuk mengetahui
kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk
Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar
harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar
harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.
Pendapatan nasional dapat didefinisikan dengan tiga
cara, yaitu sebagai berikut :
- Nilai seluruh produk (barang dan jasa) yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
- Jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
- Jumlah pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode tertentu.
- Konsep Pendapatan Nasional
- Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
B. KONSEP
PENDAPATAN NASIONAL
-PDB/GDP
(Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk
Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam
perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan.
-PNB/GNP
(Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah
seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan
jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar
negeri.
Rumus : GNP
= GDP – Produk netto terhadap luar negeri.
-NNP (Net
National Product)
NNP adalah
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu,
setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
Rumus : NNP
= GNP – Penyusutan
-NNI (Net
National Income)
NNI adalah
jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak
tidak langsung (indirect tax)
Rumus : NNI
= NNP – Pajak tidak langsung
-PI
(Personal Income)
PI adalah
jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke
tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran
jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI +
transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social +
Pajak perseorangan )
-DI
(Disposible Income)
DI adalah
pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh
penerimanya.
Rumus : DI =
PI – Pajak langsung
C. METODE
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
- Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional
Tujuan
mempelajari pendapatan nasional :
- Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
- Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
- Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan yang berjangka.
2. Manfaat
mempelajari pendapatan nasional
- Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
- Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar propinsi
- Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
- Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
3.
Perhitungan Pendapatan Nasional
a. Metode
Produksi
Pendapatan
nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang
dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam periode tertentu Y =
[(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
b. Metode Pendapatan
Pendapatan
nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan (rent, wage,
interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor produksi adalam suatu
negara selama satu periode. Y = r + w + i + p
c.
Metode Pengeluaran
Pendapatan
nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT Luar Negeri) dalam suatu Negara
selama satu tahun. Y = C + I + G + (X – M)
D. Masalah
dan keterbatasan perhitungan PDB
a.
Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan
PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara, dengan
cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB,
sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$
450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia
adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita
lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak
memperhatikan aspek distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita
kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
b.
Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya
ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan
dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat
kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial
makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika
sederhana.
Masalah
mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi
nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan
fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak
terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan
menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung.
c. PDB Per
Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk
memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
1) Jumlah
dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya
sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan
tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2) Jumlah
dan struktur kesempatan kerja :
Jumlah
kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat
terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat
produktivitas.
3)
Faktor-faktor non-ekonomi :
Yang
tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai,
faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang
produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan
umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik,
menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga
merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun
dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru
dimulai dua abad yang lalu.
d.
Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground
Economi)
Angka
statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya
mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan
seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah
tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah
yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di
negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan
oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi
oleh kegiatan pertanian dan informal.
Menghitung PDB, GNP, GDP dan Lain-lain
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu
tahun.
Konsep
Berikut adalah beberapa konsep pendapatan nasional
• Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang
bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum
diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan ekonomi suatu negara
• Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau
PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
• Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income)
adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh
masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari
NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah
pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan,
pajak hadiah, dll.
• Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa produksi
tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun lalu,
contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran,
bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba perusahaan
(pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa
tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran pensiun (iuran
yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud
untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
• Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable
Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan
jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal income (PI) dikurangi
dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya
tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh
wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
Penghitungan
Jasa perbankan turut memengaruhi besarnya pendapatan
nasional
Pendapatan negara dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu:
• Pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan
seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga
konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan atas
faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan.
• Pendekatan produksi, dengan cara menjumlahkan
nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu negara dari bidang industri,
agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu periode tertentu. Nilai produk
yang dihitung dengan pendekatan ini adalah nilai jasa dan barang jadi (bukan
bahan mentah atau barang setengah jadi).
• Pendekatan pengeluaran, dengan cara menghitung
jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu negara selama satu periode tertentu. Perhitungan dengan pendekatan ini
dilakukan dengan menghitung pengeluaran yang dilakukan oleh empat pelaku
kegiatan ekonomi negara, yaitu: Rumah tangga (Consumption), pemerintah
(Government), pengeluaran investasi (Investment), dan selisih antara nilai
ekspor dikurangi impor.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai
berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil
tahun sekarang PDBk= PDB riil tahun kemarin
Manfaat
Selain bertujuan untuk mengukur tingkat kemakmuran
suatu negara dan untuk mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode, perhitungan
pendapatan nasional juga memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk
mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional. Data pendapatan
nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara
industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan
pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian
atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara yang
unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat
digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian
terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan,
industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian
antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan
pemerintah.
Faktor yang memengaruhi
• Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat
harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa
yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga,
sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu.
Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran
agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada
tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat penawaran
agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output nasional
(pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
• Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh
barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah bagian dari
pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan,
dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari pendapat
Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah laku
masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
• Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat.
1.
PENDEKATAN PENDAPATAN
Metode pendapatan memandang nilai output
perekonomian sebagai nilai total balas jasa atas faktor produksi yang digunakan
dalam proses produksi. Kemampuan entrepreneur ialah kemampuan dan keberanian
mengombinasikan tenaga kerja, barang modal, dan uang untuk menghasilkan barang
dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Balas jasa untuk tenaga kerja adalah upah
atau gaji. Untuk barang modal adalah pendapatan sewa. Untuk pemilik uang/aset
finansial adalah pendapatan bunga. Sedangkan untuk pengusaha adalah keuntungan.
Total balas jasa atas seluruh faktor produksi disebut Pendapatan Nasional (PN).
Y = R + W + I + P
Ket :
Y = pendapatan nasional
R = rent = sewa
W = wage = upah/gaji
I = interest = bunga modal
P = profit = laba
2.
PENDEKATAN PENGELUARAN
Menurut metode pengeluaran, nilai PDB merupakan
nilai total dalam perekonomian selama periode tertentu. Menurut metode ini ada
beberapa jenis agregat dalam suatu perekonomian:
1) Konsumsi Rumah Tangga (Household Consumption)
Pengeluaran sektor rumah tangga dipakai untuk
konsumsi akhir, baik barang dan jasa yang habis dalam tempo setahun atau kurang
(durable goods) maupun barang yang dapat dipakai lebih dari setahun/barang
tahan lama (non-durable goods).
2) Konsumsi Pemerintah (Government Consumption)
Yang masuk dalam perhitungan konsumsi pemerintah
adalah pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk membeli barang
dan jasa akhir (government expenditure). Sedangkan pengeluaran-pengeluaran
untuk tunjangan-tunjangan sosial tidak masuk dalam perhitungan konsumsi
pemerintah.
3) Pengeluaran Investasi (Investment Expenditure)
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)
merupakan pengeluaran sektor dunia usaha. Yang termasuk dalam PMTDB adalah
perubahan stok, baik berupa barang jadi maupun barang setengah jadi.
4) Ekspor Neto (Net Export)
Yang dimaksud dengan ekspor bersih adalah selisih
antara nilai ekspor dengan impor. Ekspor neto yang positif menunjukkan bahwa
ekspor lebih besar daipada impor. Perhitungan ekspor neto dilakukan bila
perekonomian melakukan transaksi dengan perekonomian lain (dunia).
Y = C + I + G + (X - M)
Ket :
Y = Pendapatan Nasional
C = konsumsi masyarakat
I = investasi
G = pengeluaran pemerintah
X = ekspor
M = impor
3. PENDEKATAN PRODUKSI
Menurut metode ini, PDB adalah total output
(produksi) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian. Cara penghitungan dalam
praktik adalah dengan membagi-bagi perekonomian menjadi beberapa sektor
produksi (industrial origin). Jumlah output masing-masing sektor merupakan
jumlah output seluruh perekonomian. Hanya saja, ada kemungkinan bahwa output
yang dihasilkan suatu sektor perekonomian berasal dari output sektor lain. Atau
bisa juga merupakan input bagi sektor ekonomi yang lain lagi. Dengan kata lain,
jika tidak berhati-hati akan terjadi penghitungan ganda (double counting) atau
bahkan multiple counting. Akibatnya angka PDB bisa menggelembung beberapa kali
lipat dari angka yang sebenarnya. Untuk menghindari hal tersebut, maka dalam
perhitungan PDB dengan metode produksi, yang dijumlahkan adalah nilai tambah
(value added) masing-masing sektor.
Y = (PXQ)1 + (PXQ)2 +.....(PXQ)n
Ket:
Y = Pendapatan Nasional
P = harga
Q = kuantitas
CONTOH SOAL PENDAPATAN NASIONAL
Contoh Soal Yg dibuat sendiri
1). Suatu negara mempunyai pendapatan nasional
sebagai berikut:
Konsumsi masyarakat Rp. 80.000.000
pendapatan laba usaha Rp. 40.000.000
pengeluaran negara Rp. 250.000.000
pendapatan sewa Rp. 25.000.000
Pengeluaran Investasi Rp. 75.000.000
Ekspor Rp. 50.000.000
Impor Rp. 35.000.000
dari diatas hitunglah pendapatan nasional dengan
pendekatan pengeluaran ...
jawab:
Rumus pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran :
Y = C + I + G + (X - M)
Y = 80.000.000+ 75.000.000+ 250.000.000+ (50.000.000
- 35.000.000)
Y = 405.000.000+ 15.000.000
Y = 420.000.000
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran konsumsi Rumah Tangga Konsumen (RTK)
I = Pengeluaran Investasi Rumah Tangga Produsen
(RTP)
G = Pengeluaran pemerintah dari Rumah Tangga
Pemerintah (RTG)
X = Ekspor
M = Impor
Jadi jumlah pendapatan nasional dengan menggunakan
pendekatan pengeluaran adalah Rp. 420 juta
2). Jika diketahui Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia pada tahun 2004 adalah Rp 131.101,6 Miliar. Pendapatan/Produk neto
terhadap Luar Negeri Rp 4.955,7 Miliar, Pajak tidak Langsung Rp 8.945,6 Miliar,
Penyusutan Rp 6.557,8 Miliar, Iuran Asuransi Rp 2,0 Miliar, Laba ditahan Rp 5,4
Miliar, Transfer Payment Rp 6,2 Miliar dan Pajak Langsung Rp 12,0 Miliar.
Hitunglah :
a). GNP
b). NNP
c). NI
d). PI
e). DI
Jawab ;
a). GNP = GDP
+ Produk Neto terhadap Luar Negeri= Rp 131.101,6 Miliar + Rp 4.955,7 Miliar
= Rp 136.057,3 Miliar
b). NNP = GNP
– Penyusutan= Rp 136.057,3 Miliar – Rp 6.557,8 Miliar
= Rp 129.499,5 Miliar
c). NI = NNP – Pajak tidak Langsung= Rp 129.499,5
Miliar – Rp 8.945,6 Miliar
= Rp 120.553,9 Miliar
d). PI = (NI + Transfer Payment) – (iuran asuransi +
iuran jaminan sosial + Laba di tahan + Pajak Perseorangan)= (Rp 120.553,9
Miliar + Rp 6,2 Miliar) – (Rp 2,0 Miliar + Rp 5,4 Miliar)
= Rp 120.560,1 Miliar – Rp 7,4Miliar
= Rp 120.552,7 Miliar
e). DI = PI – Pajak Langsung = Rp 120.552,7 Miliar –
Rp 12,0 Miliar
= Rp 120.540,7 Miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar