MAKALAH
ANALISIS
LABA KOTOR
Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas kelompok pada Mata Kuliah
Analisis Laporan
Keuangan
Dosen :
Oleh;
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
PAMULANG – TANGERANG SELATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan utama dari setiap kegiatan bisnis perusahaan
adalah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menekan biaya
sekecil-kecilnya (Profit Oriented). Laba merupakan sumber utama perusahaan
untuk menjaga kelangsungan hidupnya, hal ini sesuai dengan konsep “Going
Corcern” yang beranggapan perusahaan didirikan untuk hidup terus-menerus
seolah-olah tidak akan berhenti. Laba kotor perusahaan merupakan selisih pendapatan
penjualan neto dikurangi dengan harga pokok penjualan. Sedangkan untuk
efisiensi laba kotor perusahaan, efisiensi karena kaitannya dengan jumlah uang
atau rupiah, jika kaitannya dengan kinerja karyawan atau pegawai maka dilihat
efektivitasnya.
Sedangkan harga pokok penjualan dipengaruhi oleh
persediaan barang jadi awal ditambah harga pokok dikurangi persediaan barang
jadi akhir peroide. Dalam harga pokok produksi terdapat biaya produksi dimana
semakin besar biaya produksi maka semakin kecil laba perusahaan, dan
sebaliknya. Oleh karena itu biaya produksi sangat penting untuk dijaga
kestabilan perusahaan. Jika perusahaan ingin bertahan maka perusahaan harus
memperhatikan betul biaya produksi yang dikeluarkan.
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan
saat produksi, biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsun dan biaya overhead pabrik. Biaya (cost) disini berbeda dengan beban
(expense), dalam laporan keuangan biaya masuk dalam laporan harga pokok
produksi yang akan digunakan sebagai harga pokok penjualan yang selanjutnya
akan mengurangi penjualan bersih sehingga didapat laba kotor. Sedangkan beban
(expense) masuk dala laporan rugi laba yang akan mengurangi laba kotor sehingga
didapat laba bersih.
1.2
Rumusan Masalah
·
Apa pengertian
analisis laba kotor?
·
Faktor apa saja
yang mempengaruhi laba kotor?
·
Bagaimana
perencanaan laba kotor?
·
Apa saja
klasifikasian didalam laba kotor?
·
Apa manfaat
analisis laba kotor?
1.3
Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah
·
Untuk memberikan
pengetahuan tentang apa itu analisis laba kotor
·
Untuk mengetahui
faktor apa saja yang mempengaruhi laba kotor
·
Untuk mengetahui
bagaimana perencanaan laba kotor
·
Untuk mengetahui
klasifikasi didalam laba kotor
·
Untuk mengetahui
apa manfaat dari analisis laba kotor.
1.4
Manfaat
Manfaat
disusunnya makalah ini adalah sebagai bahan pengajaran dibidang pendidikan
maupun bidang penelitian, dan juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pembuatan makalh selanjutnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN
ANALISIS LABA KOTOR
Dalam praktiknya, laba yang
diperoleh perusahaan terdiri dari dua macam, yaitu :
1. Laba
Kotor (gross profit) ; dan
2. Laba
Bersih (net profiy).
Laba
kotor artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangkan biaya-biaya yang menjadi
beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali perusahaan
peroleh. Sementara itu, laba bersih merupakan laba yang telah dikurangi
biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu,
termasuk pajak.
Secara
umum pengertian analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode, serta sebab-sebab
berubahnya laba kotor tersebut antara dua atau lebih periode. Selanjutnya
dengan diketahui penyebabnya, dapat digunakan untuk memutuskan kebijakan ke
depan yang berkaitan dengan laba tersebut.
Untuk melakukan analisis laba
kotor, diperlukan berbagai data perusahaan. Adapun data yang dibutuhkan untuk
melakukan analisis laba kotor adalah :
1. Target yang telah ditetapkan
Target
yang telah ditetapkan adalah jumlah angka atau persentase laba yang telah
ditetapkan manajemen sebelumnya. Misalnya target laba kotor yang
diinginkan adalah Rp1 miliar atau 25% dari penjualan.
2.
Pencapaian hasil laba pada periode
tersebut
Pencapaian hasil laba pada periode tersebut artinya
laba actual yang diperoleh pada periode ini.
3.
Laba pada beberapa periode sebelumnya
Merupakan perolehan laba beberapa periode yang lalu, lebih dari
satu periode ke belakang. Kegunaannya untuk melihat trend perjalanan laba
perusahaan dari periode ke periode.
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
LABA KOTOR
Dalam praktiknya perubahan yang terjadi laba kotor disebabkan dua faktor, yaitu
:
1. Faktor penjualan
Penjualan
maksudnya adalah omset barang atau jasa yang dijual, baik dalam unit ataupun
dalam rupiah. Besar kecilnya penjualan ini penting bagi perusahaan sebagai data
awal dalam melakukan analisis.
Sementara itu, penjualan dipengaruhi oleh :
a. Faktor harga jual
Harga jual adalah harga persatuan atau unit atau per kilogram atau
lainnya produk yang dijual di pasaran. Penyebab berubahnya harga jual adalah
perubahan nilai harga jual per satuan.
b. Faktor jumlah barang yang
dijual.
Jumlah barang yang dijual maksudnya adalah banyaknya kuantitas
atau jumlah barang (volume) yang dijual dalam suatu periode.
2. Faktor harga pokok penjualan.
Harga pokok penjualan adalah harga barang atau jasa sebagai bahan
baku atau jasa untuk menjadi barang dengan ditambah baiya-biaya yang berkaitan
dengan harga pokok penjualan tersebut.
Harga pokok
penjualan dipengaruhi oleh :
a. Harga pokok rata-rata
Perubahan harga pokok arata-rata per satuan atau unit per kilogram
atau lainnya produk barang juga ikut memengaruhi perolehan laba kotor. Apabila
harga pokok rata-rata naik, laba kotor dapat turun, demikian pula sebaliknya.
b. Jumlah barang yang
dijual
Jika jumlah penjualan meningkat, kemungkinan akan mampu
meningkatkan laba kotor, demikian pula sebaliknya.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa perubahan laba kotor disebabkan tiga faktor berikut ini:
1.
Berubahnya Harga Jual
2.
Berubahnya Jumlah Kuantitas (Volume) Barang Yang Dijual
3.
Berubahnya Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan suatu
produk banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain :
- Harga bahan baku;
- Upah tenaga kerja;
- Serta kenaikan harga secara umum.
Faktor lainnya yang juga perlu dicermati adalah adanya
ketidakefisienan di dalam memproduksi barang atau jasa atau menjual barang yang
berakibat terjadinya pemborosan. Misalnya pengiriman pesanan yang tidak tetap
waktu akan memengaruhi penjualan. Begitu pula dengan pemakaian bahan yang
terjadi pemborosan sehingga ada biaya-biaya yang tidak perlu keluar justru
menjadi beban.
Dan yang
paling fatal adalah adanya unsure kecurangan dari pihak manajemen perusahaan
yang “bermain” dengan pihak lain. Demikian pula apabila kecurangan yang terjadi
diakibatkan oleh pihak ketiga. Hal ini sudah pasti sangat memengaruhi keduanya.
2.3 MANFAAT ANALISIS LABA KOTOR
Analisis
laba kotor merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen guna
mengambil keputusan untuk masa sekarang dan yang akan datang. Artinya analisis
laba kotor akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang
akan diambil ke depan dengan kondisi yang terjadi sekarang atau untuk
mengevaluasi apa penyebab turun atau naiknya laba kotor tersebut sehingga
target tidak tercapai. Dengan demikian, analisis laba kotor memberikan manfaat
yang cukup banyak bagi pihak manajemen.
Secara umum manfaat yang dapat diperoleh dari analisis
laba kotor adalah:
1. Untuk Mengetahui Penyebab
Turunnya Harga Jual
Dengan diketahuinya penyebab
naik turunnya harga, pihak manajemen dapat memprediksi berbagai hal, terutama
berkaitan dengan penentuan harga jual ke depan dan target harga jual yang lebih
realistis. Kesalahan akibat penentuan harga jual ini pasti dikarenakan faktor
perubahan harga jual yang sangat rentan terhadap perubahan di luar lingkungan
perusahaan.
2. Untuk Mengetahui Penyebab
Naiknya Harga Jual
Kenaikan harga jual perlu
dicermati penyebabnya, sebab naiknya harga jual ini sangat mempengaruhi
perolehan laba kotor perusahaan. Faktor penyebab naiknya harga jual dapat
berasal dari dalam perusahaan, misalnya kenaikan biaya-biaya. Namun, harga jual
juga dapat naik karena dipengaruhi dari luar perusahaan, misalnya pesaing
sejenis menaikkan harga jualnya dan manajemen ikut pula menaikkan harga jual.
3. Untuk Mengetahui Penyebab
Turunnya Harga Pokok Penjualan
Di samping menaikkan harga
jual, laba kotor juga dipengaruhi oleh penurunan harga pokok penjualan.
Penyebab menurunnya harga jual tidak jauh berbeda dengan kenaikan harga pokok
penjualan. Hanya saja penurunan harga pokok penjualan akan membuat perusahaan
berusaha keras untuk bekerja lebih efisien dibandingkan dengan pesaing. Kalau
tidak, beban biaya yang telah dianggarkan akan ikut mempengaruhi nilai
perolehan penjualan ke depan.
4. Untuk Mengetahui Penyebab
Naiknya Harga Pokok Penjualan
Penyebab naiknya harga pokok
penjualan juga sangat penting untuk diketahui oleh perusahaan karena dengan
diketahuinya penyebab naiknya harga pokok penjualan, perusahaan pada akhirnya
mampu menyesuaikan dengan harga jual dan biaya-biaya lainnya. Penyebab utama
naiknya harga pokok penjualan sebagian besar adalah karena dari pihak luar
perusahaan sehingga mau tidak mau perusahaan harus mampu menyesuaikan diri.
5. Sebagai Bentuk
Pertanggungjawaban Bagian Penjualan
Analisis laba kotor juga memberikan
manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik harga
jual. Artinya ada pihak-pihak yang memang seharusnya bertanggung jawab apabila
terjadi kenaikan atau penurunan harga jual.
6. Sebagai Bentuk
Pertanggungjawaban Bagian Produksi
Analisis laba kotor juga
memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian produksi akibat
turunnya harga pokok penjualan. Artinya untuk urusan harga pokok penjualan,
pihak bagian produksilah yang bertanggung jawab.
7. Sebagai Salah Satu Alat Ukur
Untuk Menilai Kinerja Manajemen
Sudah pasti analisis laba kotor
ini pada akhirnya akan memberikan manfaat untuk menilai kinerja manajemen dalam
suatu periode. Artinya hasil yang diperoleh dari analisis laba kotor akan
menentukan kinerja manajemen ke depan.
8. Sebagai Bahan Untuk Menentukan
Kebijakan Manajemen Ke Depan
Analisis laba kotor digunakan
sebagai bahan untuk menetukan kebijakan manajemen ke depan dengan mencermati
kegagalan atau kesuksesan pencapaian laba kotor sebelumnya. Jika berhasil,
manajemen mungkin sekarang akan dipertahankan atau bahkan ada yang dipromosikan
ke jabatan yang lebih tinggi. Akan tetapi, jika gagal, sebaliknya akan diganti
dengan manajemen yang baru. Di samping itu, keberhasilan atau kegagalan
manajemen dalam mencapai target laba kotor juga akan menentukan besar kecilnya
insentif yang bakal mereka terima.
D. CONTOH
ANALISIS LABA KOTOR
Untuk lebih memudahkan,
memahami, dan mengertikan pemahaman tentang analisis perubahan laba kotor, maka
berikut ini dibuatkan beberapa contoh kasus yaitu:
Kasus 1
Komponen
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Penjualan bersih
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Jumlah barang yang dijual
Harga persatuan
Harga pokok persatuan
|
Rp 100.000,00
Rp 75.000,00
Rp 25.000,00
1.000 unit
Rp 100,00
Rp 75,00
|
Rp 165.000,00
Rp 110.000,00
Rp 50.000,00
1.100 unit
Rp 150,00
Rp 100,00
|
Dari data di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Terjadi
peningkatan penjualan sebanyak Rp65.000,00 dari tahun sebelumnya, yaitu
penjualan pada tahun 2006 sebesar Rp100.000,00 menjadi Rp165.000,00 pada
tahun 2007.
2. Harga pokok
penjualan juga meningkat sebesar Rp35.000,00 yaitu dari tahun 2006 sebesar
Rp75.000,00 menjadi Rp110.000,00 pada tahun 2007.
3. Laba kotor juga
meningkat sebesar 100% atau sebesar Rp25.000,00 dari Rp25.000,00 pada tahun
2006 menjadi Rp50.000,00 pada tahun 2007.
4. Jumlah barang
yang dijual meningkat sebesar 100 unit atau 10%, yakni dari 1.000 unit pada tahun
2006 menjadi 1.100 unit pada tahun 2007.
5. Harga persatuan
meningkat sebesar Rp50,00 dari Rp100,00 pada tahun 2006 menjadi Rp150,00 pada
tahun 2007.
6. Harga pokok
persatuan meningkat sebesar Rp25,00 yakni dari Rp75,00 pada tahun 2006 menjadi
Rp100,00 pada tahun 2007.
Untuk
menganalisis perubahan laba rugi diatas, diperlukan tahap-tahap analisis.
Tujuannya adalah disamping memudahkan kita melakukan analisis, juga mempermudah
dalam memahaminya. Adapun tahap-tahap analisis yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut.
Langkah Pertama: Membuat Tabel
Perubahan
Secara ringkas perubahan laba
rugi yang terjadi dari data di atas jika dimasukkan ke dalam tabel adalah
sebagai berikut:
Komponen
|
Tahun 2006
|
Tahun 2007
|
Kenaikan
|
|||
Penjualan bersih
Harga pokok penjualan
Laba kotor
Jumlah barang yang dijual
Harga persatuan
Harga pokok persatuan
|
Rp 100.000,00
Rp 75.000,00
Rp 25.000,00
1.000 unit
Rp 100,00
Rp 75,00
|
Rp 165.000,00
Rp 110.000,00
Rp 55.000,00
1.100 unit
Rp 150,00
Rp 100,00
|
Rp65.000,00
Rp35.000,00
Rp30.000,00
100 unit
Rp50,00
Rp25,00
|
Langkah Kedua: Menganalisis
Sebab-sebab Perubahan
Analisis
pertama adalah perubahan laba kotor yang diakibatkan penjualan, yaitu jumlah
(kuantitas) penjualan dengan harga jual.
|
Rumus yang dapat digunakan
adalah:
1. Karena
faktor penjualan
Penjualan tahun 2007
..............................................................................
= Rp165.000,00
Jumlah penjualan tahun 2007 x
harga jual tahun 2006
1.100 unit x Rp100
.................................................................................
= Rp110.000,00
Kenaikan laba kotor karena
perubahan harga jual................................... =Rp55.000,00
Cara lain adalah:
|
Jumlah penjualan 2007 x (harga
jual 2007 – harga jual 2006)
1.100
(Rp150 – Rp100) = Rp55.000,00
2. Karena jumlah
(kuantitas) penjualan
Jumlah penjualan tahun 2007 x
harga jual tahun 2006
1.100 unit x Rp100..................................................................................
=Rp110.000,00
Penjualan tahun
2006...............................................................................
=Rp100.000,00
Kenaikan laba kotor karena
perubahan jumlah pendapatan..................... =Rp10.000,00
|
Cara lain adalah:
Analisis
kedua adalah perubahan laba kotor yang diakibatkan harga pokok penjualan, yaitu
persatuan maupun jumlah (kuantitas).
|
Rumus yang digunakan:
3. Karena
harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan tahun
2007 ........................................................ =Rp110.000,00
Jumlah penjualan tahun 2007 x
harga pokok 2006
1.100 unit x
Rp75....................................................................................
=Rp82.500,00
Kenaikan laba kotor karena
perubahan harga pokok............................... =(Rp27.500,00)
|
Cara lain adalah:
Jumlah penjualan 2007 x (harga
pokok 2007 – harga pokok 2006)
1.100
(Rp100 – Rp75) = Rp27.500,00
4. Karena jumlah (kuantitas)
penjualan
Jumlah penjualan tahun 2007 x
harga jual tahun 2006
1.100 unit x Rp 100 .........................................
= Rp 82.500,00
Penjualan tahun 2006
.....................................
= Rp 75.000,00
Kenaikan laba kotor karena perubahan jumlah penjualan = ( Rp 7.500,00)
|
Cara lain
adalah
Harga jual 2005 x ( jumlah penjualan 2007- jumlah penjualan 2006) yakni Rp 75
(1.100 unit -1000 unit) = Rp 7.500,00
Langkah
Ketiga : Membuat Laporan Perubahan Laba Rugi
Berikut
ini laporan perubahan laba kotor.
PT Yumiko
Maharani Tbk.
Laporan
Perubahan Laba Kotor
Akhir
Tahun 2007 dengan 2006
1. Kenaikan
penjualan diakibatkan :
Kenaikan harga
jual
Rp 55.000,00
Kenaikan kuantitas penjualan
Rp 10.000,00
Rp 65.000,00
2. Kenaikan
harga pokok penjualan diakibatkan :
Kenaikan harga pokok per unit
= Rp 27.500,00
Kenaikan kuantitas harga pokok
= Rp 7.500,00
= Rp
35.000,00
3. Kenaikan
laba kotor
Rp 30.000,00
Di samping cara yang diatas
kenaikan baik oleh faktor harga jual maupun pokok penjualan, dapat pula
dilakukan analisis dengan cara lain. Analisis lain yang dimaksud adalah karena
faktor:
1. Kuantitas
penjualan
2. Harga
jual, dan
3. Kuantitas
penjualan dengan harga jual.
Dari
kasus di atas dapat dianalisis sebagai berikut :
Contoh
1
Faktor kuantitas penjualan, yaitu kenaikan penjualan yang disebabkan oleh naiknya
kuantitas (jumlah) penjualan jika tidak ada kenaikan harga jual.
Harga
persatuan
2006
Rp 100,00
Kenaikan kuantitas
100 unit
Kenaikan laba kotor karena kuantitas penjualan jika tidak ada kenaikan harga
jual adalah :
Rp 100 x 100 unit = Rp 10.000,00
Dengan demikian, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Kenaikan
laba kotor karena kuantitas penjualan,
Rp 100,00 x 100 unit
............................ = Rp
10.000,00
Selanjutnya, kenaikan harga
pokok Rp 35.000,00 disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1. Faktor
kuantitas
Kenaikan
harga pokok disebabkam kenaikan kuantitas dengan asumsi tidak ada kenaikan
harga pokok :
Harga pokok
2006
Rp 75,00
Kenaikan
kuantitas
100 unit
Kenaikan karena faktor kuantitas (Rp 75,00 x 100 unit) = Rp 7.500,00
2. Faktor
harga pokok
Kenaikan harga pokok disebabkan kenaikan harga pokok per unit dengan asumsi
tidak ada kenaikan dalam kuantitas.
Kenaikan Harga pokok per unit
Rp 25,00
Kuantitas yang dijual
2006
1.000 unit
Kenaikan karena faktor harga pokok (Rp 25,00 x 1.000 unit) = Rp 25.000,00
3. Faktor
Kuantitas dan harga pokok
Kenaikan harga pokok per unit kali
kenaikan kuantitas.
Kenaikan harga pokok per unit
Rp 25,00
Kenaikan kuantitas yang
dijual
100 unit
Rp 25,00 x 100 unit
= Rp2.500,00
Dengan demikian dapat
disimpulkan sebagai berikut
Kenaikan karena faktor
kuantitas
(Rp 75,00 x 100 unit)
..................................
= Rp
7.500,00
Kenaikan karena faktor harga
pokok
(Rp 25 x 1000 unit)
......................................
= Rp 25.000,00
Jadi jumlah kenaikan harga pokok
penjualan adalah = Rp 35.000,00
E. PERENCANAAN
LABA KOTOR
Membuat rencana laba suatu perusahaan merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh suatu usaha sebelum suatu kegiatan
dijalankan. Dalam membuat rencana laba, perlu terlebih dulu ditentukan atau
dianggarkan target laba yang ingin dicapai, baru kemudian disusun harga jual
yang harus dipasang.
Penyusunan rencana anggaran atau bujet yang akan dijalankan oleh suatu
perusahaan haruslah mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat memengaruhi
pencapaian target tersebut. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan antara
lain:
1. Volume
penjualan tahun sebelumnya;
2. Harga
jual periode sebelumnya;
3. Kecenderungan
permintaan terhadap produk yang ditawarkan dari tahun ke tahun;
4. Kondisi
persaingan baik local maupun intenasional;
5. Kecenderungan
inflasi secara umum;
6. Kondisi
perekonomian pemerintah dan masyarakat;
7. Kecenderungan
perubahan selera masyarakat;
8. Bujet
promosi yang harus dianggarkan; dan
9. Pertimbangan
lainnya.
Khususnya
dalam menyusun anggaran laba kotor harus dipertimbangkan pula ketersediaan
harga pokok penjualan dan prediksi kenaikan harga pokok penjualandari tahun ke
tahun sebelumnya. Ketersediaan bahan baku penting mengingat apabila terjadi
kelangkaan atau keterlambatan, akan berakibat kepada harga jual dan jumlah
barang yang dijual. Demikian pula dengan kenaikan harga pokok penjualan.
Berikut
ini bujet laba kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk per unit.
Jenis produk
|
Harga jual unit
|
Harga pokok unit
|
Laba kotor unit
|
Mawar
Melati
Kamboja
|
Rp 120
Rp 140
Rp 170
|
Rp 80
Rp 90
Rp 100
|
Rp 40
Rp 50
Rp 70
|
Berikut
ini bujet laba kotor PT Roy Akase untuk beberapa produk secara total.
Jenis produk
|
Jumlah unit yang dijual
|
Laba kotor unit
|
Laba kotor keseluruhan
|
Mawar
Melati
Kamboja
|
10.000
10.000
10.000
|
Rp 40
Rp 50
Rp 70
|
Rp 400.000
Rp 500.000
Rp 700.000
|
Penjualan
dan harga pokok penjualan secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut
Jenis produk
|
Total penjualan
|
Harga pokok penjualan
|
Laba kotor keseluruhan
|
Mawar
Melati
Kamboja
Jumlah
|
Rp 1.200.000
Rp 1.400.000
Rp 1.700.000
Rp 4.300.000
|
Rp 800.000
Rp 900.000
Rp 1.000.000
Rp 2.700.000
|
Rp 400.000
Rp 500.000
Rp 700.000
Rp 1.500.000
|
Pertimbangan dalam penyusunan
bujet laba tersebut adalah
1. Kondisi
keuangan perusahaan saat ini dan ke depan serta peluang memperoleh sumber
dana tambahan bila dibutuhkan,
2. Kemampuan
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan untuk mengelola kegiatan perusahaan,
baik kuantitas maupun kualitasnya
3. Kondisi
persaingan untuk usaha atau produk yang sejenis, baik kondisi local maupun
internasional, baik yang berkaitan dengan harga jual maupun kualitas barang
yang dijual
4. Prospek
usaha yang akan dijalankan ke depan dengan melihat potensi pasar yang dimiliki
, baik daya beli masyarakat maupun selera masyarakat
5. Pencapaian
laba tahun-tahun sebelumnya, sebagai ukuran untuk menentukan target laba ke
depan
6. Kondisi
ekonomi secara umum, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan bahan baku,
inflasi, dan kebijakan pemerintah lainnya
7. Kondisi
keamanan secara umum sehingga masyarakat tetap aman menjalankan aktivitas
kesehariannya tanpa adanya rasa takut atau gangguan yang tidak perlu
8. Pertimbangan
lainnya.
Jika dibandingkan dengan
realisasi penjualan terdapat perbedaan dengan anggaran yang telah ditetapkan,
yaitu sebagai berikut:
PT Roy Akase
Laporan Perubahan Dalam
Penjualan, HPP, dan Laba Kotor
Tahun 2006 dan 2007
Tahun
|
Penjualan
|
HPP
|
Laba kotor
|
Target
Realisasi
Penurunan
|
Rp 4.300.000
Rp 4.020.000
Rp 250.000
|
Rp 2.700.000
Rp 2.550.000
Rp 150.000
|
Rp 1.600.000
Rp 1.470.000
Rp 130.000
|
Dengan kata lain, perusahaan
tidak mampu mencapai target laba yang diinginkan. Hal ini disebabkan oleh:
1. Adanya
kenaikan harga pokok penjualan
2. Kenaikan
harga jual unruk
3. Tidak
tercapainya jumlah penjualan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian materi diatas, dapat disimpulkan
bahwasanya analisis laba kotor adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke satu periode yang lain. Yang mana
analisis laba kotor ini dipengaruhi oleh faktor penjualan dan faktor harga
pokok penjualan. Sehingga dapat diketahui faktor penyebab naiknya harga jual,
faktor penyebab turunnya harga jual, faktor penyebab naik nya harga pokok
penjualan, faktor penyebab turuna harga poko penjualan serta sebagai tanggung
jawaban bagian penjualan dalam sebuah perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar