Kamis, 31 Oktober 2019

Makalah Rasio Likuiditas Universitas Pamulang


RASIO LIKUIDITAS
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Analisis Laporan Keuangan
Dosen:                                    
Oleh:
Kelompok II

PROGRAM STUDI AKUTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2019
KATA PENGANTAR

            Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah akutansi tentang Rasio Likuiditas
Makalah akutansi ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah akutansi ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.


Tangerang,  Oktober 2019







Penyusun











i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………........   i
Daftar Isi……………………………………………………………………............    ii
BAB I Pendahuluan...................................................................................................   1
a.Latar  Belakang Masalah...………………………………………………………….. 1
b. Rumusan Masalah...
………………………………………………………….........   1
c
.Tujuan...…………………………………………………………..............................  1

BAB II Pembahasan...................................................................................................   2
a.Pengertian Rasio Likuiditas……………...................................................................   2
b. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas……….………………..………....................   4
c. Jenis – Jenis Rasio Likuiditas……………………………………………………....   5
d. Studi Kasus Analisis Rasio Likuiditas….……………………………………….....   10
BAB III Penutup.........................................................................................................   14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................   16











ii
BAB I
PENDAHUUAN
  1. Latar Belakang Masalah
            Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa,  dagang maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh laba dan menjaga kesinambungan perusahaan di masa akan datang.
            Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik; karena dana jangka pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang jumlah relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukkan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Dalam makalah ini yang berjudul “Analisis Rasio Likuiditas” sedikit banyak akan di bahas mengenai analisis liquiditas yang terjadi di dalam perusahaan.
  1. Rumusan Masalah
1.      Apa itu Rasio Liquiditas ?
2.      Apa Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas ?
3.      Apa saja Jenis-Jenis Rasio Likuiditas ?
4.      Bagaimana cara menghitung Rasio Likuiditas ?
  1. Tujuan
1.      Dapat memahami pengertian Rasio Liquiditas
2.      Dapat memahami Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
3.      Dapat memahami Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
4.      Dapat memahami cara menghitung Rasio Likuiditas
1
BAB II
PEMBAHASAN


  1. Pengertian Rasio Likuiditas
            Rasio Likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya saat jatuh tempo. Pada dasarnya, Rasio Likuiditas ini merupakan hasil pembagian kas dan dan aset lancar lainnya dengan pinjaman jangka pendek dan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukan berapa kali kewajiban hutang jangka pendek dapat  ditutupi oleh kas dan aset lancar lainnya. Jika nilainya lebih dari 1 maka berarti kewajiban jangka pendek dapat ditutup sepenuhnya.
            Secara umum, semakin tinggi rasio likuiditas, semakin tinggi pula margin keselamatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiba lancarnya. Rasio likuiditas yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki keuangan yang sehat dan kemungkinan kecil akan mengalami kesulitan keuangan.Jika suatu perusahaan ingin kita ketahui sejauh mana bobot atau persentase kasnya terhadap kewajiban lancarnya, maka itu artinya kita ingin tau kemampuan cash liquidity dari perusahaan tersebut jika sewaktu-waktu ia harus melunasi kewajiban lancarnya dengan hanya menggunakan kas yang ada. Semakin tinggi nilainya tentu semakin baik likuiditas perusahaan tersebut.
            Tapi, perlu diketahui juga bahwa nilai kas yang terlalu tinggi juga bisa menjadi penilaian buruk bagi para investor saham, karena mereka akan menilai bahwa terlalu banyak dana yang menganggur dalam kas dan akan mempengaruhi labanya di periode selanjutnya.
Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai, dimana fungsi dari likuditas secara umum untuk:
a.       Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari.
b.       Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak.


2
c.       Memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibiltas dalam meraih kesempatan investasi menarik yang menguntungkan
          Ketidak mampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) yang disebabkan oleh berbagai factor: pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali. Kedua, bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual persediyaan atau aktiva lainnya.
          Dalam prakteknya, tidak jarang pula perusahaan mengalami hal sebaliknya yaitu kelebihan dana, artinya jumlah dana tunai dan dana yang segera dapat dicairkan melimpah. Kejadian ini bagi perusahaan juga kurang baik karena ada aktivitas yang tidak dilakukan secara optimal. Manajemen kurang mampu menjalankan kegiatan operasional perusahaan, terutama dalam hal menggunakan dana yang dimiliki. Sudah pasti hal ini akan berpengaruh terhadap usaha pencapaian laba seperti yang diinginkan.
Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidak mampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian, sebab lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya kondisi perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu  lagi karena nilai utangnya lebih tinggi dari harta lancarnya. Seandainya perusahaan sudah menganalisis rasio yang berhubungan dengan hal tersebut, perusahaan dapat mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi perusahaan sebenarnya. Kemudian, perusahaan dapat berusaha untuk mencarikan jalan keluarnya. Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang atau kewajibannya dikenal dengan nama analisis rasio likuiditas.
          Fred Weston menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

3
          Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik
kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kegunaan rasio ini adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

  1. Tujuan Dan Manfaat Rasio Likuiditas

       Tujuan dan manfaat rasio likuiditas menurut Kasmir (2013:132), adalah:
1.      Untuk mengukur kemampuan peusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).
2.      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.
3.      Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.
4.      Untuk menngukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
5.      Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
6.      Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.
7.      Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.
8.      Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

4
9.      Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.
                        Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor, distributor, dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Hal ini tergambar dari rasio yang dimilikinya, kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk memberikan pinjaman selanjutnya. Kemudian dagi pihak distributor adanya kemampuan membayar mempermudah dalam memberikan keputusan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara ansuran. Artinya, ada jaminan bahwa pinjaman yang diberikan akan mampu dibayar tepat waktu. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman atau penjualan barang secara kredit.
  1. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas
            Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya. Namun, disamping itu, dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih spesifik  yang juga maih berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memnuhi kewajibanya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas yang digunakan. Dalam praktinya, untuk mengukur rasio keuangan secara lengkap, dapat menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas yang ada.

Jenis-jenis rasio likuiditas  yang dapat digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan, yaitu ;
1.      Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalammembayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

5
  Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Versi terbaru pengukuran rasio lancar adalah mengurangi sediaan dan piutang. Aktiva lancar (current assets) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, biaya di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainya. Untang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksaimal satu tahun). Artinya, utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun.komponen utang lancar terdari dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang deviden, biaya diterima dimuka. Utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainya.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kindisi perusahaan baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk mengatakan kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, sebaliknya kita tahu bahwatarget yang telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis.
Dalam praktiknya sering kali dipakaibahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang baik atau  memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalamjangka pendek. Namun, sekali lagi untuk mengukur kinerja manajemen, ukuran yang terpenting adalah rata-rata industri untuk perusahaan yang sejenis.





6
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdV0GueXDF1sfbt5E06_aJPcycOF3XBJ5A9GArEGONBpSzmAVY4_hGCiTPRHpGlKpMiyqdh7GNBAEtKRV3yHPyOajXZcT3L8DFP6Rn9IO3YRM1INJwQVC4eUG_qfIHq-wzRpQ6_fwxG3s/s1600/1.png
2.      Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sendiaan (inventari). Artinya sediaan kita diabaikan , dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diungkapkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibanya dibandingkan dengan aktiva lancar lainya.
Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan nilai sediaan. Terkadang perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar di muka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgReuA4-OA0CWep8R0blYchGlyQ9N3pTMeS-68wkUxo_bqgdVbClUi3tANdjOYCt3RnMKxI4yDyFj3vLjznmVlMVUlu3XbdcIXKANbNodvR0ctAUbptjlvHSyIWJOSzUXN5QIUp1M0TaR8/s1600/3.png


7
3.      Rasio Kas (Cash Ratio)
Di samping kedua rasio yang sudah dibahas di atas, terkadang perusahaan juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan untuk membayar utangnya. Artinya dalam hal ini perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar lainya yaitu dengan menggunakan rasio lancar.
Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat di tunjukkan dari tersedianya dana kas atau atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan utang-utang jangka pendeknya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2MDIgKQVu-RUarllnnkCtAEEwiXlfG1Xw-tqFya3OGiYAhyPY-08tNxKw0ao58dbgbh42dt5QQtExfMNTfreV5eJyW8jvq5d97qGDcJjhtlL361lrg9au2lFhdNTk4pAtB3WdfeAjY8s/s1600/5.png
4.      Rasio Perputaran Kas
Menurut James O.Gill, rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.


8
Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja merupakan jumlah dari aktiva lancar. Hasil perhitungan rasio perputaran kas dapat diartikan sebagai berikut.
a.       Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti, ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihan.
b.      Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit. 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaFtRBY8vYURjk1Ecpn7ziysz2ZtoBtFOPS4BiH2ML2GV30UwFTvCKKxnqqhFMLeTZIyJVobMExcHAcVSb9LiDWt93flhrr155JYitLi84UrVqgRDrvIlJGLBXTlfS4A3RDi5aw5cJSE8/s1600/7.png
5.      Investori to Net Working Capital
Investori to Net Working Capital  merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan uang lancar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit3uPG0BqJmJjauvfhGDiaVprlwQbdDN2bGCx2RlUqH9UFBhPUDOj7VaKM30hi5dhEz9l9wFIYpS4Gr_JInuY-FImN7-o1C6qOJP0ItQQ1ma5rIxysRgWhA5_mDn1B6AFZq_p6ycYy8Ag/s1600/9.png








9
  1. Studi Kasus Analisis Rasio Likuiditas
           
Neraca
PT ABC
PER 31 DESEMBER 2001
( dalam ribuan rupiah )

Aktiva Lancar

Hutang lancar

Kas
200.000
Hutang dagang
300.000
Efek
200.000
Hutang wesel
100.000
Piutang
160.000
Hutang Pajak
160.000
Persediaan
840.000


Jumlah A.L.
1.400.000
Jumlah H.L.
560.000




Aktiva Tetap

Hutang jk. Panjang

Mesin
700.000
Obligasi
600.000
Akum. Penyusutan
100.000



600.000
Modal sendiri

Bangunan
1.000.000
Modal saham
1.200.000
Akum. Penyusutan
200.000
Agio saham
200.000

800.000

1.400.000
Tanah
100.000
Laba ditahan
440.000
Intangibles
100.000


Jumlah A.T.
1.600.000
Juml. Modal sendiri
1.840.000




Jumlah Aktiva
3.000.000
Jumlah pasiva
3.000.000








10

Statemen Laba – Rugi
PT ABC
Periode 31 Desember 2001
( dalam ribuan rupiah )
Penjualan
4.000.000
Harga pokok penjualan
3.000.000
Laba kotor
1.000.000
Biaya-biaya
570.000
Keuntungan sebelum bunga & pajak
430.000
Bi. Bunga obligasi ( 5 % x Rp 600.000 )
30.000
Keuntungan sebelum pajak
400.000
Pajak penghasilan
160.000
Keuntungan bersih setelah pajak
240.000

A. Hitunglah Rasio Likuiditas PT. ABC


 

RASIO KEUANGAN

 

METODE PERHITUNGAN

 

INTERPRETASI


I. RASIO LIKUIDITAS
A. Current Ratio
Aktiva Lancar
--------------------
Hutang Lancar
1.400.000
-------------  = 2,5 : 1 = 250%
560.000
Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Setiap hutang Lancar Rp 1,00 dijamin oleh oleh aktiva lancar Rp 2,50

B. Cash Ratio











Kas + Efek   =  400.000  =
HL                 560.000

= 0,71 atau 71%



Kemampuan membayar utang dengan segara yang harus dipenuhi  dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.
Setiap hutang Lancar  Rp1,00 dijamin oleh kas  dan efek Rp 0,71
C. Quick ratio (Acid Test  
     ratio)


Kas +Efek + Hutang
Hutang Lancar

200.000 + 20.000 + 160.000
560.000
= 1 : 1  atau 100%

Kemampuan untuk membayar utang  yg segera hrs dipenuhi
·   Dg aktiva lancar yg lebih likuid.

·   Setiap utang lancar Rp 1,00  dijamin dengan quick assets 1,00
D. Working Capital to
    Total    Assets Ratio

Aktiva Lancar – Ht Lancar
-------------------------------------
Jumlah Aktiva


1.400.000 – 560.000
------------------------------
3.000.000

= 0, 28  : 1 atau 28 %

Likuiditas dari total  aktiva dan posisi modal kerja neto.


Setiap Rp 1, 00  assets perusahaan Rp 0,28 terdiri dari  modal kerja (aktiva lancar)


























13
BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Pengertian lain likuiditas, adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibagi kewajiban lancar. Perusahaan yang mempunyai likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih menggambarkan tingkat likuiditas perusahaan ditunjukkan dengan rasio kas (kas dengan kewajiban lancar). Likuiditas merupakan biaya yang ditanggung pemodal jika ingin menjual sekuritasnya secara cepat.Rasio likuiditas antara lain terdiri dari:
Pertama. Current Ratio, yaitu membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar (current assets/current liabilities). Current Assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha yang normal yang lebi h besar. Current Liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu (1) tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha. Tersedianya sumber kas untuk memenuhi kewajiban tersebut berasal dari kas atau konversi kas dari aktiva lancar.
Kedua, Quick Ratio, yaitu membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Persediaan terdiri dari alat-alat kantor, bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Tujuan manajemen persediaan adalah mengadakan persediaan yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan pada biaya yang minimum. Suatu perusahaan yang mempunyai rasio cepat kurang dari 1:1 atau 100% dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya.
Rasio likuiditas yaitu rasio yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka pendek. Rasio likuiditas bertujuan menaksir kemampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan komitmen pembayaran keuangannya.

14
Semakin tinggi angka rasio likuiditas, akan semakin baik bagi investor. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan. Kenaikan harga saham ini mengindikasikan meningkatnya kinerja perusahaan dan hal ini juga akan berdampak pada para investor karena mereka akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasinya..
Ketiga. Current ratio/ working capital ratio/ current obligation, yaitu perbandingan aktiva lancar (current assets) dengan hutang lancar (current liabilities), current ratio (CR) = 2:1 merupakan ukuran kasar dan bukan merupakan pedoman yang mutlak bagi perusahaan, perusahaan perlu menetapkan batas maksimal CR, untuk mempertahankan kemampuan perusahaan, termasuk melalui kredit.
Keempat, Rasio Perputaran Kas Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan unyuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Kelima, Investory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan anrata aktiva lancar dengan utang lancar.
















15
DAFTAR PUSTAKA

1. Novia, Pengertian Rasio Likuiditas, Jenis, dan Kegunaannya dalam Perusahaan, Jurnal by Mekari 2017 https://www.jurnal.id › blog › 2017-pengertian-rasio-likuiditas-jenis-dan-keg

2. Wadiyo, 3 Rasio Likuiditas Yang Perlu Dipahami, Agar Utang Tidak Membebani Perusahaan, 2019 https://manajemenkeuangan.net › ... › Analisis Laporan Keuangan

 4. Rasio Likuiditas – Jenis, Pengertian, Contoh Soal, Rumus dan Analisis Liquidity Ratios, 2018 https://analis.co.id › Akuntansi & Rasio




 
























16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar