RASIO
LIKUIDITAS
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Dosen:
Oleh:
Kelompok II
PROGRAM STUDI AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
akutansi tentang Rasio Likuiditas
Makalah akutansi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah akutansi ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Tangerang,
Oktober 2019
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………........
i
Daftar Isi……………………………………………………………………............ ii
BAB I Pendahuluan................................................................................................... 1
a.Latar
Belakang Masalah...………………………………………………………….. 1
b. Rumusan Masalah...…………………………………………………………......... 1
c.Tujuan...………………………………………………………….............................. 1
b. Rumusan Masalah...…………………………………………………………......... 1
c.Tujuan...………………………………………………………….............................. 1
BAB II Pembahasan................................................................................................... 2
a.Pengertian Rasio Likuiditas……………................................................................... 2
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas……….………………..……….................... 4
c. Jenis – Jenis Rasio Likuiditas…………………………………………………….... 5
d. Studi Kasus Analisis Rasio Likuiditas….……………………………………….....
10
BAB III
Penutup.........................................................................................................
14
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................
16
ii
BAB
I
PENDAHUUAN
- Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di
bidang jasa, dagang maupun manufaktur
memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga kesinambungan
perusahaan di masa akan datang.
Likuiditas
merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan
jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan
salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit
dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas
yang tinggi merupakan perusahaan yang baik; karena dana jangka pendek kreditur
yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif
lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang
memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik
karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur,
persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit perusahaan
yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Dalam makalah
ini yang berjudul “Analisis Rasio
Likuiditas” sedikit banyak akan di bahas mengenai analisis liquiditas yang
terjadi di dalam perusahaan.
- Rumusan Masalah
1.
Apa itu
Rasio Liquiditas ?
2.
Apa Tujuan
dan Manfaat Rasio Likuiditas ?
3.
Apa saja
Jenis-Jenis Rasio Likuiditas ?
4.
Bagaimana
cara menghitung Rasio Likuiditas ?
- Tujuan
1.
Dapat
memahami pengertian Rasio Liquiditas
2.
Dapat
memahami Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
3.
Dapat
memahami Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
4.
Dapat
memahami cara menghitung Rasio Likuiditas
1
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo.
Pada dasarnya, Rasio Likuiditas ini merupakan hasil pembagian kas dan dan aset
lancar lainnya dengan pinjaman jangka pendek dan kewajiban lancar. Rasio ini
menunjukan berapa kali kewajiban hutang jangka pendek dapat ditutupi oleh kas dan aset lancar lainnya.
Jika nilainya lebih dari 1 maka berarti kewajiban jangka pendek dapat ditutup
sepenuhnya.
Secara umum, semakin tinggi rasio likuiditas, semakin
tinggi pula margin keselamatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenuhi
kewajiba lancarnya. Rasio likuiditas yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa
perusahaan yang bersangkutan memiliki keuangan yang sehat dan kemungkinan kecil
akan mengalami kesulitan keuangan.Jika suatu perusahaan ingin kita ketahui
sejauh mana bobot atau persentase kasnya terhadap kewajiban lancarnya, maka itu
artinya kita ingin tau kemampuan cash liquidity dari perusahaan tersebut jika
sewaktu-waktu ia harus melunasi kewajiban lancarnya dengan hanya menggunakan
kas yang ada. Semakin tinggi nilainya tentu semakin baik likuiditas perusahaan
tersebut.
Tapi, perlu diketahui juga bahwa nilai kas yang terlalu
tinggi juga bisa menjadi penilaian buruk bagi para investor saham, karena
mereka akan menilai bahwa terlalu banyak dana yang menganggur dalam kas dan
akan mempengaruhi labanya di periode selanjutnya.
Secara umum, pengertian likuditas
adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana
fungsi dari likuditas secara umum untuk:
a.
Menjalankan transaksi
bisnisnya sehari-hari.
b. Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak.
2
c. Memuaskan permintaan
nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibiltas dalam meraih kesempatan investasi
menarik yang menguntungkan
Ketidak
mampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendek (yang
sudah jatuh tempo) yang disebabkan oleh berbagai factor: pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki
dana sama sekali. Kedua, bisa mungkin
saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki
dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu,
untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat
berharga, atau menjual persediyaan atau aktiva lainnya.
Dalam
prakteknya, tidak jarang pula perusahaan mengalami hal sebaliknya yaitu kelebihan
dana, artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera dapat dicairkan melimpah.
Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada aktivitas yang tidak
dilakukan secara optimal. Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan
operasional perusahaan, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. Sudah
pasti hal ini akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang
diinginkan.
Penyebab utama kejadian
kekurangan dan ketidak mampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya
tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam menjalankan
usahanya. Kemudian, sebab lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan
tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa
sebenarnya kondisi perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari
harta lancarnya. Seandainya perusahaan sudah menganalisis rasio yang
berhubungan dengan hal tersebut, perusahaan dapat mengetahui dengan mudah
kondisi dan posisi perusahaan sebenarnya. Kemudian, perusahaan dapat berusaha
untuk mencarikan jalan keluarnya. Analisis keuangan yang berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya dikenal dengan nama
analisis rasio likuiditas.
Fred
Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya
apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu memenuhi utang tersebut
terutama utang yang sudah jatuh tempo.
3
Dengan
kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar
perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas
perusahaan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah
untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban
(utang) pada saat ditagih.
- Tujuan Dan Manfaat Rasio Likuiditas
Tujuan dan manfaat rasio
likuiditas menurut Kasmir (2013:132), adalah:
1.
Untuk
mengukur kemampuan peusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah
waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan
bulan tertentu).
2.
Untuk
mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu
tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3.
Untuk
mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar
dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4.
Untuk
menngukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan.
5.
Untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6.
Sebagai
alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan
hutang.
7.
Untuk
melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan
membandingkannya untuk beberapa periode.
8.
Untuk
melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang
ada di aktiva lancar dan utang lancar.
4
9.
Menjadi
alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat
rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
Bagi
pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor,
distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini
tergambar dari rasio yang dimilikinya, kemampuan membayar tersebut akan
memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan pinjaman selanjutnya.
Kemudian dagi pihak distributor adanya kemampuan membayar mempermudah dalam
memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara ansuran.
Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu dibayar tepat
waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya cara atau syarat untuk
menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit.
- Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
Secara umum tujuan
utama rasio keuangan digunakan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibanya. Namun, disamping itu, dari rasio likuiditas dapat
diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik yang juga maih berkaitan
dengan kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajibanya. Semua ini tergantung
dari jenis rasio likuiditas yang digunakan. Dalam praktinya, untuk mengukur
rasio keuangan secara lengkap, dapat menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas
yang ada.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu ;
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu ;
1.
Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalammembayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak
aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera
jatuh tempo.rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
5
Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara
total aktiva lancar dengan total utang lancar. Versi terbaru pengukuran rasio
lancar adalah mengurangi sediaan dan piutang. Aktiva lancar (current assets)
merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat
(maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat
berharga, piutang, sediaan, biaya di muka, pendapatan yang masih harus
diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainya. Untang lancar
(current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksaimal
satu tahun). Artinya, utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama
satu tahun.komponen utang lancar terdari dari utang dagang, utang bank satu
tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima
dimuka. Utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka
pendek lainya.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kindisi perusahaan baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, sebaliknya kita tahu bahwatarget yang telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kindisi perusahaan baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, sebaliknya kita tahu bahwatarget yang telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis.
Dalam praktiknya sering kali dipakaibahwa rasio lancar dengan standar 200%
(2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang baik atau
memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu,
perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalamjangka pendek. Namun, sekali
lagi untuk mengukur kinerja manajemen, ukuran yang terpenting adalah rata-rata
industri untuk perusahaan yang sejenis.
6
2.
Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio
merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaaan dalam memenuhi atau
membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar
tanpa memperhitungkan nilai sendiaan (inventari). Artinya sediaan kita
diabaikan , dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini
dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk
diungkapkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar
kewajibanya dibandingkan dengan aktiva lancar lainya.
Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar, kemudian
dikurangi dengan nilai sediaan. Terkadang perusahaan juga memasukkan biaya yang
dibayar di muka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar.
7
3.
Rasio Kas (Cash Ratio)
Di samping kedua rasio yang sudah dibahas di atas, terkadang perusahaan
juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan
untuk membayar utangnya. Artinya dalam hal ini perusahaan tidak perlu menunggu
untuk menjual atau menagih utang lancar lainya yaitu dengan menggunakan rasio
lancar.
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang
kas dapat di tunjukkan dari tersedianya dana kas atau atau yang setara dengan
kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap
saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan utang-utang jangka pendeknya.
4.
Rasio Perputaran Kas
Menurut James O.Gill, rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk
mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
8
Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar.
Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang
dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja
merupakan jumlah dari aktiva lancar. Hasil perhitungan rasio perputaran kas
dapat diartikan sebagai berikut.
a.
Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti,
ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihan.
b.
Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat
diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu
singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih
sedikit.
5.
Investori to Net Working Capital
Investori to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja
perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar
dengan uang lancar.
9
- Studi Kasus Analisis Rasio Likuiditas
Neraca
PT ABC
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )
Aktiva Lancar
|
|
Hutang lancar
|
|
Kas
|
200.000
|
Hutang dagang
|
300.000
|
Efek
|
200.000
|
Hutang wesel
|
100.000
|
Piutang
|
160.000
|
Hutang Pajak
|
160.000
|
Persediaan
|
840.000
|
|
|
Jumlah A.L.
|
1.400.000
|
Jumlah H.L.
|
560.000
|
|
|
|
|
Aktiva Tetap
|
|
Hutang jk. Panjang
|
|
Mesin
|
700.000
|
Obligasi
|
600.000
|
Akum. Penyusutan
|
100.000
|
|
|
|
600.000
|
Modal sendiri
|
|
Bangunan
|
1.000.000
|
Modal saham
|
1.200.000
|
Akum. Penyusutan
|
200.000
|
Agio saham
|
200.000
|
|
800.000
|
|
1.400.000
|
Tanah
|
100.000
|
Laba ditahan
|
440.000
|
Intangibles
|
100.000
|
|
|
Jumlah A.T.
|
1.600.000
|
Juml. Modal sendiri
|
1.840.000
|
|
|
|
|
Jumlah Aktiva
|
3.000.000
|
Jumlah pasiva
|
3.000.000
|
10
Statemen Laba – Rugi
PT ABC
Periode 31 Desember
2001
( dalam ribuan rupiah
)
Penjualan
|
4.000.000
|
Harga pokok penjualan
|
3.000.000
|
Laba kotor
|
1.000.000
|
Biaya-biaya
|
570.000
|
Keuntungan sebelum bunga & pajak
|
430.000
|
Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000
)
|
30.000
|
Keuntungan sebelum pajak
|
400.000
|
Pajak penghasilan
|
160.000
|
Keuntungan bersih setelah pajak
|
240.000
|
A. Hitunglah Rasio Likuiditas PT. ABC
RASIO KEUANGAN |
METODE PERHITUNGAN |
INTERPRETASI |
I. RASIO LIKUIDITAS
A. Current Ratio
|
Aktiva Lancar
--------------------
Hutang Lancar
1.400.000
------------- = 2,5 : 1 =
250%
560.000
|
Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi
dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh oleh aktiva
lancar Rp 2,50
|
B. Cash Ratio
|
Kas + Efek = 400.000 =HL 560.000
= 0,71 atau 71%
|
Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan
dan efek yang segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar
Rp1,00 dijamin oleh kas dan
efek Rp 0,71
|
C. Quick ratio
(Acid Test
ratio)
|
Kas +Efek + Hutang
Hutang Lancar
200.000 + 20.000 +
160.000
560.000
= 1 : 1 atau 100%
|
Kemampuan
untuk membayar utang yg segera hrs
dipenuhi
· Dg aktiva lancar yg lebih likuid.
· Setiap utang lancar Rp 1,00
dijamin dengan quick assets 1,00
|
D. Working Capital
to
Total
Assets Ratio
|
Aktiva Lancar – Ht Lancar
-------------------------------------
Jumlah Aktiva
1.400.000 – 560.000
------------------------------
3.000.000
= 0, 28 : 1 atau 28 %
|
Likuiditas dari total
aktiva dan posisi modal kerja neto.
Setiap Rp 1, 00 assets
perusahaan Rp 0,28 terdiri dari modal
kerja (aktiva lancar)
|
13
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Likuiditas adalah kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Pengertian lain likuiditas,
adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang
yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Likuiditas diukur dengan
rasio aktiva lancar dibagi kewajiban lancar. Perusahaan yang mempunyai likuiditas
sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas
perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan
dengan rasio kas (kas dengan kewajiban lancar). Likuiditas merupakan biaya yang
ditanggung pemodal jika ingin menjual sekuritasnya secara cepat.Rasio
likuiditas antara lain terdiri dari:
Pertama. Current Ratio, yaitu
membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Current Assets
merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi
usaha yang normal yang lebi h besar. Current Liabilities merupakan kewajiban
pembayaran dalam satu (1) tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha.
Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau
konversi kas dari aktiva lancar.
Kedua, Quick Ratio, yaitu
membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban
lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang
dalam proses, dan persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah
mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada
biaya yang minimum. Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1
atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
Rasio likuiditas yaitu rasio yang
menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka
pendek. Rasio likuiditas bertujuan menaksir kemampuan keuangan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dan komitmen pembayaran keuangannya.
14
Semakin tinggi angka rasio
likuiditas, akan semakin baik bagi investor. Perusahaan yang memiliki rasio
likuiditas tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga
saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan. Kenaikan harga
saham ini mengindikasikan meningkatnya kinerja perusahaan dan hal ini juga akan
berdampak pada para investor karena mereka akan memperoleh tingkat pengembalian
yang tinggi dari investasinya..
Ketiga. Current ratio/ working capital ratio/ current obligation, yaitu
perbandingan aktiva lancar (current assets)
dengan hutang lancar (current liabilities), current ratio
(CR) = 2:1 merupakan ukuran kasar dan bukan merupakan pedoman yang mutlak bagi
perusahaan, perusahaan perlu menetapkan batas maksimal CR, untuk mempertahankan
kemampuan perusahaan, termasuk melalui kredit.
Keempat, Rasio Perputaran Kas
Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan
membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan unyuk mengukur tingkat
ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan
dengan penjualan.
Kelima, Investory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan anrata aktiva
lancar dengan utang lancar.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Novia, Pengertian Rasio Likuiditas, Jenis, dan Kegunaannya dalam Perusahaan, Jurnal by Mekari 2017 https://www.jurnal.id › blog › 2017-pengertian-rasio-likuiditas-jenis-dan-keg
2. Wadiyo, 3 Rasio Likuiditas Yang Perlu Dipahami, Agar Utang Tidak Membebani Perusahaan, 2019 https://manajemenkeuangan.net › ... › Analisis Laporan Keuangan
3. Temukan Pengertian, Pengertian Rasio
Likuiditas https://www.temukanpengertian.com › Kewirausahaan
4. Rasio Likuiditas – Jenis, Pengertian, Contoh Soal, Rumus dan Analisis Liquidity Ratios, 2018 https://analis.co.id › Akuntansi & Rasio
16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar